Mahasiswa ITS Garap Aplikasi Berisi Informasi Aksesibilitas bagi Penyandang Disabilitas
Selasa, 13 Desember 2022 - 07:49 WIB
JAKARTA - Menyikapi keterbatasan informasi akses fasilitas bagi penyandang disabilitas , tiga mahasiswa Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS ) garap aplikasi bernama Kumpulan Informasi Aksesibilitas bagi Penyandang Disabilitas (KIAD). Inovasi ini diharapkan mampu menjadi solusi mutakhir untuk memudahkan aktivitas keseharian para penyandang disabilitas.
Ketiganya adalah Deka Julian Arrizki, Muhammad Nur Abdurrauf, dan Daanii Nabil Ghinannafsi Kusnanta yang tergabung ke dalam tim NTS. Ketua Tim NTS Deka Julian Arrizki menjelaskan, aplikasi KIAD bekerja pada mobile Android dengan fungsi utama untuk memberikan informasi aksesibilitas fasilitas di suatu tempat dengan lebih mudah. “Target besarnya agar para penyandang disabilitas lebih siap sebelum bepergian,” ujarnya.
Baca juga: 10 Stand Up Comedian Indonesia dari Jebolan Universitas Negeri Terbaik, Nomor 1 dan 2 Tak Disangka
Deka menerangkan, KIAD menyediakan 24 jenis fasilitas yang dipetakan ke dalam sembilan kebutuhan pengguna. Kebutuhan tersebut menyasar pengguna kursi roda, penyandang kemampuan jalan terbatas, kemampuan tangan terbatas, kemampuan gerak terbatas, buta, penglihatan terbatas, tuli, kesulitan mendengar, dan gangguan bicara.
Menurut Deka, penentuan ini didasarkan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tahun 2017 dan penggalian langsung kepada pengguna. Lebih lanjut, mahasiswa asal Madiun ini menyampaikan, aplikasi KIAD terbagi ke dalam beberapa fitur pembantu. Fitur tersebut terdiri dari pencarian tempat, pencarian tempat berdasarkan fasilitas, laporan, pesan, pencarian pengguna, kontribusi, berita dan petunjuk, laporan ulasan, menghapus data, serta memblokir pengguna. Kesepuluh fitur ini memiliki fungsi sesuai dengan namanya masing-masing.
Lebih rinci, Deka memaparkan, para pengguna dapat berkontribusi untuk memasukkan informasi terkait fasilitas yang tersedia di suatu tempat melalui fitur kontribusi, kemudian pengguna lain dapat mengakses informasi tersebut dengan fitur pencarian atau pencarian berdasarkan fasilitas. Tidak hanya itu, pengguna lainnya juga dapat memberikan ulasan serta melaporkan apabila informasi yang diberikan keliru. “Prinsipnya dari pengguna untuk pengguna,” tutur Deka.
Baca juga: 8 Jurusan Kuliah Bisa Sambil Buka Usaha, Bantu Ringankan Beban Orang Tua
Deka menambahkan, aplikasi ini dapat diakses oleh umum baik penyandang disabilitas maupun nondisabilitas melalui layanan unduhan Playstore di gawai pengguna. Melalui inovasi ini, tim asuhan Siska Arifiani SKom MKom ini telah berhasil menyabet medali emas dalam Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) XV tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) pada bidang Pengembangan Perangkat Lunak (PPL), November lalu.
Terakhir, alumnus SMA Negeri 2 Madiun ini mengungkapkan, timnya akan terus mengupayakan pengembangan lebih lanjut dari aplikasi ini baik segi fitur maupun aksesibilitas kepada pengguna. Mahasiswa Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) ITS ini berharap akan terjalin relasi dengan lebih banyak komunitas untuk memperluas cakupan aplikasi tersebut. “Semakin masif penyebarannya, pastinya akan semakin banyak saudara penyandang disabilitas yang terbantu,” pungkasnya optimistis.
Ketiganya adalah Deka Julian Arrizki, Muhammad Nur Abdurrauf, dan Daanii Nabil Ghinannafsi Kusnanta yang tergabung ke dalam tim NTS. Ketua Tim NTS Deka Julian Arrizki menjelaskan, aplikasi KIAD bekerja pada mobile Android dengan fungsi utama untuk memberikan informasi aksesibilitas fasilitas di suatu tempat dengan lebih mudah. “Target besarnya agar para penyandang disabilitas lebih siap sebelum bepergian,” ujarnya.
Baca juga: 10 Stand Up Comedian Indonesia dari Jebolan Universitas Negeri Terbaik, Nomor 1 dan 2 Tak Disangka
Deka menerangkan, KIAD menyediakan 24 jenis fasilitas yang dipetakan ke dalam sembilan kebutuhan pengguna. Kebutuhan tersebut menyasar pengguna kursi roda, penyandang kemampuan jalan terbatas, kemampuan tangan terbatas, kemampuan gerak terbatas, buta, penglihatan terbatas, tuli, kesulitan mendengar, dan gangguan bicara.
Menurut Deka, penentuan ini didasarkan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tahun 2017 dan penggalian langsung kepada pengguna. Lebih lanjut, mahasiswa asal Madiun ini menyampaikan, aplikasi KIAD terbagi ke dalam beberapa fitur pembantu. Fitur tersebut terdiri dari pencarian tempat, pencarian tempat berdasarkan fasilitas, laporan, pesan, pencarian pengguna, kontribusi, berita dan petunjuk, laporan ulasan, menghapus data, serta memblokir pengguna. Kesepuluh fitur ini memiliki fungsi sesuai dengan namanya masing-masing.
Lebih rinci, Deka memaparkan, para pengguna dapat berkontribusi untuk memasukkan informasi terkait fasilitas yang tersedia di suatu tempat melalui fitur kontribusi, kemudian pengguna lain dapat mengakses informasi tersebut dengan fitur pencarian atau pencarian berdasarkan fasilitas. Tidak hanya itu, pengguna lainnya juga dapat memberikan ulasan serta melaporkan apabila informasi yang diberikan keliru. “Prinsipnya dari pengguna untuk pengguna,” tutur Deka.
Baca juga: 8 Jurusan Kuliah Bisa Sambil Buka Usaha, Bantu Ringankan Beban Orang Tua
Deka menambahkan, aplikasi ini dapat diakses oleh umum baik penyandang disabilitas maupun nondisabilitas melalui layanan unduhan Playstore di gawai pengguna. Melalui inovasi ini, tim asuhan Siska Arifiani SKom MKom ini telah berhasil menyabet medali emas dalam Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) XV tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) pada bidang Pengembangan Perangkat Lunak (PPL), November lalu.
Terakhir, alumnus SMA Negeri 2 Madiun ini mengungkapkan, timnya akan terus mengupayakan pengembangan lebih lanjut dari aplikasi ini baik segi fitur maupun aksesibilitas kepada pengguna. Mahasiswa Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) ITS ini berharap akan terjalin relasi dengan lebih banyak komunitas untuk memperluas cakupan aplikasi tersebut. “Semakin masif penyebarannya, pastinya akan semakin banyak saudara penyandang disabilitas yang terbantu,” pungkasnya optimistis.
(nnz)
tulis komentar anda