Lewat Sipinter, Ribuan Siswa di Pelosok Jabar Lanjutkan Pendidikan SMA Terbuka
Minggu, 06 November 2022 - 07:40 WIB
SUKABUMI - Ribuan siswa di pelosok Jawa Barat kembali melanjutkan sekolah di SMA Terbuka berkat hadirnya aplikasi Sipinter atau Sistem Pembelajaran Inovatif SMA Terbuka.
Inovasi yang digagas Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah V Jabar itu bertujuan untuk mendorong peningkatan angka partisipasi kasar (APK).
Sekaligus solusi persoalan pembelajaran jarak jauh ( PJJ ) untuk SMA Terbuka, khususnya di Kabupaten Sukabumi yang merupakan wilayah kerja KCD Wilayah V Jabar.
Kepala KCD Wilayah V Jabar, Nonong Winarni mengatakan, hadirnya aplikasi Sipinter tak lepas dari minimnya SMA Terbuka jika dikaitkan dengan APK Kabupaten Sukabumi yang rendah. Kabupaten Sukabumi sendiri menempati urutan 25 APK terendah dari 27 kabupaten/kota di Jabar.
"Dengan kondisi geografis yang bertebaran, sistem pembelajaran jarak jauh yang mengandalkan internet juga tidak bisa maksimal. Maka kami mendesain sebuah sistem pembelajaran yang dikembangkan di KCD V," kata Nonong dalam keterangannya, Sabtu (5/11/2022).
Menurut Nonong, persoalan geografis menjadi salah satu penyebab rendahnya APK Kabupaten Sukabumi karena jarak tempat tinggal peserta didik berjauhan dengan layanan sekolah reguler. Dengan kondisi ekonomi yang terbatas, peserta didik akhirnya lebih memilih tidak melanjutkan pendidikan dari SMP ke SMA/SMK.
"Kalau berangkat (sekolah) reguler tiap hari harus memerlukan biaya transportasi, juga karena faktor lainnya termasuk persoalan mindset," sebutnya.
Inovasi yang digagas Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah V Jabar itu bertujuan untuk mendorong peningkatan angka partisipasi kasar (APK).
Baca Juga
Sekaligus solusi persoalan pembelajaran jarak jauh ( PJJ ) untuk SMA Terbuka, khususnya di Kabupaten Sukabumi yang merupakan wilayah kerja KCD Wilayah V Jabar.
Kepala KCD Wilayah V Jabar, Nonong Winarni mengatakan, hadirnya aplikasi Sipinter tak lepas dari minimnya SMA Terbuka jika dikaitkan dengan APK Kabupaten Sukabumi yang rendah. Kabupaten Sukabumi sendiri menempati urutan 25 APK terendah dari 27 kabupaten/kota di Jabar.
"Dengan kondisi geografis yang bertebaran, sistem pembelajaran jarak jauh yang mengandalkan internet juga tidak bisa maksimal. Maka kami mendesain sebuah sistem pembelajaran yang dikembangkan di KCD V," kata Nonong dalam keterangannya, Sabtu (5/11/2022).
Menurut Nonong, persoalan geografis menjadi salah satu penyebab rendahnya APK Kabupaten Sukabumi karena jarak tempat tinggal peserta didik berjauhan dengan layanan sekolah reguler. Dengan kondisi ekonomi yang terbatas, peserta didik akhirnya lebih memilih tidak melanjutkan pendidikan dari SMP ke SMA/SMK.
"Kalau berangkat (sekolah) reguler tiap hari harus memerlukan biaya transportasi, juga karena faktor lainnya termasuk persoalan mindset," sebutnya.
tulis komentar anda