Guru Besar Unpad Kembangkan Mikrokapsul Minyak Asiri untuk Tekstil, Apa Fungsinya?
Rabu, 24 Agustus 2022 - 13:49 WIB
JAKARTA - Produksi jeruk di dunia diperkirakan berkisar hingga 53,84 juta ton/tahun. Namun ada masalah limbah di baliknya. Guru Besar Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran ( Unpad ) Prof. Dr. Euis Julaeha menyebut limbah buah jeruk, seperti kulit dan biji, memiliki kandungan kimia yang bermanfaat. Salah satu kandungan dalam kulit jeruk adalah minyak asiri.
Minyak asiri dari kulit jeruk merupakan metabolit sekunder yang terdiri atas mono, seskui terpene, dan terpene teroksigenasi. “Telah banyak dilaporkan bahwa minyak asiri ini mempunyai aktivitas biologi sebagai antimikroba, antinyamuk, antioksidan, aromaterapi, insektisida, antikanker, dan antiinflamasi,” tutur Prof. Euis, dikutip dari laman resmi Unpad, Rabu (24/8/2022).
Baca juga: Mahasiswa IT Merapat, Kemensetneg Buka Lowongan Magang
Selain dari kulit, minyak asiri juga bisa diperoleh dari biji jeruk. Biji jeruk juga dapat menghasilkan minyak non-asiri yang merupakan metabolit sekunder dan memiliki aktivitas biologi sebagai insektisida, antioksidan, dan antimikroba.
Beberapa komponen dari jeruk lainnya yang bisa menghasilkan minyak asiri adalah kulit kayu, akar, daun, dan bunga. Lebih lanjut Prof. Euis menjelaskan, minyak asiri pada jeruk dapat diperoleh dengan menggunakan berbagai metode, baik berupa metode konvensional serta metode nonkonvensional. Pada metode konvensional, yang paling banyak digunakan adalah melalui hidrodistilasi menggunakan air.
“Hidrodistilasi menggunakan air ada tiga metode, yaitu dengan menggunakan air secara langsung, menggunakan air dan uap, serta uap langsung,” jelasnya.
Baca juga: Kuliah S1 Gratis di Oxford atau Cambridge dengan Jardine Scholarship, Yuk Daftar
Mikrokapsul Prof. Euis sendiri telah banyak melakukan penelitian mengenai aktivitas minyak asiri. Salah satu penelitiannya adalah pengembangan metode mikroenkapsulasi untuk minyak asiri. Diakui Prof. Euis, minyak asiri telah terbukti memiliki berbagai aktivitas, tetapi dalam aplikasinya minyak asiri memiliki berbagai kelemahan.
Kelemahan dari minyak asiri di antaranya mudah menguap, terdegradasi, dan teroksidasi. “Kami memikirkan bagaimana caranya agar kami tetap memanfaatkan potensi aktivitas dari minyak asiri sehingga bisa diaplikasikan,” kata Prof. Euis.
Bekerja sama dengan Balai Besar Tekstil, Prof. Euis dan tim melakukan pembuatan mikrokapsul. Melalui kerja sama ini, Prof. Euis mengembangkan mikrokapsul minyak asiri yang bisa diaplikasikan untuk keperluan tekstil. Dari penelitian tersebut, Prof. Euis berhasil mengembangkan kain berisi mikrokapsul yang memiliki aktivitas antinyamuk.
Selain itu, aplikasi mikrokapsul juga bisa digunakan untuk kosmetikotekstil. “Tekstil yang sudah kami sisipi dengan mikrokapsul memiliki fungsi lain tidak hanya sebagai pakaian, tetapi juga antibakteri ataupun fungsi-fungsi lainnya,” kata Prof. Euis.
Minyak asiri dari kulit jeruk merupakan metabolit sekunder yang terdiri atas mono, seskui terpene, dan terpene teroksigenasi. “Telah banyak dilaporkan bahwa minyak asiri ini mempunyai aktivitas biologi sebagai antimikroba, antinyamuk, antioksidan, aromaterapi, insektisida, antikanker, dan antiinflamasi,” tutur Prof. Euis, dikutip dari laman resmi Unpad, Rabu (24/8/2022).
Baca juga: Mahasiswa IT Merapat, Kemensetneg Buka Lowongan Magang
Selain dari kulit, minyak asiri juga bisa diperoleh dari biji jeruk. Biji jeruk juga dapat menghasilkan minyak non-asiri yang merupakan metabolit sekunder dan memiliki aktivitas biologi sebagai insektisida, antioksidan, dan antimikroba.
Beberapa komponen dari jeruk lainnya yang bisa menghasilkan minyak asiri adalah kulit kayu, akar, daun, dan bunga. Lebih lanjut Prof. Euis menjelaskan, minyak asiri pada jeruk dapat diperoleh dengan menggunakan berbagai metode, baik berupa metode konvensional serta metode nonkonvensional. Pada metode konvensional, yang paling banyak digunakan adalah melalui hidrodistilasi menggunakan air.
“Hidrodistilasi menggunakan air ada tiga metode, yaitu dengan menggunakan air secara langsung, menggunakan air dan uap, serta uap langsung,” jelasnya.
Baca juga: Kuliah S1 Gratis di Oxford atau Cambridge dengan Jardine Scholarship, Yuk Daftar
Mikrokapsul Prof. Euis sendiri telah banyak melakukan penelitian mengenai aktivitas minyak asiri. Salah satu penelitiannya adalah pengembangan metode mikroenkapsulasi untuk minyak asiri. Diakui Prof. Euis, minyak asiri telah terbukti memiliki berbagai aktivitas, tetapi dalam aplikasinya minyak asiri memiliki berbagai kelemahan.
Kelemahan dari minyak asiri di antaranya mudah menguap, terdegradasi, dan teroksidasi. “Kami memikirkan bagaimana caranya agar kami tetap memanfaatkan potensi aktivitas dari minyak asiri sehingga bisa diaplikasikan,” kata Prof. Euis.
Bekerja sama dengan Balai Besar Tekstil, Prof. Euis dan tim melakukan pembuatan mikrokapsul. Melalui kerja sama ini, Prof. Euis mengembangkan mikrokapsul minyak asiri yang bisa diaplikasikan untuk keperluan tekstil. Dari penelitian tersebut, Prof. Euis berhasil mengembangkan kain berisi mikrokapsul yang memiliki aktivitas antinyamuk.
Selain itu, aplikasi mikrokapsul juga bisa digunakan untuk kosmetikotekstil. “Tekstil yang sudah kami sisipi dengan mikrokapsul memiliki fungsi lain tidak hanya sebagai pakaian, tetapi juga antibakteri ataupun fungsi-fungsi lainnya,” kata Prof. Euis.
(nnz)
tulis komentar anda