Ini Karier Paling Menjanjikan Buat Milenial dan Gen Z Masa Depan

Kamis, 19 Mei 2022 - 21:02 WIB
Kegiatan Praktikum di Laboratorium Teknik Perminyakan Universitas Pertamina. Foto/Dok/Humas Uper
JAKARTA - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi ( Kemendikbudristek ) melalui akun Instagram resminya merilis daftar profesi paling menjanjikan di masa depan. Salah satu profesi yang kemudian ramai diperbincangkan adalah Data Scientist.

World Economic Forum (WEF) dalam laporan bertajuk ‘The Future of Jobs Report 2020’ menyebutkan, data scienctist akan menjadi profesi yang paling bersinar dan dibutuhkan di tahun 2025. Sementara itu, US Bureau of Labor Statistics pada April 2022 lalu mencatat, data scientist masuk dalam daftar 20 pekerjaan dengan pertumbuhan tercepat. Bahkan, pertumbuhannya diperkirakan mencapai 22 persen hingga 10 tahun ke depan.



Melihat besarnya potensi profesi ini, dua mahasiswa Program Studi Teknik Perminyakan Univesitas Pertamina , Firman Cahya Putra Adistia dan Mochammad Naufal Septifiandi, bercita-cita menjadi data scientist di bidang minyak dan gas bumi (migas). Tak hanya membekali diri dengan kemampuan akademik, untuk mewujudkan mimpinya, keduanya aktif mengikuti berbagai kegiatan pengembangan diri dan kompetisi di bidang data science.

Teranyar, keduanya berhasil menyabet Juara 1 untuk kategori Paper and Poster Competition pada kompetisi internasional bergengsi di bidang energi dan teknologi besutan ITB, Integrated Petroleum Engineering Festival (IPFEST).

“Di ajang tersebut, seluruh peserta ditantang untuk dapat memberikan inovasi di industri energi. Karena ketertarikan kami di bidang data science, kami menawarkan solusi penggunaan Machine Learning untuk memprediksi nilai cadangan minyak atau Estimated Ultimated Recovery (EUR) di lapangan shale,” ungkap Firman dalam keterangan pers, Kamis (19/5/2022).



Lapangan minyak jenis ini, lanjut Firman, terdiri atas batuan serpihan. Umunya, memiliki nilai permebilitas dan porositas yang rendah. Dibutuhkan proses perekahan untuk mendapatkan minyak yang terkandung di dalamnya. “Sehingga, perhitungan EURnya sangat rumit karena melibatkan proses numerik yang kompleks. Dengan inovasi kami, perhitungan EUR di lapangan shale bisa dilakukan dengan lebih efisien,” tutur Firman.

Untuk memprediksi nilai cadangan minyak di lapangan shale secara presisi, Firman dan Naufal mengolah lebih dari 500 data sumur minyak untuk selanjutnya diolah menggunakan algoritma pada machine learning. “Dari hasil studi yang kami lakukan, kami berhasil memprediksi nilai EUR dengan akurasi hingga 87.516 persen,” terang Firman.

Menurut mahasiswa yang gemar melakukan coding tersebut, di industri migas, eksplorasi adalah tahap yang paling banyak memakan biaya. “Sehingga, dengan efisiensi pengolahan data yang dilakukan, perusahaan akan menghemat waktu yang pastinya juga akan berdampak pada penghematan biaya. Target pencarian cadangan minyak juga dapat dicapai dengan lebih efisien,” jelas Firman.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More