Dukung Industri Fashion, Mahasiswa PENS Bikin Aplikasi Sandangs
Sabtu, 14 Januari 2023 - 13:33 WIB
JAKARTA - Tim mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) berhasil mengembangkan aplikasi Sandangs. Aplikasi ini dirancang untuk menjadi satu-satunya aplikasi penghubung pihak-pihak yang terlibat dalam industri fashion , mulai dari desainer, konveksi atau industri garmen, dan masyarakat.
Ketua Tim Sandangs Alfikiyar Tirta Haidar mengatakan, pengembangan aplikasi Sandangs berawal dari tugas untuk mata kuliah Workshop Pengembangan Perangkat Lunak (WPPL) di PENS. “Untuk ide kebetulan memang dari problem yang saya alami langsung yang kemudian coba kami validasi di lapangan,” kata mahasiswa D-4 Jurusan Teknik Informatika ini, dikutip dari laman Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Sabtu (14/1/2023).
Menurut Haidar, saat itu ia berencana membuat brand fashion sendiri. Akan tetapi, Haidar tidak memiliki banyak informasi terkait konveksi ataupun industri garmen yang bisa diajak untuk bekerja sama memproduksi brand fashionnya tersebut. “Jadi, kami harus survei ke konveksi-konveksi yang ada di sekitar Surabaya. Ini tentu sangat tidak efisien, baik dari segi waktu maupun biaya yang harus dikeluarkan untuk survei,” kata Haidar.
Baca juga: Kenalan dengan Prodi Ilmu Manajemen SPs IPB, Sudah Terakreditasi A
Dari pengalaman tersebut, Haidar kemudian melakukan validasi terhadap masalah-masalah yang ia hadapi tersebut sebagai customer dan juga dari pihak mitra produksi (konveksi maupun garmen). “Ternyata, saya dan juga customer lainnya itu menginginkan adanya sebuah platform fesyen yang lengkap, yang bisa memberikan informasi mulai dari raw material yang bisa kami gunakan termasuk produsen sampai desainernya. Sementara itu, konveksi membutuhkan semacam media untuk perluasan customer,” kata Haidar.
Baca juga: Beasiswa Nagoya University Dibuka, Kuliah Gratis dan Tunjangan Puluhan Juta
Dari hasil temuan-temuan itulah, Haidar bersama rekan-rekannya kemudian mengembangkan ide untuk membuat platform yang dapat menyatukan semua elemen dalam industri fashion tersebut. “Ya desainer, mitra produksi apakah itu konveksi ataupun garmen dan tentu saja masyarakat sebagai customer,” kata Haidar menambahkan.
Melalui aplikasi Sandangs, masyarakat kini dapat mencari informasi tentang konveksi atau garmen untuk mengerjakan item fashion yang akan mereka buat. Sementara itu, pihak konveksi bisa mengajukan penawaran atas item fesyen yang diajukan oleh customer tersebut. Dengan demikian, masyarakat bisa mendapatkan konveksi atau garmen yang sesuai dengan budget mereka, sedangkan pihak konveksi bisa mendapatkan order melalui aplikasi tersebut.
Saat ini, Haidar dan rekan-rekannya terus melakukan pengembangan terhadap aplikasi Sandangs. Selain sudah bisa diunduh melalui Play Store, nantinya Sandangs juga akan dikembangkan dalam bentuk web. “Kami berharap keberadaan Sandangs ini dapat mendukung perkembangan industri fashion di Indonesia dengan mempertemukan mitra produksi, desainer, dan para customer untuk membentuk sebuah environment fashion lokal,” pungkasnya.
Lihat Juga: Upaya Tingkatkan Kualitas SDM, Cagub Sulteng Ahmad Ali Berencana Bangun Sekolah Vokasi di Parimo
Ketua Tim Sandangs Alfikiyar Tirta Haidar mengatakan, pengembangan aplikasi Sandangs berawal dari tugas untuk mata kuliah Workshop Pengembangan Perangkat Lunak (WPPL) di PENS. “Untuk ide kebetulan memang dari problem yang saya alami langsung yang kemudian coba kami validasi di lapangan,” kata mahasiswa D-4 Jurusan Teknik Informatika ini, dikutip dari laman Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Sabtu (14/1/2023).
Menurut Haidar, saat itu ia berencana membuat brand fashion sendiri. Akan tetapi, Haidar tidak memiliki banyak informasi terkait konveksi ataupun industri garmen yang bisa diajak untuk bekerja sama memproduksi brand fashionnya tersebut. “Jadi, kami harus survei ke konveksi-konveksi yang ada di sekitar Surabaya. Ini tentu sangat tidak efisien, baik dari segi waktu maupun biaya yang harus dikeluarkan untuk survei,” kata Haidar.
Baca juga: Kenalan dengan Prodi Ilmu Manajemen SPs IPB, Sudah Terakreditasi A
Dari pengalaman tersebut, Haidar kemudian melakukan validasi terhadap masalah-masalah yang ia hadapi tersebut sebagai customer dan juga dari pihak mitra produksi (konveksi maupun garmen). “Ternyata, saya dan juga customer lainnya itu menginginkan adanya sebuah platform fesyen yang lengkap, yang bisa memberikan informasi mulai dari raw material yang bisa kami gunakan termasuk produsen sampai desainernya. Sementara itu, konveksi membutuhkan semacam media untuk perluasan customer,” kata Haidar.
Baca juga: Beasiswa Nagoya University Dibuka, Kuliah Gratis dan Tunjangan Puluhan Juta
Dari hasil temuan-temuan itulah, Haidar bersama rekan-rekannya kemudian mengembangkan ide untuk membuat platform yang dapat menyatukan semua elemen dalam industri fashion tersebut. “Ya desainer, mitra produksi apakah itu konveksi ataupun garmen dan tentu saja masyarakat sebagai customer,” kata Haidar menambahkan.
Melalui aplikasi Sandangs, masyarakat kini dapat mencari informasi tentang konveksi atau garmen untuk mengerjakan item fashion yang akan mereka buat. Sementara itu, pihak konveksi bisa mengajukan penawaran atas item fesyen yang diajukan oleh customer tersebut. Dengan demikian, masyarakat bisa mendapatkan konveksi atau garmen yang sesuai dengan budget mereka, sedangkan pihak konveksi bisa mendapatkan order melalui aplikasi tersebut.
Saat ini, Haidar dan rekan-rekannya terus melakukan pengembangan terhadap aplikasi Sandangs. Selain sudah bisa diunduh melalui Play Store, nantinya Sandangs juga akan dikembangkan dalam bentuk web. “Kami berharap keberadaan Sandangs ini dapat mendukung perkembangan industri fashion di Indonesia dengan mempertemukan mitra produksi, desainer, dan para customer untuk membentuk sebuah environment fashion lokal,” pungkasnya.
Lihat Juga: Upaya Tingkatkan Kualitas SDM, Cagub Sulteng Ahmad Ali Berencana Bangun Sekolah Vokasi di Parimo
(nnz)
tulis komentar anda