Tingkatkan Ekosistem Penelitian, Unika Atma Jaya Kukuhkan 2 Profesor Baru
loading...
A
A
A
JAKARTA - Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya mengukuhkan dua guru besar baru. Yakni dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta Fakultas Psikologi. Semakin banyak profesor penting untuk mewujudkan peran perguruan tinggi dalam menghasilkan berbagai penelitian untuk masyarakat.
Dua guru besar Unika Atma Jaya adalah Prof.Dr. Weli, S.Kom., M.Si. dari bidang Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Serta Prof. Dr. Clara R.P. Ajisuksmo, M.Sc, Psikolog. dari bidang Ilmu Psikologi Fakultas Psikologi. Pengukuhan dilakukan langsung oleh Rektor Unika Atma Jaya, Dr. A. Prasetyantoko. Kedua profesor tersebut adalah profesor yang ke-23 dan ke-24 bagi Unika Atma Jaya.
Baca juga: Belajar dari Cianjur, Peneliti Universitas Pertamina Petakan Potensi Bencana di Cisolok
“Peran lembaga pendidikan tinggi yang cukup penting adalah menghasilkan berbagai hasil penelitian dan kajian yang dapat memberikan manfaat bagi perbaikan standar kehidupan umat manusia. Penelitian dan kajian juga dilakukan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan produktif untuk menjamin pertumbuhan ekonomi. Hal ini menjadi semakin relevan jika dikaitkan dengan posisi tawar dan daya saing suatu bangsa,” kata Prasetyantoko, melalui siaran pers, Senin (5/12/2022).
Dia menjelaskan, daya saing saat ini ditentukan oleh inovasi teknologi dan penggunaan pengetahuan secara maksimal. Kemampuan untuk mengembangkan, menghasilkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan melalui riset yang unggul sangat penting dalam meningkatan competitive advantage suatu bangsa.
“Bahkan semakin dituntut lebih lagi kemampuan mengkomersialkan hasil riset sehingga menambah nilai bagi upaya perbaikan standar hidup maupun pertumbuhan ekonomi bangsa,“ kata Ekonom terkemuka Indonesia ini.
Baca juga: 7 Jurusan Kuliah yang Lulusannya Dibutuhkan di Bank Indonesia dan Bergaji Tinggi
Orasi ilmiah pertama dipresentasikan oleh Dr. Weli, yang mengangkat tentang Kurikulum Sistem Informasi Akuntansi dalam Era Smart Society 5.0 Untuk Akuntan Profesional berkelanjutan. Dalam penelitian Prof. Dr. Weli di bidang ilmu ekonomi isu disrupsi profesi akuntan yang diprediksi akibat Transformasi digital pada era Revolusi Industri 4.0, sebenarnya merupakan peluang yang besar bagi seluruh insan pendidikan akuntansi. Kemajuan teknologi seharusnya membuat akuntan menjadi lebih mampu memenuhi keinginannya dalam bekerja.
Dalam presentasinya, perangkat teknologi informasi terkini memampukan pekerjaan akuntan tradisional yang kompleks menjadi lebih mudah dikerjakan bahkan mampu diselesaikan dalam waktu lebih cepat. Oleh karena itu calon akuntan perlu memiliki kompetensi knowledge dan skill teknologi digital, serta attitude dan value agar dapat bersinergi dalam era Smart Society 5.0.
“Setiap mahasiswa akuntansi dipersiapkan untuk memiliki potensi sebagai pusat inovasi yang memanfaatkan teknologi demi mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat dengan Smart Society 5.0. Oleh karenanya perlu softskill yang mengimbangi hardskill mahasiswa akuntansi, yaitu: kemampuan untuk kolaborasi, kemampuan presentasi, diskusi dan mempertahankan pandangannya, attitude yang baik, kepemimpinan, fleksible, dan kemampuan untuk memecahkan masalah serta membangun argumen,” ungkap Dr. Weli.
Dua guru besar Unika Atma Jaya adalah Prof.Dr. Weli, S.Kom., M.Si. dari bidang Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Serta Prof. Dr. Clara R.P. Ajisuksmo, M.Sc, Psikolog. dari bidang Ilmu Psikologi Fakultas Psikologi. Pengukuhan dilakukan langsung oleh Rektor Unika Atma Jaya, Dr. A. Prasetyantoko. Kedua profesor tersebut adalah profesor yang ke-23 dan ke-24 bagi Unika Atma Jaya.
Baca juga: Belajar dari Cianjur, Peneliti Universitas Pertamina Petakan Potensi Bencana di Cisolok
“Peran lembaga pendidikan tinggi yang cukup penting adalah menghasilkan berbagai hasil penelitian dan kajian yang dapat memberikan manfaat bagi perbaikan standar kehidupan umat manusia. Penelitian dan kajian juga dilakukan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan produktif untuk menjamin pertumbuhan ekonomi. Hal ini menjadi semakin relevan jika dikaitkan dengan posisi tawar dan daya saing suatu bangsa,” kata Prasetyantoko, melalui siaran pers, Senin (5/12/2022).
Dia menjelaskan, daya saing saat ini ditentukan oleh inovasi teknologi dan penggunaan pengetahuan secara maksimal. Kemampuan untuk mengembangkan, menghasilkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan melalui riset yang unggul sangat penting dalam meningkatan competitive advantage suatu bangsa.
“Bahkan semakin dituntut lebih lagi kemampuan mengkomersialkan hasil riset sehingga menambah nilai bagi upaya perbaikan standar hidup maupun pertumbuhan ekonomi bangsa,“ kata Ekonom terkemuka Indonesia ini.
Baca juga: 7 Jurusan Kuliah yang Lulusannya Dibutuhkan di Bank Indonesia dan Bergaji Tinggi
Orasi ilmiah pertama dipresentasikan oleh Dr. Weli, yang mengangkat tentang Kurikulum Sistem Informasi Akuntansi dalam Era Smart Society 5.0 Untuk Akuntan Profesional berkelanjutan. Dalam penelitian Prof. Dr. Weli di bidang ilmu ekonomi isu disrupsi profesi akuntan yang diprediksi akibat Transformasi digital pada era Revolusi Industri 4.0, sebenarnya merupakan peluang yang besar bagi seluruh insan pendidikan akuntansi. Kemajuan teknologi seharusnya membuat akuntan menjadi lebih mampu memenuhi keinginannya dalam bekerja.
Dalam presentasinya, perangkat teknologi informasi terkini memampukan pekerjaan akuntan tradisional yang kompleks menjadi lebih mudah dikerjakan bahkan mampu diselesaikan dalam waktu lebih cepat. Oleh karena itu calon akuntan perlu memiliki kompetensi knowledge dan skill teknologi digital, serta attitude dan value agar dapat bersinergi dalam era Smart Society 5.0.
“Setiap mahasiswa akuntansi dipersiapkan untuk memiliki potensi sebagai pusat inovasi yang memanfaatkan teknologi demi mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat dengan Smart Society 5.0. Oleh karenanya perlu softskill yang mengimbangi hardskill mahasiswa akuntansi, yaitu: kemampuan untuk kolaborasi, kemampuan presentasi, diskusi dan mempertahankan pandangannya, attitude yang baik, kepemimpinan, fleksible, dan kemampuan untuk memecahkan masalah serta membangun argumen,” ungkap Dr. Weli.