Pemerintah Harus Gaet Masyarakat Tangani Masalah Pendidikan di Masa Pandemi
Selasa, 23 Juni 2020 - 20:01 WIB
JAKARTA - Ketua Perkumpulan Kader Bangsa Dimas Oky Nugroho meminta pemerintah untuk mendengar masukan kalangan masyarakat sipil yang peduli terhadap isu pendidikan. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan solusi terbaik mengatasi tantangan proses belajar mengajar di masa pandemi virus Corona (Covid-19).
(Baca juga: Update Corona di Indonesia 23 Juni 2020: 47.896 Positif, 19.241 Sembuh, dan 2.535 Meninggal)
"Isu pendidikan di tengah pandemi sangat luas dan kompleks. Diperlukan kejernihan, kehatian-hatian, tapi juga progresivitas, inovasi, dan kedisiplinan untuk menyelesaikannya. Pemerintah tingkat nasional sampai daerah bisa lebih proaktif menjemput bola dengan mengundang perwakilan masyarakat guna mendengarkan masukan dan ide mereka terkait proses belajar mengajar terbaik untuk anak didik di masa new normal," kata Dimas Oky, Selasa (23/6/2020).
(Baca juga: Pemerintah Harus Transparan soal Dana Ratusan Triliun untuk Covid-19)
Dimas menjelaskan, masalah pendidikan tidak bisa diselesaikan dan diserahkan kepada pemerintah saja. Menurutnya, semua elemen harus berkolaborasi serta bergotong-royong untuk menyelesaikan masalah pendidikan ini mulai dari dasar menengah sampai pendidikan tinggi.
"Saya rasa perlu sinergi antar lembaga seperti pemerintah pusat, proponsi, kabupaten dan kota, BUMN, perusahaan swasta, dan organisasi masyarakat untuk peduli dan mencari solusi bersama menghadapi opsi-opsi pengajaran terbaik untuk peserta didik, khususnya ketika opsinya adalah dimulai kembali pendidikan tatap muka," ujarnya.
Namun untuk sejumlah daerah yang masih berkutat dalam zona merah maka opsinya tentunya adalah kelas jarak jauh atau online. Namun kelas online sekalipun pemerintah tetap harus mencari solusi agar akses dan kualitas belajar belajar tetap berlangsung baik.
"Jangan sampai kita kehilangan satu generasi terkait kualitas SDM yang berkarakter karena menurunnya kualitas, konsentrasi serta intensitas belajar-mengajar aktif. Inovasi pengajaran harus dilakukan, akses internet harus terjamin baik”, ungkapnya.
Intinya ungkap Dimas, jika keinginannya adalah hendak memulai lagi kegiatan tatap muka di kelas. Maka ia menganjurkan untuk dilakukan secara ketat, dengan memahami dan menjalankan protokol kesehatan, serta dapat dilakukan secara bertahap bergelombang mengikuti perkembangan pandemi di suatu daerah tertentu. Tidak bisa disamakan untuk semua daerah dan semua peserta didik.
(Baca juga: Update Corona di Indonesia 23 Juni 2020: 47.896 Positif, 19.241 Sembuh, dan 2.535 Meninggal)
"Isu pendidikan di tengah pandemi sangat luas dan kompleks. Diperlukan kejernihan, kehatian-hatian, tapi juga progresivitas, inovasi, dan kedisiplinan untuk menyelesaikannya. Pemerintah tingkat nasional sampai daerah bisa lebih proaktif menjemput bola dengan mengundang perwakilan masyarakat guna mendengarkan masukan dan ide mereka terkait proses belajar mengajar terbaik untuk anak didik di masa new normal," kata Dimas Oky, Selasa (23/6/2020).
(Baca juga: Pemerintah Harus Transparan soal Dana Ratusan Triliun untuk Covid-19)
Dimas menjelaskan, masalah pendidikan tidak bisa diselesaikan dan diserahkan kepada pemerintah saja. Menurutnya, semua elemen harus berkolaborasi serta bergotong-royong untuk menyelesaikan masalah pendidikan ini mulai dari dasar menengah sampai pendidikan tinggi.
"Saya rasa perlu sinergi antar lembaga seperti pemerintah pusat, proponsi, kabupaten dan kota, BUMN, perusahaan swasta, dan organisasi masyarakat untuk peduli dan mencari solusi bersama menghadapi opsi-opsi pengajaran terbaik untuk peserta didik, khususnya ketika opsinya adalah dimulai kembali pendidikan tatap muka," ujarnya.
Namun untuk sejumlah daerah yang masih berkutat dalam zona merah maka opsinya tentunya adalah kelas jarak jauh atau online. Namun kelas online sekalipun pemerintah tetap harus mencari solusi agar akses dan kualitas belajar belajar tetap berlangsung baik.
"Jangan sampai kita kehilangan satu generasi terkait kualitas SDM yang berkarakter karena menurunnya kualitas, konsentrasi serta intensitas belajar-mengajar aktif. Inovasi pengajaran harus dilakukan, akses internet harus terjamin baik”, ungkapnya.
Intinya ungkap Dimas, jika keinginannya adalah hendak memulai lagi kegiatan tatap muka di kelas. Maka ia menganjurkan untuk dilakukan secara ketat, dengan memahami dan menjalankan protokol kesehatan, serta dapat dilakukan secara bertahap bergelombang mengikuti perkembangan pandemi di suatu daerah tertentu. Tidak bisa disamakan untuk semua daerah dan semua peserta didik.
(maf)
tulis komentar anda