Raih Beasiswa, Anak Pedagang Kerupuk Ini Kuliah IT Gratis di Binus
Rabu, 10 Agustus 2022 - 13:13 WIB
JAKARTA - Remaja asal Tasikmalaya, Jawa Barat, Islam Nurul Yaqin meraih beasiswa SEMESTA. Anak dari pedagang kerupuk keliling ini pun bisa melanjutkan kuliah gratis jurusan Sistem Informasi di Bina Nusantara University (Binus).
Islam Nurul Yaqin yang akrab disapa Islam ini awalnya mengaku sudah tak berharap bisa kuliah seperti teman-temannya. Biaya kuliah yang tinggi membuat Islam yakin ia tak ingin membebani Iyun, sang ayah yang hanya berdagang kerupuk.
“Saya sudah sempat mendaftar di kampus negeri dan diterima. Namun berat untuk mengambilnya karena dagangan ayah juga kian menurun setelah Pandemi Covid-19,” kenang Islam dalam Penganugerahan Beasiswa SEMESTA di Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, melalui siaran pers, Rabu (10/8/2022).
Baca juga: Raih Gelar Doktor Usia 26 tahun, Mahasiswi IPB Teliti Hewan Purba
Namun kegigihannya untuk berkuliah tak memadamkan semangat Islam. Ia mengikuti rangkaian seleksi Beasiswa SEMESTA secara diam-diam tanpa sepengetahuan orang tuanya. Selama proses seleksi, Islam menunjukkan keahliannya dalam membuat aplikasi dan menginstallnya ke server online (docking) hanya dalam waktu semalam. Biasanya, proses menginstall suatu aplikasi online bisa berlangsung hingga berbulan-bulan.
Kemahirannya di bidang IT membuat Islam menjadi salah satu dari 50 pemenang Beasiswa SEMESTA. Beasiswa ini memberi kesempatan untuk berkuliah pada jurusan di Teknik Informatika (IT) di kampus seluruh Indonesia yang telah bekerjasama dengan SEVIMA, senilai total Rp1 miliar. Sambil kuliah, pemenang juga akan mendapatkan kesempatan berkarya dan digaji oleh Education Technology SEVIMA (PT. Sentra Vidya Utama).
“Saya memilih berkuliah di Sistem Informasi Binus University. Jadi dengan Beasiswa SEMESTA ini, saya sambil kuliah, sambil bantu-bantulah kerja buat keluarga,” ungkap Islam.
Kenal IT Berawal dari Jaga Warnet Milik Saudara
Siapa sangka, perkenalan Islam di bidang IT dimulai dari tugas menjaga warung internet (warnet) milik saudara sejak kelas 6 SD. Hal-hal yang dilakukan anak bungsu dari pasangan Bapak Iyun dan Ibu Apong itu ketika di warnet awalnya relatif sederhana: memberi akses bagi pengguna, menjaga internet tetap nyala, hingga menarik karcis sewa komputer.
Islam Nurul Yaqin yang akrab disapa Islam ini awalnya mengaku sudah tak berharap bisa kuliah seperti teman-temannya. Biaya kuliah yang tinggi membuat Islam yakin ia tak ingin membebani Iyun, sang ayah yang hanya berdagang kerupuk.
“Saya sudah sempat mendaftar di kampus negeri dan diterima. Namun berat untuk mengambilnya karena dagangan ayah juga kian menurun setelah Pandemi Covid-19,” kenang Islam dalam Penganugerahan Beasiswa SEMESTA di Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, melalui siaran pers, Rabu (10/8/2022).
Baca juga: Raih Gelar Doktor Usia 26 tahun, Mahasiswi IPB Teliti Hewan Purba
Namun kegigihannya untuk berkuliah tak memadamkan semangat Islam. Ia mengikuti rangkaian seleksi Beasiswa SEMESTA secara diam-diam tanpa sepengetahuan orang tuanya. Selama proses seleksi, Islam menunjukkan keahliannya dalam membuat aplikasi dan menginstallnya ke server online (docking) hanya dalam waktu semalam. Biasanya, proses menginstall suatu aplikasi online bisa berlangsung hingga berbulan-bulan.
Kemahirannya di bidang IT membuat Islam menjadi salah satu dari 50 pemenang Beasiswa SEMESTA. Beasiswa ini memberi kesempatan untuk berkuliah pada jurusan di Teknik Informatika (IT) di kampus seluruh Indonesia yang telah bekerjasama dengan SEVIMA, senilai total Rp1 miliar. Sambil kuliah, pemenang juga akan mendapatkan kesempatan berkarya dan digaji oleh Education Technology SEVIMA (PT. Sentra Vidya Utama).
“Saya memilih berkuliah di Sistem Informasi Binus University. Jadi dengan Beasiswa SEMESTA ini, saya sambil kuliah, sambil bantu-bantulah kerja buat keluarga,” ungkap Islam.
Kenal IT Berawal dari Jaga Warnet Milik Saudara
Siapa sangka, perkenalan Islam di bidang IT dimulai dari tugas menjaga warung internet (warnet) milik saudara sejak kelas 6 SD. Hal-hal yang dilakukan anak bungsu dari pasangan Bapak Iyun dan Ibu Apong itu ketika di warnet awalnya relatif sederhana: memberi akses bagi pengguna, menjaga internet tetap nyala, hingga menarik karcis sewa komputer.
tulis komentar anda