Cetak Santri Unggulan, Pesantren Al-Hamidiyah Tingkatkan Kualitas Pembinaan
Rabu, 21 Desember 2022 - 16:43 WIB
JAKARTA - Yayasan Islam Al-Hamidiyah (YIA) Depok, Jawa Barat menggelar Best Praktice Sharing bagi para pembina santri putra dan putri Pondok Pesantren Al-Hamidiyah. Melalui kegiatan dengan tema Berbagai Tantangan Menghadapi Santri ini, para pembina diharapkan lebih aktif memberikan nilai positif dengan akhlak mulia kepada santri.
Best Practice Sharing yang dipandu oleh Ustazah Qolbi ini menghadirkan narasumber Psikolog Klinis YIA Annie Lutfia. Selain para pembina santri, juga ikut dalam acara itu, Guru Bimbingan dan Konseling (BK) Madrasah Aliyah.
Dalam paparannya, Annie menyatakan, santri saat ini adalah generasi Z yang lahir antara 1996 sampai 2010, dan berusia 12 sampai 26 tahun. Mereka memiliki potensi positif antara lain melek digital, adaptif, self awareness dengan segala tantangan yang dihadapi para pembina baik putra maupun putri.
"Santri zaman now adalah strawberry generation, indah, eksotik namun lunak, mental lemah di dunia kerja, lari dari kesulitan, tak tahan ditekan, curhat di media sosial. Peran pembinaan di asrama sangatlah diperlukan untuk menanamkan karakter santri yang memiliki nilai Santri KITAB (Komunikatif, Inovatif, Terbuka, Argumentatif, dan Berintegritas), sehingga mereka ke depan jauh dari kategori strawberry generation," kata Annie di Aula Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Hamidiyah, Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, Depok, Rabu (21/12/2022).
Putri (Alm) Prof KH Saifuddin Zuhri menganjurkan mendidik santri ala Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA dengan cara pendekatan psikologi. Seperti pada usia 7-14 tahun dengan penanaman prinsip, disiplin, tanggung jawab dan usia 14-21 melalui pendekatan pertemanan serta diskusi guna mendidik menjadi dewasa.
"Santri tingkat MA tidak senang berisik, bicara sedikit, mereka diajarkan musyawarah, bukan one way, mengajak, terbiasa memberikan usulan, problem solving. Sedangkan tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) emosinya harus diarahkan, pembina harus lebih aktif berikan value positif dengan akhlak mulia," kata Annie.
Hal senada disampaikan Kepala Divisi Sumber Daya Insani (SDI) YIH, Wahyudi. Menurutnya, pembina asrama merupakan ujung tombak pesantren. SDI akan memberikan perhatian lebih untuk kebaikan para santri di asrama pesantren. "Dengan pelatihan seperti ini harapannya dapat meningkatkan bekal pembinaan di asrama," katanya.
Hal senada diutarakan Wakil Pengasuh Pembinaan Santri dan Peribadatan, KH Abdul Rasyid Marhaly. Dirinya mengajak kepada para pembina putra maupun putri untuk lebih menjiwai pembinaan bagi para santri di Pesantren Al-Hamidiyah. "Tentunya, kita berharap agar dalam pembinaan tersebut mampu mencetak santri yang beradab, berakhlakul karimah, dan menguasai ilmu agama serta iptek," katanya.
Acara ini ditutup dengan pembacaan doa oleh Wakil Pengasuh Pembinaan Bahasa dan Kajian Islam, KH Jauhari Sadji.
Lihat Juga: Tegaskan Independensi dan Standar Mutu Pendidikan, Majelis Masyayikh Sosialisasikan UU Pesantren
Best Practice Sharing yang dipandu oleh Ustazah Qolbi ini menghadirkan narasumber Psikolog Klinis YIA Annie Lutfia. Selain para pembina santri, juga ikut dalam acara itu, Guru Bimbingan dan Konseling (BK) Madrasah Aliyah.
Dalam paparannya, Annie menyatakan, santri saat ini adalah generasi Z yang lahir antara 1996 sampai 2010, dan berusia 12 sampai 26 tahun. Mereka memiliki potensi positif antara lain melek digital, adaptif, self awareness dengan segala tantangan yang dihadapi para pembina baik putra maupun putri.
"Santri zaman now adalah strawberry generation, indah, eksotik namun lunak, mental lemah di dunia kerja, lari dari kesulitan, tak tahan ditekan, curhat di media sosial. Peran pembinaan di asrama sangatlah diperlukan untuk menanamkan karakter santri yang memiliki nilai Santri KITAB (Komunikatif, Inovatif, Terbuka, Argumentatif, dan Berintegritas), sehingga mereka ke depan jauh dari kategori strawberry generation," kata Annie di Aula Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Hamidiyah, Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, Depok, Rabu (21/12/2022).
Putri (Alm) Prof KH Saifuddin Zuhri menganjurkan mendidik santri ala Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA dengan cara pendekatan psikologi. Seperti pada usia 7-14 tahun dengan penanaman prinsip, disiplin, tanggung jawab dan usia 14-21 melalui pendekatan pertemanan serta diskusi guna mendidik menjadi dewasa.
"Santri tingkat MA tidak senang berisik, bicara sedikit, mereka diajarkan musyawarah, bukan one way, mengajak, terbiasa memberikan usulan, problem solving. Sedangkan tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) emosinya harus diarahkan, pembina harus lebih aktif berikan value positif dengan akhlak mulia," kata Annie.
Hal senada disampaikan Kepala Divisi Sumber Daya Insani (SDI) YIH, Wahyudi. Menurutnya, pembina asrama merupakan ujung tombak pesantren. SDI akan memberikan perhatian lebih untuk kebaikan para santri di asrama pesantren. "Dengan pelatihan seperti ini harapannya dapat meningkatkan bekal pembinaan di asrama," katanya.
Hal senada diutarakan Wakil Pengasuh Pembinaan Santri dan Peribadatan, KH Abdul Rasyid Marhaly. Dirinya mengajak kepada para pembina putra maupun putri untuk lebih menjiwai pembinaan bagi para santri di Pesantren Al-Hamidiyah. "Tentunya, kita berharap agar dalam pembinaan tersebut mampu mencetak santri yang beradab, berakhlakul karimah, dan menguasai ilmu agama serta iptek," katanya.
Acara ini ditutup dengan pembacaan doa oleh Wakil Pengasuh Pembinaan Bahasa dan Kajian Islam, KH Jauhari Sadji.
Lihat Juga: Tegaskan Independensi dan Standar Mutu Pendidikan, Majelis Masyayikh Sosialisasikan UU Pesantren
(abd)
tulis komentar anda