Tim Mahasiswa UMM Raih Juara Essay Terbaik Nasional
Minggu, 10 Oktober 2021 - 23:10 WIB
JAKARTA - Angkat ide museum edukasi Covid-19, tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang ( UMM ) raih penghargaan Best Essay kategori Pendidikan. Lomba nasional ini diselenggarakan oleh Lingkar Studi Mahasiswa Ekonomi dan Bisnis (LSME) Universitas Brawijaya dari mulai 1 September hingga 3 Oktober 2021.
Perwakilan tim, Sayla Salsabila, mengatakan bahwa inti dari essay yang dibuat timnya adalah gagasan mengenai peranan ekonomi digital dalam mempromosikan museum edukasi Covid-19 . Dalam gagasan tersebut Sayla dan tim memproyeksikan penggunaan teknologi augmented reality di museum edukasi Covid-19.
“Alasan mengapa kami mengambil gagasan ini karena di masa depan edukasi mengenai Covid-19 sangat diperlukan. Namun agar kemasannya lebih segar, kami menggunakan teknologi terkini yakni augmented reality. Hal ini dilakukan agar museum tidak monoton dan membosankan bagi masyarakat. Pengolahannya sendiri memanfaatkan ekonomi digital sebagai sarana pemasaran,” ungkan mahasiswa Fakultas Psikologi tersebut.
Mahasiswa baru UMM itu bercerita bahwa pengerjaan essay-nya memakan waktu lima hari. Hal itu meliputi pencarian ide yang akan diangkat, pencarian data dan referensi, kepenulisan, hingga editing serta penyesuaian sistematika.
Sayla mengaku bahwa timnya sedikit kesulitan dalam menentukan tema. Hal tersebut terjadi karena perbedaan bidang lomba dan latar belakang anggota tim dengan tema perlombaan. Oleh karenanya, persiapan diskusi kelompok terpumpun dan PowerPoint sedikit mengalami kendala.
“Kami semua berasal dari latar belakang psikologi, sementara lomba ini berfokus pada bidang ekonomi. Dengan adanya perbedaan tersebut, kami harus banyak belajar mengenai isu-isu ekonomi. Kami memperbanyak referensi dan data dari artikel maupun berita internet,” ungkap mahasiswa kelahiran Nganjuk tersebut.
Selain mendapat penghargaan Best Essay kategori Pendidikan, tim ini juga meraih penghargaan Best Speaker pada ajang yang sama. Dalam perlombaan tersebut, Sayla ditemani oleh dua mahasiswa lain yaitu Awalina Ridha Nabila dan Jabal Akbar Al-Hakam. Kedepannya, anak pertama dari dua bersaudara ini berharap dapat menorehkan lebih banyak karya lagi. Apalagi ia masih menginjak semester pertama di Kampus Putih.
“Yang sebenarnya ingin kami lakukan adalah berkarya, bukan hanya mencari kemenangan di perlombaan. Jadi, semoga ke depannya kami tidak cepat puas untuk terus belajar karena jalan yang harus ditempuh masih sangat panjang,” pungkasnya.
Perwakilan tim, Sayla Salsabila, mengatakan bahwa inti dari essay yang dibuat timnya adalah gagasan mengenai peranan ekonomi digital dalam mempromosikan museum edukasi Covid-19 . Dalam gagasan tersebut Sayla dan tim memproyeksikan penggunaan teknologi augmented reality di museum edukasi Covid-19.
“Alasan mengapa kami mengambil gagasan ini karena di masa depan edukasi mengenai Covid-19 sangat diperlukan. Namun agar kemasannya lebih segar, kami menggunakan teknologi terkini yakni augmented reality. Hal ini dilakukan agar museum tidak monoton dan membosankan bagi masyarakat. Pengolahannya sendiri memanfaatkan ekonomi digital sebagai sarana pemasaran,” ungkan mahasiswa Fakultas Psikologi tersebut.
Mahasiswa baru UMM itu bercerita bahwa pengerjaan essay-nya memakan waktu lima hari. Hal itu meliputi pencarian ide yang akan diangkat, pencarian data dan referensi, kepenulisan, hingga editing serta penyesuaian sistematika.
Sayla mengaku bahwa timnya sedikit kesulitan dalam menentukan tema. Hal tersebut terjadi karena perbedaan bidang lomba dan latar belakang anggota tim dengan tema perlombaan. Oleh karenanya, persiapan diskusi kelompok terpumpun dan PowerPoint sedikit mengalami kendala.
“Kami semua berasal dari latar belakang psikologi, sementara lomba ini berfokus pada bidang ekonomi. Dengan adanya perbedaan tersebut, kami harus banyak belajar mengenai isu-isu ekonomi. Kami memperbanyak referensi dan data dari artikel maupun berita internet,” ungkap mahasiswa kelahiran Nganjuk tersebut.
Selain mendapat penghargaan Best Essay kategori Pendidikan, tim ini juga meraih penghargaan Best Speaker pada ajang yang sama. Dalam perlombaan tersebut, Sayla ditemani oleh dua mahasiswa lain yaitu Awalina Ridha Nabila dan Jabal Akbar Al-Hakam. Kedepannya, anak pertama dari dua bersaudara ini berharap dapat menorehkan lebih banyak karya lagi. Apalagi ia masih menginjak semester pertama di Kampus Putih.
“Yang sebenarnya ingin kami lakukan adalah berkarya, bukan hanya mencari kemenangan di perlombaan. Jadi, semoga ke depannya kami tidak cepat puas untuk terus belajar karena jalan yang harus ditempuh masih sangat panjang,” pungkasnya.
(mpw)
tulis komentar anda