Kasus Covid-19 Melonjak, UGM Perkuat Peran Tim Psikolog
Senin, 12 Juli 2021 - 16:48 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan bisa mengakibatkan gangguan psikologis, baik bagi pasien, keluarga, masyarakat hingga tenaga kesehatan sehingga memerlukan penanganan.
Kepala Unit Konsultasi Psikologi (UKP) Fakultas Psikologi, Edilburga Wulan Saptandari, M.Psi., Ph.D., mengatakan sejak awal pandemi covid timnya sudah ikut serta dalam penanganan psikologis tersebut di bawah tim call center Satgas Covid UGM .
“Waktu itu di bawah Satgas Covid UGM ada call center. Nah, kita bergabung di situ,“kata Yayi, sapaan akrab Edilburga dilansir dari laman resmi UGM di ugm.ac.id, Senin (12/7).
Yayi menambahkan dengan melonjaknya kasus covid saat ini maka peran tim psikolog tersebut akan semakin diperkuat. Apalagi, UGM juga telah menyiapkan selter bagi pasien covid bergejala ringan di beberapa lokasi.
Untuk memberikan dukungan psikososial tersebut Fakultas Psikologi telah menyiapkan tim yang terdiri dari para mahasiswa Magister Psikologi maupun psikolog dari UGM dan rekanan. “Kita memiliki 55 psikolog internal dan nanti bisa melibatkan psikolog rekanan jika diperlukan,“imbuhnya.
Untuk memberikan penanganan dan dukungan psikososial ini, kata Yayi, bisa dilakukan secara bertahap. Misalnya, ketika pasien datang pertama kali bisa langsung mendapat penanganan psikologi dari para mahasiswa Magister Psikologi. Namun, jika kondisinya perlu penanganan lebih jauh maka akan dilanjutkan kepada para psikolog-dosen dari UKP Fakultas Psikologi maupun psikolog rekanan.
Menurutnya, tahapan penanganan psikologi korban Covid-19 secara prinsip perlu mendapatkan Psychological first aid (PFA) agar mereka lebih tenang, rileks dan tidak panik dengan kondisi yang dialami. Yayi mengakui saat ini gangguan psikologi tidak hanya dialami oleh pasien covid maupun kelurganya, namun juga tenaga kesehatan.
”Nakes saat ini juga sangat capek. Mereka nakes yang ada di garda depan hingga yang melakukan tracing kemudian satu per satu telpon ke keluarga maupun pasien. Tentu ada kecemasan termasuk munculnya psikosomatis,” kata Yayi.
Mereka yang memerlukan dukungan psikososial ini tingkat penanganannya berbeda-beda. Ada yang lebih mudah, namun ada pula yang sulit seperti mengalami depresi. Konseling yang diberikan ini sifatnya mendukung dan membantu agar mereka bisa segera lepas dari gangguan psikologi akibat Covid-19.
Kepala Unit Konsultasi Psikologi (UKP) Fakultas Psikologi, Edilburga Wulan Saptandari, M.Psi., Ph.D., mengatakan sejak awal pandemi covid timnya sudah ikut serta dalam penanganan psikologis tersebut di bawah tim call center Satgas Covid UGM .
“Waktu itu di bawah Satgas Covid UGM ada call center. Nah, kita bergabung di situ,“kata Yayi, sapaan akrab Edilburga dilansir dari laman resmi UGM di ugm.ac.id, Senin (12/7).
Yayi menambahkan dengan melonjaknya kasus covid saat ini maka peran tim psikolog tersebut akan semakin diperkuat. Apalagi, UGM juga telah menyiapkan selter bagi pasien covid bergejala ringan di beberapa lokasi.
Untuk memberikan dukungan psikososial tersebut Fakultas Psikologi telah menyiapkan tim yang terdiri dari para mahasiswa Magister Psikologi maupun psikolog dari UGM dan rekanan. “Kita memiliki 55 psikolog internal dan nanti bisa melibatkan psikolog rekanan jika diperlukan,“imbuhnya.
Untuk memberikan penanganan dan dukungan psikososial ini, kata Yayi, bisa dilakukan secara bertahap. Misalnya, ketika pasien datang pertama kali bisa langsung mendapat penanganan psikologi dari para mahasiswa Magister Psikologi. Namun, jika kondisinya perlu penanganan lebih jauh maka akan dilanjutkan kepada para psikolog-dosen dari UKP Fakultas Psikologi maupun psikolog rekanan.
Menurutnya, tahapan penanganan psikologi korban Covid-19 secara prinsip perlu mendapatkan Psychological first aid (PFA) agar mereka lebih tenang, rileks dan tidak panik dengan kondisi yang dialami. Yayi mengakui saat ini gangguan psikologi tidak hanya dialami oleh pasien covid maupun kelurganya, namun juga tenaga kesehatan.
”Nakes saat ini juga sangat capek. Mereka nakes yang ada di garda depan hingga yang melakukan tracing kemudian satu per satu telpon ke keluarga maupun pasien. Tentu ada kecemasan termasuk munculnya psikosomatis,” kata Yayi.
Mereka yang memerlukan dukungan psikososial ini tingkat penanganannya berbeda-beda. Ada yang lebih mudah, namun ada pula yang sulit seperti mengalami depresi. Konseling yang diberikan ini sifatnya mendukung dan membantu agar mereka bisa segera lepas dari gangguan psikologi akibat Covid-19.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda