Mahasiswa ITS Gagas Elektrolit Padat Baterai dari Bambu Tali

Selasa, 05 April 2022 - 18:26 WIB
Tim mahasiswa ITS. Foto/Dok/Humas ITS
JAKARTA - Kebutuhan baterai akibat pengembangan mobil listrik yang terus digencarkan oleh pemerintah saat ini semakin meningkat. Namun, baterai mobil listrik yang saat ini dikomersialkan masih dianggap tidak ramah lingkungan dan mahal.

Berangkat dari permasalahan tersebut, Tim Neutrino dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas elektrolit padat baterai mobil listrik hasil ekstraksi bambu tali.

Kebutuhan baterai mobil listrik bisa mencapai 198 GWh pada tahun 2050 mendatang. Namun baterai mobil listrik yang dikomersialkan masih menggunakan elektrolit cair yang bersifat korosif, mudah menguap, dan meledak karena adanya short circuit.



“Dengan mengganti ke elektrolit padat, risiko tersebut bisa diminimalkan karena kestabilan thermalnya lebih tinggi,” jelas Ketua Tim Neutrino Andyan Rafi Setopratama, melalui siaran pers, Selasa (5/4/2022).

Baca: Dosen ITS Gagas Aplikasi Bumil Bahagia, Apa Kegunaannya?

Tak hanya itu, lanjut mahasiswa yang akrab disapa Rafi ini, baterai mobil listrik komersial apabila dibuang ke lingkungan akan menjadi limbah B3 (bahan berbahaya beracun).

Hal itu dikarenakan masih menggunakan bahan sintetis seperti polietilena dan polipropilen. Bahan-bahan sintetis ini pun mahal harganya, sehingga harga dari baterai mobil listrik komersial juga tinggi.

“Bahkan harga baterai mobil listrik Tesla setara dengan harga mobil Avanza,” ungkap mahasiswa Departemen Fisika ini.

Tim yang juga beranggotakan dua mahasiswa lainnya dari Departemen Fisika angkatan 2019 yaitu Phahul Zhemas Zul Nehan dan M Fatahillah Aqsa Laksana Bahtera Nuh ini terinspirasi dari penelitian serupa yang dilakukan oleh Ndruru pada tahun 2019 yang menggunakan kulit kakao.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More