Mahasiswa ITS Kembangkan Aplikasi untuk Pengolahan Sampah Rumah Tangga Terpadu

Selasa, 06 Desember 2022 - 10:25 WIB
Tampilan aplikasi mahasiswa ITS, FORE. Aplikasi ini digunakan untuk pengolahan sampah rumah tangga. Foto/Humas ITS.
JAKARTA - Mahasiswa ITS berinovasi untuk menanggulangi permasalahan lingkungan. Dilatarbelakangi oleh tingginya sampah rumah tangga di Indonesia, tiga mahasiswa ITS yang tergabung dalam tim Pholeos menginovasikan aplikasi bernama FORE.

FORE merupakan singkatan dari Foodwaste Recycle yang bertujuan mengoptimalkan pengolahan sampah rumah tangga di Indonesia. Tim Pholeos bimbingan dari Putu Gde Ariastita ini beranggotakan Fathan Dikha Muttaqin dan Nailah Fiorenza Fitriyah dari Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) angkatan 2022, serta Mochammad Zharif Asyam dari Departemen Teknik Informatika angkatan 2022.

Menurut salah satu anggota tim, Nailah Fiorenza Fitriyah, inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan kolaborasi antara pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat. “Kurangnya kerja sama antara ketiga pihak tersebut menyebabkan proses pengolahan sampah menjadi kurang optimal,” katanya, melalui siaran pers, Selasa (6/12/2022).



Baca juga: Tingkatkan Ekosistem Penelitian, Unika Atma Jaya Kukuhkan 2 Profesor Baru

Mahasiswi yang akrab disapa Fio ini menilai, masih banyak sampah rumah tangga yang menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Penumpukan ini pasti akan banyak mengakibatkan dampak negatif bagi lingkungan, sehingga diperlukan tindak lanjut untuk dapat mengurangi dampak negatif tersebut.

Tak hanya itu, lanjutnya, dewasa ini pengolahan sampah hanya terbatas sampai tahap reduce dan reuse. “Padahal tahap recycle juga sama pentingnya, jadi kami mencoba menginovasikan sebuah sistem agar lebih efektif dan efisien,” jelas Fio.

Hal selaras juga diungkapkan oleh personel tim Pholeos lainnya, Mochammad Zharif Asyam, yang mengungkapkan bahwa inovasi ini tidak mengubah sistem yang sudah ada. Inovasi yang dirancang oleh tim Pholeos lebih bertujuan untuk mengoptimalkan prinsip kerja dari sistem yang telah ada.

Lebih lanjut, pemuda yang akrab disapa Zharif ini memaparkan prinsip kerja dari inovasinya. Berawal dari sampah rumah tangga pengguna yang diangkut oleh kurir, sampah rumah tangga tersebut akan dibawa ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) terdekat. Selanjutnya diangkut lagi menuju ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Baca juga: Belajar dari Cianjur, Peneliti Universitas Pertamina Petakan Potensi Bencana di Cisolok

Pada sistem yang telah ada, sampah hanya akan dibiarkan di TPA. Namun, pada inovasi yang dibuat tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini, sampah yang ada di TPA akan diolah lagi oleh pemerintah atau pihak swasta. Zharif menjelaskan bahwa dari pengolahan tersebut akan diperoleh produk berupa pupuk kompos dan pakan ternak.

Berkonsep circular economy, produk yang telah dihasilkan tersebut akan dijual di e-commerce atau disalurkan ke industri yang terkait. Keuntungan yang dihasilkan oleh penjualan tersebut akan dikembalikan ke penggunanya. “Pengguna akan mendapat timbal balik berupa poin yang dapat ditukarkan menjadi uang,” tambah Zharif.

Inovasi berjudul Sistem Manajemen Limbah Sisa Makanan Rumah Tangga Kota Cerdas tersebut telah berhasil membawa tim Pholeos ITS menyabet medali perunggu pada gelaran Gemastik XV di Universitas Brawijaya, Malang, belum lama ini. “Kami berharap sistem ini tidak hanya menjadi inovasi, namun juga memberikan manfaat bagi masyarakat,” tandasnya mengakhiri.
(nnz)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More