Peringatan Hakteknas, Mendikbudristek: Kolaborasi akan Tingkatkan Mutu Inovasi
Rabu, 11 Agustus 2021 - 15:43 WIB
JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi ( Mendikbudristek ) Nadiem Anwar Makarim mengatakan diterbangkannya pesawat buatan anak negeri yang pertama pada 10 Agustus 1995 menjadi momentum untuk membangkitkan optimisme Indonesia akan inovasi anak bangsa .
Hanya saja, lanjut mantan petinggi Gojek ini, dalam perjalanannya kecintaan dan kebanggaan atas produk-produk buatan dalam negeri dapat dibilang cukup rendah.
"Pada satu sisi masyarakat merasa kualitas produk dalam negeri masih kurang bersaing. Di sisi lain cukup banyak inovasi pelajar dan mahasiswa yang kurang diberi tempat," katanya pada Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 2021 secara daring, Selasa (10/8/2021).
Menurut Nadiem, tantangan inilah yang sekarang menjadi salah satu prioritas Kemendikbudristek. Dia menjelaskan, salah satu cara terbaik untuk mengatasi tantangan tersebut adalah dengan mengedepankan semangat Merdeka Belajar yakni inovasi yang lahir dari kolaborasi.
Dia menerangkan, dalam konsep Merdeka Belajar peserta didik adalah prioritas utama. "Sehubungan dengan hal tersebut kita sebagai pendidik harus memberikan kemerdekaan kepada para pelajar untuk mencoba hal-hal baru dan menciptakan inovasi," tutur Nadiem.
Namun, menurutnya, penciptaan inovasi saja tidak cukup. Sebab globalisasi dan perkembangan zaman menuntut untuk menghilangkan batas dan sekat yang memisahkan antara bidang ilmu, sektor dan lembaga.
Oleh karena itulah, ucap alumni Harvard Business School ini, Kemendikbudristek meluncurkan program Merdeka Belajar seperti SMK pusat keunggulan, Kampus Merdeka Vokasi dan program lainnya untuk membuka pintu-pintu kolaborasi lintas sektor.
"Menghilangkan sekat-sekat dan membuka kolaborasi lintas lembaga sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu produk inovasi kita. Termasuk hilirisasinya," pungkasnya.
Hanya saja, lanjut mantan petinggi Gojek ini, dalam perjalanannya kecintaan dan kebanggaan atas produk-produk buatan dalam negeri dapat dibilang cukup rendah.
"Pada satu sisi masyarakat merasa kualitas produk dalam negeri masih kurang bersaing. Di sisi lain cukup banyak inovasi pelajar dan mahasiswa yang kurang diberi tempat," katanya pada Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 2021 secara daring, Selasa (10/8/2021).
Menurut Nadiem, tantangan inilah yang sekarang menjadi salah satu prioritas Kemendikbudristek. Dia menjelaskan, salah satu cara terbaik untuk mengatasi tantangan tersebut adalah dengan mengedepankan semangat Merdeka Belajar yakni inovasi yang lahir dari kolaborasi.
Dia menerangkan, dalam konsep Merdeka Belajar peserta didik adalah prioritas utama. "Sehubungan dengan hal tersebut kita sebagai pendidik harus memberikan kemerdekaan kepada para pelajar untuk mencoba hal-hal baru dan menciptakan inovasi," tutur Nadiem.
Namun, menurutnya, penciptaan inovasi saja tidak cukup. Sebab globalisasi dan perkembangan zaman menuntut untuk menghilangkan batas dan sekat yang memisahkan antara bidang ilmu, sektor dan lembaga.
Oleh karena itulah, ucap alumni Harvard Business School ini, Kemendikbudristek meluncurkan program Merdeka Belajar seperti SMK pusat keunggulan, Kampus Merdeka Vokasi dan program lainnya untuk membuka pintu-pintu kolaborasi lintas sektor.
"Menghilangkan sekat-sekat dan membuka kolaborasi lintas lembaga sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu produk inovasi kita. Termasuk hilirisasinya," pungkasnya.
(mpw)
tulis komentar anda