Kuliah Pakar di ULM, Ratna Octavian Paparkan Pentingnya Penilaian Risiko Karies Anak
Sabtu, 17 September 2022 - 15:09 WIB
JAKARTA - Dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Trisakti Ratna Laksmiastuti Octavian memaparkan pentingnya caries risk assessment atau penilaian risiko karies pada anak.
Hal tersebut disampaikan Ratna Laksmiastuti Octavian saat menjadi narasumber pada Kuliah Pakar yang diselenggarakan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat (ULM), pada Sabu (17/9/2022).
Kuliah pakar di FKG ULM dilaksanakan di setiap semester dengan mendatangkan dosen dari FKG yang ada di Indonesia untuk memberikan perkuliahan baik secara luring ataupun daring. Kuliah pakar dengan mendatangkan dosen dari luar FKG ULM yang aktif dilaksanakan ini demi mendukung kegiatan merdeka belajar yang wajib dilaksanakan oleh perguruan tinggi, di mana pelaksanaannya menyesuaikan kebutuhan masing-masing departemen.
Kuliah Pakar secara daring tersebut dihadiri oleh Kaprodi Profesi FKG ULM Drg. Muhammad Yaniar Ichrom Nahzi, Sp.KG; Sekretaris Departemen IKGA Drg Renie Kumala Dewi, Sp.KGA; Drg. Erika Dosen Departemen IKGA, dan seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Gigi Program Profesi FKG ULM. Para mahasiswa yang mengikuti kuliah pakar tersebut tampak antusias.
Ratna menjabarkan karies atau gigi berlubang merupakan penyakit gigi dan mulut dengan prevalensi tertinggi di masyarakat, termasuk anak-anak. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan karies sebagai suatu global health problem. Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan anak Indonesia kelompok usia 5-6 tahun sebanyak 93% memiliki karies, dan 7% bebas karies.
”Telah banyak upaya dilakukan untuk menurunkan prevalensi karies. Tetapi angka karies anak di Indonesia masih tinggi. Sehingga diperlukan suatu pendekatan baru, yaitu salah-satunya dengan melakukan penilaian risiko karies secara meluas dan komprehensif,” ucapnya.
Ratna Octavian menyebut, penilaian risiko karies pada anak merupakan salah satu upaya pencegahan primer dalam kedokteran gigi pencegahan. Manajemen karies gigi pada anak terdiri dari penilaian risiko karies, diagnostic, early intervention, dan restoration. Seiring kemajuan IT, seyogyanya penilaian risiko karies gigi dapat dilakukan melalui program komputer berbasis web.
”Interactive personal computer software ini memiliki keunggulan lebih efisien, praktis, dapat membantu dokter gigi, valid, ekonomis dan dapat menjangkau secara luas masyarakat di wilayah Indonesia. Juga diseuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat Indonesia, dengan tujuan akhir yang mulia yaitu meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut anak Indonesia,” ucapnya.
Hal tersebut disampaikan Ratna Laksmiastuti Octavian saat menjadi narasumber pada Kuliah Pakar yang diselenggarakan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat (ULM), pada Sabu (17/9/2022).
Kuliah pakar di FKG ULM dilaksanakan di setiap semester dengan mendatangkan dosen dari FKG yang ada di Indonesia untuk memberikan perkuliahan baik secara luring ataupun daring. Kuliah pakar dengan mendatangkan dosen dari luar FKG ULM yang aktif dilaksanakan ini demi mendukung kegiatan merdeka belajar yang wajib dilaksanakan oleh perguruan tinggi, di mana pelaksanaannya menyesuaikan kebutuhan masing-masing departemen.
Baca Juga
Kuliah Pakar secara daring tersebut dihadiri oleh Kaprodi Profesi FKG ULM Drg. Muhammad Yaniar Ichrom Nahzi, Sp.KG; Sekretaris Departemen IKGA Drg Renie Kumala Dewi, Sp.KGA; Drg. Erika Dosen Departemen IKGA, dan seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Gigi Program Profesi FKG ULM. Para mahasiswa yang mengikuti kuliah pakar tersebut tampak antusias.
Baca Juga
Ratna menjabarkan karies atau gigi berlubang merupakan penyakit gigi dan mulut dengan prevalensi tertinggi di masyarakat, termasuk anak-anak. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan karies sebagai suatu global health problem. Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan anak Indonesia kelompok usia 5-6 tahun sebanyak 93% memiliki karies, dan 7% bebas karies.
”Telah banyak upaya dilakukan untuk menurunkan prevalensi karies. Tetapi angka karies anak di Indonesia masih tinggi. Sehingga diperlukan suatu pendekatan baru, yaitu salah-satunya dengan melakukan penilaian risiko karies secara meluas dan komprehensif,” ucapnya.
Ratna Octavian menyebut, penilaian risiko karies pada anak merupakan salah satu upaya pencegahan primer dalam kedokteran gigi pencegahan. Manajemen karies gigi pada anak terdiri dari penilaian risiko karies, diagnostic, early intervention, dan restoration. Seiring kemajuan IT, seyogyanya penilaian risiko karies gigi dapat dilakukan melalui program komputer berbasis web.
”Interactive personal computer software ini memiliki keunggulan lebih efisien, praktis, dapat membantu dokter gigi, valid, ekonomis dan dapat menjangkau secara luas masyarakat di wilayah Indonesia. Juga diseuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat Indonesia, dengan tujuan akhir yang mulia yaitu meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut anak Indonesia,” ucapnya.
(cip)
tulis komentar anda