Mau Masuk Kampus Terbaik di Amerika dan Inggris? Cek Syarat yang Diperlukan
Selasa, 27 September 2022 - 13:49 WIB
JAKARTA - Amerika Serikat (AS) dan Inggris yang menaungi beberapa universitas terbaik dunia–mulai dari universitas-universitas Ivy League hingga Universitas Oxford serta Universitas Cambridge yang tergolong sebagai universitas tertua di dunia–kerap menjadi destinasi favorit orang tua yang ingin memberikan pendidikan terbaik bagi anaknya, tidak terkecuali para orang tua Indonesia.
Kampus Ivy League itu yakni Universitas Brown, Universitas Columbia, Universitas Cornell, Perguruan Tinggi Dartmouth, Universitas Harvard, Universitas Pennsylvania, Universitas Princeton, dan Universitas Yale dan kampus terbaik di Inggris dikenal memiliki sarana dan prasarana yang tidak sekadar memadai, melainkan berlimpah.
Baca juga: Delapan Kampus Termahal di Indonesia, Ada Incaranmu?
Namun, menembus universitas kelas dunia bukanlah pekerjaan yang mudah. Setiap tahunnya, universitas-universitas unggulan di AS dan Inggris menerima puluhan ribu aplikasi dari seluruh dunia dan hanya meloloskan sebagian kecilnya. Sebagai contoh, pada tahun ajaran 2022 ini, Harvard University hanya menerima 4,59% dari 42.749 pelajar yang melamar.
Beratnya kompetisi menjadi pemicu utama bagi pelajar-pelajar berprestasi seluruh dunia untuk membangun profil yang sebaik-baiknya. Namun, prestasi akademis saja tidaklah cukup untuk menjamin keberhasilannya.
Dalam kegiatan Extracurricular & Leadership Building Profile Seminar with Crimson Education yang berlangsung di Goodrich Suites Artotel Portfolio, Lyn Han, seorang Former Alumni Interviewer di University of Chicago dan US University Admissions Strategist memberikan penjelasan mengenai skema seleksi universitas penerimaan di AS dan Inggris yang bersifat holistik.
“Dalam menyeleksi semua calon mahasiswanya, universitas-universitas unggulan di AS dan Inggris tidak hanya menilai pencapaian akademis, tetapi juga kegiatan ekstrakurikuler dan kepemimpinan, serta kepribadian calon mahasiswa yang tersirat melalui penulisan esai dan wawancara. Selama ini, ada anggapan yang kuat bahwa pelajar yang memiliki nilai rapor sempurna pasti bisa menembus universitas unggulan seperti Harvard University atau University of Oxford. Pencapaian akademis memang penting, tetapi bukan golden ticket yang dapat menjamin keberhasilan seseorang dalam menembus universitas kelas dunia,” jelasnya, melalui siaran pers, Selasa (27/9/2022).
Dengan pendekatan holistik yang memungkinkan calon mahasiswa dinilai secara utuh, bakat dan minatnya pun menjadi penting untuk penilaian dalam seleksi penerimaan universitas. Vanya Sunanto, Country Manager Indonesia di Crimson Education memaparkan, adanya perbedaan antara pendekatan dalam sistem pendidikan di Indonesia yang cenderung mengutamakan pencapaian akademis dengan sistem pendidikan di AS dan Inggris yang cenderung holistik inilah yang dijembatani oleh Crimson Education melalui layanan konsultasi dan bimbingan seleksi penerimaan universitas di AS dan Inggris.
“Di Crimson, kami selalu mengawali layanan kami dengan menggali segala sesuatu tentang calon siswa kami, mulai dari bakat, minat, kelebihan, kekurangan, aspirasi, hingga cita-cita yang ingin ia capai. Dengan analisis yang menyeluruh, kami tidak hanya merancang rencana akademis yang terpersonalisasi dan memberikan bimbingan akademis, tetapi juga bimbingan non-akademis yang mencakup pengembangan profil ekstrakurikuler dan kepemimpinan, penulisan esai, dan persiapan wawancara. Semuanya kami lakukan secara strategis dan statistik kami telah membuktikan bahwa pendekatan ini memiliki tingkat keberhasilan yang lebih baik daripada pendekatan yang semata-mata mengandalkan pencapaian akademis,” jelasnya.
