Berusia 19 Tahun, Shafiy Jadi Wisudawan Termuda ITS
Sabtu, 24 September 2022 - 08:33 WIB
JAKARTA - Genap berusia 19 tahun 10 bulan, Naufal Shafiy Putra Angkasa berhasil mengantongi gelar sarjana teknik. Wisudawan termuda dari Departemen Teknik Perkapalan ini akan diwisuda sebagai sarjana hari ini, Sabtu (24/9/2022).
Menamatkan perkuliahan di usia belia, menjadi keistimewaan tersendiri bagi pria yang karib disapa Shafiy ini. Namun usaha dan doa adalah kunci yang selalu dipegang hingga dapat menjadi wisudawan termuda di Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Pilihan studi S1 di Teknik Perkapalan ITS merupakan wujud dari ketertarikannya dalam bidang konstruksi kapal. Selain itu, ia memiliki misi untuk berkontribusi pada kemaritiman Indonesia yang dirasa masih tertinggal dengan negara lain.
Baca juga: Mengenal Salimah, Peraih Beasiswa Hafiz Al-Qur'an UII untuk Kuliah Kedokteran
Menurut alumnus SMAN 2 Sidoarjo ini, laut Indonesia masih banyak tercemar oleh sampah plastik yang belum bisa diolah. Sehingga merusak ekosistem laut. Hal itulah yang melandasi Shafiy memilih topik Tugas Akhir (TA) berjudul Analisis Teknis dan Ekonomis Metode Penyambungan Plastik Daur Ulang. Pada penelitiannya, Shafiy menggunakan sistem pengeleman dan plastic webbing untuk kulit lambung kapal.
Semasa kuliahnya, Shafiy mengaku tak pernah kesulitan dalam bergaul dan berkomunikasi dengan teman seangkatan. Meskipun terpaut umur yang cukup jauh, dirinya bisa beradaptasi dan berkomunikasi dengan baik. “Solidaritas teman Teknik Perkapalan yang tinggi sudah diasah saat kaderisasi, umur tidak menjadi batasan bahkan sudah seperti keluarga sendiri,” terang pria asal Sidoarjo itu, melalui siaran pers, Sabtu (24/9/2022).
Menjadi wisudawan termuda, tak jarang Shafiy menemui kerikil kecil di sepanjang jalannya untuk meraih gelar sarjana. Karena umurnya yang masih belia dan sudah berstatus mahasiswa, ketidakstabilan emosi kerap dirasakannya. Hal ini lumrah dialami mengingat umurnya yang masih remaja. Ia bersyukur memiliki keluarga dan teman yang supportif sehingga dapat membantunya melewati rintangan kecil semasa kuliah.
Ketika menjadi mahasiswa, Shafiy tak hanya menelan mentah-mentah ilmu yang diberikan dosen. Selepas perkuliahan, ia membaca ulang materi yang diberikan sebagai wawasan baru ke depannya. Tak hanya itu, pria yang tertarik di bidang konstruksi ini juga berkecimpung pada proyek riset Baito Deling.
Baca juga: 2 Figur Publik Indonesia yang Pernah Kuliah di University of Manchester
Menamatkan perkuliahan di usia belia, menjadi keistimewaan tersendiri bagi pria yang karib disapa Shafiy ini. Namun usaha dan doa adalah kunci yang selalu dipegang hingga dapat menjadi wisudawan termuda di Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Pilihan studi S1 di Teknik Perkapalan ITS merupakan wujud dari ketertarikannya dalam bidang konstruksi kapal. Selain itu, ia memiliki misi untuk berkontribusi pada kemaritiman Indonesia yang dirasa masih tertinggal dengan negara lain.
Baca juga: Mengenal Salimah, Peraih Beasiswa Hafiz Al-Qur'an UII untuk Kuliah Kedokteran
Menurut alumnus SMAN 2 Sidoarjo ini, laut Indonesia masih banyak tercemar oleh sampah plastik yang belum bisa diolah. Sehingga merusak ekosistem laut. Hal itulah yang melandasi Shafiy memilih topik Tugas Akhir (TA) berjudul Analisis Teknis dan Ekonomis Metode Penyambungan Plastik Daur Ulang. Pada penelitiannya, Shafiy menggunakan sistem pengeleman dan plastic webbing untuk kulit lambung kapal.
Semasa kuliahnya, Shafiy mengaku tak pernah kesulitan dalam bergaul dan berkomunikasi dengan teman seangkatan. Meskipun terpaut umur yang cukup jauh, dirinya bisa beradaptasi dan berkomunikasi dengan baik. “Solidaritas teman Teknik Perkapalan yang tinggi sudah diasah saat kaderisasi, umur tidak menjadi batasan bahkan sudah seperti keluarga sendiri,” terang pria asal Sidoarjo itu, melalui siaran pers, Sabtu (24/9/2022).
Menjadi wisudawan termuda, tak jarang Shafiy menemui kerikil kecil di sepanjang jalannya untuk meraih gelar sarjana. Karena umurnya yang masih belia dan sudah berstatus mahasiswa, ketidakstabilan emosi kerap dirasakannya. Hal ini lumrah dialami mengingat umurnya yang masih remaja. Ia bersyukur memiliki keluarga dan teman yang supportif sehingga dapat membantunya melewati rintangan kecil semasa kuliah.
Ketika menjadi mahasiswa, Shafiy tak hanya menelan mentah-mentah ilmu yang diberikan dosen. Selepas perkuliahan, ia membaca ulang materi yang diberikan sebagai wawasan baru ke depannya. Tak hanya itu, pria yang tertarik di bidang konstruksi ini juga berkecimpung pada proyek riset Baito Deling.
Baca juga: 2 Figur Publik Indonesia yang Pernah Kuliah di University of Manchester
tulis komentar anda