INAYES Goes To School, Ansari Kadir Berikan Tips Bermedia Sosial dan Game Online

Jum'at, 16 September 2022 - 17:15 WIB
INAYES Goes to School menggelar sosialisasi etika bermedia sosial di SMAN 81 Jakarta. Dalam kegiatan tersebut, Chief Marketing Officer GK Hebat Ansari Kadir hadir sebagai pembicara. Foto/Istimewa
JAKARTA - INAYES Goes to School menggelar sosialisasi etika bermedia sosial di SMAN 81 Jakarta. Dalam kegiatan tersebut, Chief Marketing Officer GK Hebat Ansari Kadir hadir sebagai pembicara.

Dalam program INAYES Goes to School tersebut, Ansari Kadir meminta siswa-siswi SMAN 81 untuk berhati-hati dalam menggunakan media sosial, terlebih saat memberikan komentar karena jika ada hal yang tidak terima, dapat dikenakan undang-undang pencemaran nama baik.

"Contoh nih sama teman kamu, kamu terus kamu kata-katain. Ketika itu digugat sama orang tua temen kamu yang merasa itu keberatan, ada UU ITE pasal 45, hukumannya 4 tahun penjara dan dendanya 350 juta. Itu cuma gara-gara ngomong kasar," kata Ansari Kadir yang merupakan pembicara tunggal INAYES Goes to School di Aula SMAN 81 Jakarta.



Selain itu, Ansari Kadir yang merupakan Co Founder Sang Pisang ini mengatakan, di era digitalisasi 5.0 seperti sekarang, siswa-siswi SMAN 81 harus berhati-hati dalam memposting apa pun, termasuk hal yang sifatnya informasi pribadi.

"Jadi hati-hati informasi pribadi itu sangat tidak disarankan untuk kalian posting," ucap pria yang dipercaya sebagai Ketua Kompartemen Kerja Sama ASEAN dan Australia HIPMI Periode 2021-2024.

Ansari Kadir membocorkan, lima tahun ke depan media sosial khususnya live streaming akan booming dan tiap orang dapat berinteraksi langsung melalui live streaming.

Selain itu, Ansari Kadir juga menjelaskan cara berdagang di media sosial Instagram. Menurutnya, jika ingin berdagang di media sosial harus konsisten dalam setiap postingannya. "Jangan hari ini posting makanan, besok postingnya baju. Gak boleh kaya gitu. Jadi kalo jualnya baju, baju terus harus konsisten," jelas pengusaha muda ini.

Mengenai game online, Ansari Kadir menerangkan bahwa ada sisi positif dari game online itu sendiri, seperti memiliki jaringan pertemanan dari berbagai daerah dan juga melatih respons untuk cepat berpikir dan bertindak dalam memecahkan suatu masalah.

"Tapi negatifnya adalah mungkin kalian akan menjadi orang yang dalam dunia nyata akan selalu berhubungan dengan gadget. Kedua, orang yang main game itu rata-rata tidak mempedulikan kebersihannya. Terakhir, menghabiskan uang untuk membeli diamond, uang sekolahnya bukan untuk membeli makan malah beli diamond. Hati-hati ya kesehatan lebih penting," terangnya.

Jadi kesimpulannya, lanjut Ansari Kadir, bermanfaat atau tidaknya media sosial dan game online itu tergantung bagaimana cara penggunanya sendiri menggunakan kedua hal tersebut.

"Jadi media sosial itu coba lalukan hal yang bermanfaat misalnya informasi, edukasi, informatif. Jadi orang nanti misalnya mau mengunjungiInstagram kalian dia tahu harus mendapatkan informasi apa itu salah satu cara meningkatkan followers. Saya gini-gini udah centang biru, gak percaya? caranya gimana? Informasi yang saya sampaikan di dalam IG saya, edukasi UMKM, gimana cara memulai bisnis usaha dari kecil ke menengah. Nah kalian ingin menjadi konten kreator dan banyak follower uploadlah tentang game, gimana cara bermain dengan baik," kata Ansari Kadir.

Selain Ansari Kadir, turut hadir dalam kegiatan INAYES Goes to School di SMAN 81 Jakarta, Ketua Umum DPP INAYES Aldi Dwi Prastianto, Sekjen DPP INAYES Ryan Agushar Salim, Ketua Departemen Perlindungan Anak DPP INAYES yang juga bertugas sebagai pembawa acara Offie Dwi Natalia, Ketua Departemen Kerja Sama, Kelembagaan dan Media Margaretta Putri, dan Pemenang Putri Hijabfluencer Provinsi Sumatera Barat Nindry Meyri Rinaldi.
(zik)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More