Miris! 52 Tahun Mengabdi Jadi Guru Honorer, Kakek Ini Masih Terima Upah Rp350 Ribu per Bulan
Senin, 25 Juli 2022 - 19:01 WIB
JAKARTA - Hadjarudin Supiana, guru honorer di Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Cianjur ini sudah mengabdi selama 52 tahun di sekolahnya.
Seperti biasa, kakek berusia 75 tahun tersebut berangkat ke sekolah dengan melewati tapal batas antara Cianjur dengan Bandung Barat.
Langkahnya memang tidak setegak semasa muda, namun semangatnya untuk menempuh perjalanan 5 kilometer menuju sekolah tetap terjaga hingga kini.
Ia sejatinya adalah warga Desa Sukasirna, Kecamatan Campakamulya, Kabupaten Cianjur. Tempat tinggalnya merupakan pelosok di wilayah Kabupaten Cianjur, yang jaraknya sekitar 75 kilometer dari perkotaan.
Sementara tempatnya mengajar kini berada di SDN Babakan Sirna yang berada di Kampung Leuwipanto, RT 01/06, Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, KBB. Jaraknya sekitar 58 kilometer apabila ditempuh dari Ibu Kota Bandung Barat, Ngamprah.
"Bapak jadi guru dari tahun 1970-an. Waktu itu masih di Cianjur," ucap Hadjarudin kepada media baru-baru ini.
Tentunya butuh perjuangan hebat di tengah berbagai keterbatasan. Namun, bagi sosok pria kelahiran 8 Oktober 1947 itu itu bukan hambatan. Semangatnya tetap membara meskipun upah yang diterimanya jauh dari layak.
Seperti biasa, kakek berusia 75 tahun tersebut berangkat ke sekolah dengan melewati tapal batas antara Cianjur dengan Bandung Barat.
Langkahnya memang tidak setegak semasa muda, namun semangatnya untuk menempuh perjalanan 5 kilometer menuju sekolah tetap terjaga hingga kini.
Ia sejatinya adalah warga Desa Sukasirna, Kecamatan Campakamulya, Kabupaten Cianjur. Tempat tinggalnya merupakan pelosok di wilayah Kabupaten Cianjur, yang jaraknya sekitar 75 kilometer dari perkotaan.
Sementara tempatnya mengajar kini berada di SDN Babakan Sirna yang berada di Kampung Leuwipanto, RT 01/06, Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, KBB. Jaraknya sekitar 58 kilometer apabila ditempuh dari Ibu Kota Bandung Barat, Ngamprah.
"Bapak jadi guru dari tahun 1970-an. Waktu itu masih di Cianjur," ucap Hadjarudin kepada media baru-baru ini.
Tentunya butuh perjuangan hebat di tengah berbagai keterbatasan. Namun, bagi sosok pria kelahiran 8 Oktober 1947 itu itu bukan hambatan. Semangatnya tetap membara meskipun upah yang diterimanya jauh dari layak.
tulis komentar anda