Tokoh-tokoh Pendidikan Islam Paling Termasyur di Indonesia, Ini Daftarnya
Senin, 06 Juni 2022 - 12:12 WIB
JAKARTA - Ada sejumlah tokoh pendidikan Islam yang sangat termasyur. Pendidikan mempunyai peran penting dalam meningkatkan kemajuan bangsa dan negara. Demi meningkatkan mutu pendidikan Indonesia, sejumlah tokoh Islam memberikan kontribusinya.
Mereka telah menyumbangkan tenaga hingga pikiran demi kemajuan pendidikan Indonesia . Berikut tokoh-tokoh pendidikan Islam.
1. KH Abdul Wahid Hasyim
KH Abdul Wahid Hasyim merupakan ayah dari Presiden keempat Indonesia, KH Abdurrahman Wahid. Ia lahir di Jombang, pada 1 Juni 1964. Ketika usianya 20 tahun, Abdul Wahid Hasyim membantu ayahnya dalam menyusun kurikulum pesantren, menulis surat balasan dari para ulama atas nama ayahnya dalam bahasa Arab, hingga mewakili sang ayah dalam berbagai pertemuan dengan para tokoh.
Ia pernah mengusulkan untuk mengubah sistem klasikal dengan sistem tutorial dan memasukkan materi ilmu pengetahuan umum ke pesantren. Akan tetapi, ayahnya menolak usulan tersebut. Pada 1935, Abdul Wahid Hasyim mengusulkan pendirian Madrasah Nidzmiyah, yang kemudian diterima oleh sang ayah.
Di Madrasah Nidzmiyah, komposisi pembelajaran terbagi atas 70% ilmu pengetahuan umum dan 30% ilmu agama.
2. KH Hasyim Asy'ari
KH Hasyim Asy'ari dikenal sebagai pendiri serta pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang yang menyandang gelar Rais Akbar. Tokoh kelahiran Jombang, 14 Februari 1871 ini sudah melanglang ke sejumlah pesantren untuk menuntut ilmu ketika usianya 15 tahun. Setelah menikah, Hasyim Asy’ari menunaikan haji dan kemudian belajar dari beberapa ulama di Mekkah.
Baca Juga
Mereka telah menyumbangkan tenaga hingga pikiran demi kemajuan pendidikan Indonesia . Berikut tokoh-tokoh pendidikan Islam.
1. KH Abdul Wahid Hasyim
KH Abdul Wahid Hasyim merupakan ayah dari Presiden keempat Indonesia, KH Abdurrahman Wahid. Ia lahir di Jombang, pada 1 Juni 1964. Ketika usianya 20 tahun, Abdul Wahid Hasyim membantu ayahnya dalam menyusun kurikulum pesantren, menulis surat balasan dari para ulama atas nama ayahnya dalam bahasa Arab, hingga mewakili sang ayah dalam berbagai pertemuan dengan para tokoh.
Ia pernah mengusulkan untuk mengubah sistem klasikal dengan sistem tutorial dan memasukkan materi ilmu pengetahuan umum ke pesantren. Akan tetapi, ayahnya menolak usulan tersebut. Pada 1935, Abdul Wahid Hasyim mengusulkan pendirian Madrasah Nidzmiyah, yang kemudian diterima oleh sang ayah.
Di Madrasah Nidzmiyah, komposisi pembelajaran terbagi atas 70% ilmu pengetahuan umum dan 30% ilmu agama.
2. KH Hasyim Asy'ari
KH Hasyim Asy'ari dikenal sebagai pendiri serta pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang yang menyandang gelar Rais Akbar. Tokoh kelahiran Jombang, 14 Februari 1871 ini sudah melanglang ke sejumlah pesantren untuk menuntut ilmu ketika usianya 15 tahun. Setelah menikah, Hasyim Asy’ari menunaikan haji dan kemudian belajar dari beberapa ulama di Mekkah.
tulis komentar anda