Mahasiswa Universitas Pertamina Juara 1 Bidang Poster dan Paper di Ajang AEIG 2022
Rabu, 13 Juli 2022 - 23:46 WIB
JAKARTA - Tiga mahasiswa Program Studi Teknik Geofisika Universitas Pertamina (UPER) meraih Juara I padaBidang Poster dan Paper pada Kompetisi Advancing Indonesia’s Energy with Geophysics (AEIG) 2022 yang diselenggarakan Universitas Indonesia (UI).
Ketiga mahasiswa tersebut adalah Ajifandi Iman Arif Nugraha, Muhammad Yahya Muflih Abad, dan Fachri Naya.
Hasil dari penelitian yang dilakukan Ajifandi dan tim memberi alternatif solusi guna memperkirakan potensi kerusakan suatu wilayah akibat gempa, seperti yang baru-baru ini terjadi di Tanggamus, Lampung.
Ajifandi mengatakan, tim menggunakan metode Inversi Kedalaman Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR). Metode ini bekerja dengan cara merekam gelombang seismik, termasuk Gelombang S di bawah permukaan.
"Metode ini bermanfaat memberi informasi tingkat kerentanan suatu wilayah akibat gempa. Juga bisa digunakan sebagai acuan dalam pembuatan pondasi bangunan. Misalnya di wilayah yang jenis tanahnya lunak, dalam membuat pondasi bangunan setidaknya harus dibuat lebih dalam di lapisan tanah yang lebih keras," ungkap Ajifandi dalam keterangan pers, Rabu (13/7/2022).
“Penelitian terhadap potensi kerusakan tersebut, dipetakan berdasarkan karakteristik tanah dengan melihat kondisi bawah permukaan bumi. Tim memanfaatkan data seismograf dari lima stasiun temporer milik Komite Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG yang terpasang di Provinsi Lampung,” jelasnya.
Hasil dari penelitian yang dilakukan Ajifandi dan tim menunjukkan bahwa jenis tanah yang terdapat di empat stasiun penelitian termasuk ke dalam jenis tanah sedang dengan potensi kerusakan yang tidak terlalu tinggi.
Ketiga mahasiswa tersebut adalah Ajifandi Iman Arif Nugraha, Muhammad Yahya Muflih Abad, dan Fachri Naya.
Hasil dari penelitian yang dilakukan Ajifandi dan tim memberi alternatif solusi guna memperkirakan potensi kerusakan suatu wilayah akibat gempa, seperti yang baru-baru ini terjadi di Tanggamus, Lampung.
Ajifandi mengatakan, tim menggunakan metode Inversi Kedalaman Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR). Metode ini bekerja dengan cara merekam gelombang seismik, termasuk Gelombang S di bawah permukaan.
"Metode ini bermanfaat memberi informasi tingkat kerentanan suatu wilayah akibat gempa. Juga bisa digunakan sebagai acuan dalam pembuatan pondasi bangunan. Misalnya di wilayah yang jenis tanahnya lunak, dalam membuat pondasi bangunan setidaknya harus dibuat lebih dalam di lapisan tanah yang lebih keras," ungkap Ajifandi dalam keterangan pers, Rabu (13/7/2022).
“Penelitian terhadap potensi kerusakan tersebut, dipetakan berdasarkan karakteristik tanah dengan melihat kondisi bawah permukaan bumi. Tim memanfaatkan data seismograf dari lima stasiun temporer milik Komite Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG yang terpasang di Provinsi Lampung,” jelasnya.
Hasil dari penelitian yang dilakukan Ajifandi dan tim menunjukkan bahwa jenis tanah yang terdapat di empat stasiun penelitian termasuk ke dalam jenis tanah sedang dengan potensi kerusakan yang tidak terlalu tinggi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda