Kemenag Tegaskan ToT Kurikulum Merdeka Berbasis Kebutuhan Guru
Rabu, 16 November 2022 - 08:33 WIB
JAKARTA - Kepala Pusdiklat Tenaga teknis Pendidikan dan Keagamaan, Mastuki mengatakan bahwa pelaksanaan Training Of Trainer (TOT) Kurikulum Merdeka dilakukan berbasis pada kebutuhan para guru.
Hal ini disampaikan Mastuki saat membuka TOT Kurikulum Merdeka angkatan III di kampus Pusdiklat Ciputat, seperti dilansir dari laman resmi Kemenag, Rabu (16/11/2022).
Menurutnya, pelaksanaan TOT ini agak sedikit terlambat karena pihaknya ingin memastikan bahwa pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh Pusdiklat dan Balai-balai Diklat Keagamaan benar-benar berbasis kebutuhan pengguna.
"Kita berkolaborasi dengan Ditjen Pendidikan Islam melalui Direktorat KSKK (Kurikulum, Sarana Prasarana, Kesiswaan, dan Kelembagaan) Madrasah, karena pengguna Kurikulum Merdeka ini adalah madrasah, para guru di madrasah, dan lembaga pembina madrasah adalah Ditjen Pendidikan Islam," tuturnya.
"Pusdiklat hanya penyambung dari kebutuhan para user, para guru, para pegawai. Karena pelatihan yang tidak didasarkan atas kebutuhan para user, akan sulit landing dengan baik, akan sulit diterima," tambahnya.
Mastuki mengajak widyaiswara yang telah mengikuti TOT untuk berkolaborasi dengan para guru saat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di madrasah.
"Kita berharap hasil TOT ini bisa segera diimplementasikan di madrasah. Agar hasil TOT ini bisa maksimal, agar para widyaiswara yang sudah mengikuti TOT ini nanti di daerah bisa mendapatkan tandem para guru yang menguasai seluk beluk madrasah agar bisa mengakselerasi kurikulum dengan baik," tuturnya.
Hal ini disampaikan Mastuki saat membuka TOT Kurikulum Merdeka angkatan III di kampus Pusdiklat Ciputat, seperti dilansir dari laman resmi Kemenag, Rabu (16/11/2022).
Baca Juga
Menurutnya, pelaksanaan TOT ini agak sedikit terlambat karena pihaknya ingin memastikan bahwa pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh Pusdiklat dan Balai-balai Diklat Keagamaan benar-benar berbasis kebutuhan pengguna.
"Kita berkolaborasi dengan Ditjen Pendidikan Islam melalui Direktorat KSKK (Kurikulum, Sarana Prasarana, Kesiswaan, dan Kelembagaan) Madrasah, karena pengguna Kurikulum Merdeka ini adalah madrasah, para guru di madrasah, dan lembaga pembina madrasah adalah Ditjen Pendidikan Islam," tuturnya.
"Pusdiklat hanya penyambung dari kebutuhan para user, para guru, para pegawai. Karena pelatihan yang tidak didasarkan atas kebutuhan para user, akan sulit landing dengan baik, akan sulit diterima," tambahnya.
Mastuki mengajak widyaiswara yang telah mengikuti TOT untuk berkolaborasi dengan para guru saat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di madrasah.
"Kita berharap hasil TOT ini bisa segera diimplementasikan di madrasah. Agar hasil TOT ini bisa maksimal, agar para widyaiswara yang sudah mengikuti TOT ini nanti di daerah bisa mendapatkan tandem para guru yang menguasai seluk beluk madrasah agar bisa mengakselerasi kurikulum dengan baik," tuturnya.
tulis komentar anda