Hebat, FT UI Juara Pertama Lomba Desain Jembatan NTU Singapura
Kamis, 21 April 2022 - 11:54 WIB
JAKARTA - Tim Henka Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) meraih Juara Pertama pada ajang Bridge Design Competition di Nanyang Technology University (NTU), Singapura . Mereka berhasil jadi jawara setelah menyisihkan 94 tim dari negara lain.
Mereka berasal dari Singapura, Indonesia, Malaysia, Vietnam, Mesir, India, dan tuan rumah dari Nanyang Technology University (NTU), Singapura. Tim Henka terdiri dari tiga mahasiswa Departemen Teknik Sipil angkatan 2019, yaitu Peter Hartono Halim, Ruben Agustinus Chesin, dan Antonio Novandy.
NTU Bridge Design Competition merupakan lomba rancang jembatan berdasarkan suatu studi kasus yang ditentukan panitia. Komponen penilaiannya mempertimbangkan desain jembatan, metode konstruksi efektif, meminimalisasi kerusakan lingkungan, manajemen konstruksi, dan pemahaman kondisi daerah kerja agar proses konstruksi dan jembatan tidak mengganggu kenyamanan sekitar. Selama 28 Februari 2022-2 April 2022, Tim Henka melewati 3 tahap kompetisi, yakni babak penyisihan, babak final, dan presentasi akhir.
Baca: Mahasiswa FKG UI Juara di 2 Kategori Ajang Internasional di Malaysia
“Studi kasus yang dihadapi oleh Tim Henka FTUI adalah merancang jembatan di Choa Chu Kang North 6 dan Woodlands Road. Lokasi ini memiliki kesulitan tersendiri dimana kontur tanah daerah tersebut tidak seragam serta adanya jalur pejalan kaki dan drainase yang tidak boleh dirusak,” kata Ketua Tim Henka Peter, melalui siaran pers, Kamis (21/4/2022).
“Selain itu, faktor kesulitan lainnya adalah kondisi eksisting bangunan di sekitar lokasi pembangunan, sehingga perlu dipertimbangkan metode konstruksi yang tidak mengganggu bangunan-bangunan tersebut,” tambahnya.
Mereka membuat desain dan metode yang cocok guna menghadapi tantangan konstruksi pada lokasi tersebut. Jembatan yang dirancang memiliki panjang 224.775 m dengan satu kurva Spiral-Circle-Spiral (SCS) dengan radius 95 m. Nantinya, jembatan akan terdiri dari sambungan jalan, satu jembatan balok, dan jembatan tunggal multibentang. Dua lajur jalan jembatan akan memiliki lebar masing-masing lajur 3,5 m dan lebar kedua tepinya 1,8 m untuk jalur pejalan kaki.
Baca juga: UGM Wisuda 1.346 Mahasiswa Pascasarjana, Ini Pesan Rektor
“Rancangan jembatan kami mengutamakan green factor atau faktor lingkungan dari konstruksi. Tim kami memanfaatkan beberapa inovasi konstruksi jembatan yang cukup ramah lingkungan. Selain itu, kami unggul dari segi detail manajemen konstruksi. Setiap step, alat berat yang digunakan, hingga mobilisasi yang dilakukan, kami rencanakan dengan matang dan detail. Hal ini memberikan kami nilai lebih di mata dewan juri,” ujar Ruben.
Mereka berasal dari Singapura, Indonesia, Malaysia, Vietnam, Mesir, India, dan tuan rumah dari Nanyang Technology University (NTU), Singapura. Tim Henka terdiri dari tiga mahasiswa Departemen Teknik Sipil angkatan 2019, yaitu Peter Hartono Halim, Ruben Agustinus Chesin, dan Antonio Novandy.
NTU Bridge Design Competition merupakan lomba rancang jembatan berdasarkan suatu studi kasus yang ditentukan panitia. Komponen penilaiannya mempertimbangkan desain jembatan, metode konstruksi efektif, meminimalisasi kerusakan lingkungan, manajemen konstruksi, dan pemahaman kondisi daerah kerja agar proses konstruksi dan jembatan tidak mengganggu kenyamanan sekitar. Selama 28 Februari 2022-2 April 2022, Tim Henka melewati 3 tahap kompetisi, yakni babak penyisihan, babak final, dan presentasi akhir.
Baca: Mahasiswa FKG UI Juara di 2 Kategori Ajang Internasional di Malaysia
“Studi kasus yang dihadapi oleh Tim Henka FTUI adalah merancang jembatan di Choa Chu Kang North 6 dan Woodlands Road. Lokasi ini memiliki kesulitan tersendiri dimana kontur tanah daerah tersebut tidak seragam serta adanya jalur pejalan kaki dan drainase yang tidak boleh dirusak,” kata Ketua Tim Henka Peter, melalui siaran pers, Kamis (21/4/2022).
“Selain itu, faktor kesulitan lainnya adalah kondisi eksisting bangunan di sekitar lokasi pembangunan, sehingga perlu dipertimbangkan metode konstruksi yang tidak mengganggu bangunan-bangunan tersebut,” tambahnya.
Mereka membuat desain dan metode yang cocok guna menghadapi tantangan konstruksi pada lokasi tersebut. Jembatan yang dirancang memiliki panjang 224.775 m dengan satu kurva Spiral-Circle-Spiral (SCS) dengan radius 95 m. Nantinya, jembatan akan terdiri dari sambungan jalan, satu jembatan balok, dan jembatan tunggal multibentang. Dua lajur jalan jembatan akan memiliki lebar masing-masing lajur 3,5 m dan lebar kedua tepinya 1,8 m untuk jalur pejalan kaki.
Baca juga: UGM Wisuda 1.346 Mahasiswa Pascasarjana, Ini Pesan Rektor
“Rancangan jembatan kami mengutamakan green factor atau faktor lingkungan dari konstruksi. Tim kami memanfaatkan beberapa inovasi konstruksi jembatan yang cukup ramah lingkungan. Selain itu, kami unggul dari segi detail manajemen konstruksi. Setiap step, alat berat yang digunakan, hingga mobilisasi yang dilakukan, kami rencanakan dengan matang dan detail. Hal ini memberikan kami nilai lebih di mata dewan juri,” ujar Ruben.
tulis komentar anda