Kolaborasi 5 PTM, Dosen UMM Ini Teliti Bahan Baku Obat Alternatif
Jum'at, 11 Februari 2022 - 23:41 WIB
JAKARTA - Kolaborasi yang bagus dilakukan oleh 5 Perguruan Tinggi Muhammadiyah ( PTM ). Mereka kini berupaya melaksanakan penelitian ekstraksi eceng gondok dan kulit jeruk untuk bahan baku obat. Salah satu penggagasnya yakni Dosen Universitas Muhammadiyah Malang ( UMM ) apt. Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes.
Proposal penelitian yang ia gagas bersama rekan-rekannya berhasil lolos tahap pendanaan yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Muhammadiyah Aisyiyah (APTFMA). Adapun seleksi pemberian hibah tersebut melibatkan seluruh Universitas Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Indonesia.
Ina, sapaan akrabnya menjelaskan bahwa Industri farmasi Indonesia sampai saat ini masih bergantung pada impor pasokan bahan baku obat dari luar negeri. Kurang lebih ada sekitar 90% bahan baku pembuatan obat tablet bukan berasal dari dalam negeri. Maka menurutnya, Indonesia perlu segera mengembangkan bahan-bahan yang berpotensi menjadi bahan baku pembuatan obat.
“Jika penelitian eceng gondok dan kulit jeruk ini mendapat hasil yang bagus, kedua bahan tersebut tentu dapat membuat harga-harga obat menjadi lebih murah. Hal ini dikarenakan harga kedua bahan baku obat tersebut relatif tidak mahal ketimbang bahan impor dari luar negeri,” kata dosen kelahiran Batu tersebut.
Lebih lanjut, Ina juga menuturkan eceng gondok dan kulit jeruk dipilih karena mengandung serat selulosa dan tinggi akan kandungan antioksidan. Keduanya juga dapat memiliki pertumbuhan yang cepat dan cukup mudah didapatkan. Kelebihan ini dinilai dapat mempermudah proses pembuatan obat baik dalam skala laboratorium maupun skala industri.
"Eceng gondok diketahui memiliki kandungan selulosa yang tinggi yaitu 60% selulosa, 8% hemiselulosa, dan 17% lignin. Sedangkan kulit jeruk mengandung selulosa sebesar 5,36%. Dengan adanya persentase selulosa yang cukup besar, menjadikan kedua bahan alam ini dapat digunakan untuk bahan baku sediaan farmasi,” katanya.
Selain UMM, penelitian ini juga diinisiasi oleh 4 dosen dari universitas yang berbeda yaitu Universitas Muhammadiyah Lamongan, Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Universitas Muhammadiyah Bandung, dan Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon. Dijelaskan oleh Ina, sampai saat ini penelitian yang dilakukan telah mencapai tahap ekstraksi kulit jeruk dan eceng gondok.
“Saya tentu berharap penelitian yang kami upayakan ini mampu menghasilkan hasil posotif. Sehingga industri farmasi Indonesia dapat memiliki alternatif lain dalam bahan baku obat. Pun membuat masyarakat bisa mendapatkan obat dengan harga yang relatif lebih terjangkau,” tandasnya.
Proposal penelitian yang ia gagas bersama rekan-rekannya berhasil lolos tahap pendanaan yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Muhammadiyah Aisyiyah (APTFMA). Adapun seleksi pemberian hibah tersebut melibatkan seluruh Universitas Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Indonesia.
Ina, sapaan akrabnya menjelaskan bahwa Industri farmasi Indonesia sampai saat ini masih bergantung pada impor pasokan bahan baku obat dari luar negeri. Kurang lebih ada sekitar 90% bahan baku pembuatan obat tablet bukan berasal dari dalam negeri. Maka menurutnya, Indonesia perlu segera mengembangkan bahan-bahan yang berpotensi menjadi bahan baku pembuatan obat.
“Jika penelitian eceng gondok dan kulit jeruk ini mendapat hasil yang bagus, kedua bahan tersebut tentu dapat membuat harga-harga obat menjadi lebih murah. Hal ini dikarenakan harga kedua bahan baku obat tersebut relatif tidak mahal ketimbang bahan impor dari luar negeri,” kata dosen kelahiran Batu tersebut.
Lebih lanjut, Ina juga menuturkan eceng gondok dan kulit jeruk dipilih karena mengandung serat selulosa dan tinggi akan kandungan antioksidan. Keduanya juga dapat memiliki pertumbuhan yang cepat dan cukup mudah didapatkan. Kelebihan ini dinilai dapat mempermudah proses pembuatan obat baik dalam skala laboratorium maupun skala industri.
"Eceng gondok diketahui memiliki kandungan selulosa yang tinggi yaitu 60% selulosa, 8% hemiselulosa, dan 17% lignin. Sedangkan kulit jeruk mengandung selulosa sebesar 5,36%. Dengan adanya persentase selulosa yang cukup besar, menjadikan kedua bahan alam ini dapat digunakan untuk bahan baku sediaan farmasi,” katanya.
Selain UMM, penelitian ini juga diinisiasi oleh 4 dosen dari universitas yang berbeda yaitu Universitas Muhammadiyah Lamongan, Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Universitas Muhammadiyah Bandung, dan Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon. Dijelaskan oleh Ina, sampai saat ini penelitian yang dilakukan telah mencapai tahap ekstraksi kulit jeruk dan eceng gondok.
“Saya tentu berharap penelitian yang kami upayakan ini mampu menghasilkan hasil posotif. Sehingga industri farmasi Indonesia dapat memiliki alternatif lain dalam bahan baku obat. Pun membuat masyarakat bisa mendapatkan obat dengan harga yang relatif lebih terjangkau,” tandasnya.
(mpw)
tulis komentar anda