Kampus Ivy League itu yakni Universitas Brown, Universitas Columbia, Universitas Cornell, Perguruan Tinggi Dartmouth, Universitas Harvard, Universitas Pennsylvania, Universitas Princeton, dan Universitas Yale dan kampus terbaik di Inggris dikenal memiliki sarana dan prasarana yang tidak sekadar memadai, melainkan berlimpah.
Baca juga: Delapan Kampus Termahal di Indonesia, Ada Incaranmu?
Namun, menembus universitas kelas dunia bukanlah pekerjaan yang mudah. Setiap tahunnya, universitas-universitas unggulan di AS dan Inggris menerima puluhan ribu aplikasi dari seluruh dunia dan hanya meloloskan sebagian kecilnya. Sebagai contoh, pada tahun ajaran 2022 ini, Harvard University hanya menerima 4,59% dari 42.749 pelajar yang melamar.
Beratnya kompetisi menjadi pemicu utama bagi pelajar-pelajar berprestasi seluruh dunia untuk membangun profil yang sebaik-baiknya. Namun, prestasi akademis saja tidaklah cukup untuk menjamin keberhasilannya.
Dalam kegiatan Extracurricular & Leadership Building Profile Seminar with Crimson Education yang berlangsung di Goodrich Suites Artotel Portfolio, Lyn Han, seorang Former Alumni Interviewer di University of Chicago dan US University Admissions Strategist memberikan penjelasan mengenai skema seleksi universitas penerimaan di AS dan Inggris yang bersifat holistik.
“Dalam menyeleksi semua calon mahasiswanya, universitas-universitas unggulan di AS dan Inggris tidak hanya menilai pencapaian akademis, tetapi juga kegiatan ekstrakurikuler dan kepemimpinan, serta kepribadian calon mahasiswa yang tersirat melalui penulisan esai dan wawancara. Selama ini, ada anggapan yang kuat bahwa pelajar yang memiliki nilai rapor sempurna pasti bisa menembus universitas unggulan seperti Harvard University atau University of Oxford. Pencapaian akademis memang penting, tetapi bukan golden ticket yang dapat menjamin keberhasilan seseorang dalam menembus universitas kelas dunia,” jelasnya, melalui siaran pers, Selasa (27/9/2022).
Dengan pendekatan holistik yang memungkinkan calon mahasiswa dinilai secara utuh, bakat dan minatnya pun menjadi penting untuk penilaian dalam seleksi penerimaan universitas. Vanya Sunanto, Country Manager Indonesia di Crimson Education memaparkan, adanya perbedaan antara pendekatan dalam sistem pendidikan di Indonesia yang cenderung mengutamakan pencapaian akademis dengan sistem pendidikan di AS dan Inggris yang cenderung holistik inilah yang dijembatani oleh Crimson Education melalui layanan konsultasi dan bimbingan seleksi penerimaan universitas di AS dan Inggris.
“Di Crimson, kami selalu mengawali layanan kami dengan menggali segala sesuatu tentang calon siswa kami, mulai dari bakat, minat, kelebihan, kekurangan, aspirasi, hingga cita-cita yang ingin ia capai. Dengan analisis yang menyeluruh, kami tidak hanya merancang rencana akademis yang terpersonalisasi dan memberikan bimbingan akademis, tetapi juga bimbingan non-akademis yang mencakup pengembangan profil ekstrakurikuler dan kepemimpinan, penulisan esai, dan persiapan wawancara. Semuanya kami lakukan secara strategis dan statistik kami telah membuktikan bahwa pendekatan ini memiliki tingkat keberhasilan yang lebih baik daripada pendekatan yang semata-mata mengandalkan pencapaian akademis,” jelasnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda