Kaji Sejarah Islam, 3 Mahasiswa UIN Jakarta Raih Beasiswa Professor Azyumardi Azra Scholarship
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tiga mahasiswa berhasil meraih bantuan biaya studi program Professor Azyumardi Azra Scholarship ( PAAS ) dari Lembaga Sosial Kemanusiaan Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta.
Bantuan beasiswa PAAS diharapkan mampu memberikan dukungan bagi kelancaran riset akhir para mahasiswa yang seluruhnya menempuh pendidikan di jenjang magister atau S2.
PAAS merupakan program beasiswa yang lahir dari inisiatif bersama STF UIN Jakarta dengan Program Magister Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta.
Berdasarkan keterangan resmi STF UIN Jakarta, sebagaimana dilansir dari laman resmi UIN Jakarta, Kamis (26/1/2023), ketiga mahasiswa penerima itu adalah Mochammad Nginwanun Likullil Mahamid, Muhammad Ericson Ziad, dan Nana Sudiana.
Direktur Eksekutif STF UIN Jakarta Prof. Dr. Amelia Fauzia menyampaikan selamat atas terpilihnya tiga mahasiswa dalam program PAAS. Ia berharap pemberian beasiswa memotivasi mereka menghasilkan karya terbaik bidang sejarah.
“Kami ucapkan selamat kepada para mahasiswa penerima program Professor Azyumardi Azra Ascholarship (PAAS) Tahun Akademik 2023 Semester Genap,” ujar Prof. Dr. Amelia Fauzia MA.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan banyak pihak dalam pemberian beasiswa ini. Selain itu, ia berpesan kepada para mahasiswa penerima untuk terus mempertahankan produktifitas akademik masing-masing.
“Teruslah berkarya untuk kemanusiaan yang lebih baik, dan menjadi insan yang menjaga nilai-nilai perdamaian lewat ilmu pengetahuan terutama ilmu sejarah,” tambahnya.
Dalam rilis yang sama disebutkan, Nginwanun merupakan mahasiswa yang tengah melakukan riset tesis magisternya dengan judul Politik Pendidikan Islam Belanda: Kajian tentang Kontribusi Pemikiran Lucien Adam terhadap Pendidikan di Karesidenan Madiun, 1934-1941.
Lalu, Ericson melakukan riset tesis dengan judul Naskah Tafsir Hidayatullah Karya KH. Muhammad Ali Al-Hamidy Matraman: Kajian Tekstual dan Kontekstual Tafsir Ulama Betawi Abad Ke-20 M. Adapun Nana meneliti dengan topik riset tesis Politik Pengelolaan Zakat di Indonesia Tahun 1945-2020.
Diketahui, PAAS merupakan program beasiswa yang lahir dari inisiatif bersama STF UIN Jakarta dengan Program Magister Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta.
Nama program ini merujuk pada almarhum Profesor Azyumardi Azra, Rektor UIN Jakarta periode 1998-2006 sekaligus sejarawan yang melahirkan banyak karya dan melakukan rintisan berpengaruh dalam tradisi riset sejarah Islam di kawasan Asia Tenggara.
Beasiswa PAAS sendiri diharapkan turut memajukan Studi Sejarah dan Filantropi Islam di Indonesia. Topik-topik riset sasaran beasiswa PAAS adalah bidang sejarah yang mencakup area Filantropi Islam, Islam dan Gerakan Sosial, Kehidupan Keseharian Masyarakat Muslim, Pendidikan Islam, Lokalitas dan Kearifan Lokal, dan Ulama Lokal.
“Kami berharap beasiswa PAAS ini bisa mendorong kajian yang mendalam terkait ulama, peran santri, dan gerakan perempuan, dan tradisi lokal, wilayah-wilayah yang masih perlu mendapat atensi dalam kajian sejarah,” terang Profesor Amelia lagi.
Setiap aplikasi dan proposal riset mahasiswa yang diajukan mendapat beasiswa PAAS diseleksi berdasarkan preferensi yang dapat memberikan terobosan dan kebaruan dalam pemajuan Studi Sejarah Islam Indonesia. Lainnya, beasiswa PAAS diprioritaskan bagi mahasiswa program magister konsentrasi sejarah yang tengah melakukan riset penelitian akhir studi.
Bantuan beasiswa PAAS diharapkan mampu memberikan dukungan bagi kelancaran riset akhir para mahasiswa yang seluruhnya menempuh pendidikan di jenjang magister atau S2.
PAAS merupakan program beasiswa yang lahir dari inisiatif bersama STF UIN Jakarta dengan Program Magister Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta.
Berdasarkan keterangan resmi STF UIN Jakarta, sebagaimana dilansir dari laman resmi UIN Jakarta, Kamis (26/1/2023), ketiga mahasiswa penerima itu adalah Mochammad Nginwanun Likullil Mahamid, Muhammad Ericson Ziad, dan Nana Sudiana.
Direktur Eksekutif STF UIN Jakarta Prof. Dr. Amelia Fauzia menyampaikan selamat atas terpilihnya tiga mahasiswa dalam program PAAS. Ia berharap pemberian beasiswa memotivasi mereka menghasilkan karya terbaik bidang sejarah.
“Kami ucapkan selamat kepada para mahasiswa penerima program Professor Azyumardi Azra Ascholarship (PAAS) Tahun Akademik 2023 Semester Genap,” ujar Prof. Dr. Amelia Fauzia MA.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan banyak pihak dalam pemberian beasiswa ini. Selain itu, ia berpesan kepada para mahasiswa penerima untuk terus mempertahankan produktifitas akademik masing-masing.
“Teruslah berkarya untuk kemanusiaan yang lebih baik, dan menjadi insan yang menjaga nilai-nilai perdamaian lewat ilmu pengetahuan terutama ilmu sejarah,” tambahnya.
Dalam rilis yang sama disebutkan, Nginwanun merupakan mahasiswa yang tengah melakukan riset tesis magisternya dengan judul Politik Pendidikan Islam Belanda: Kajian tentang Kontribusi Pemikiran Lucien Adam terhadap Pendidikan di Karesidenan Madiun, 1934-1941.
Lalu, Ericson melakukan riset tesis dengan judul Naskah Tafsir Hidayatullah Karya KH. Muhammad Ali Al-Hamidy Matraman: Kajian Tekstual dan Kontekstual Tafsir Ulama Betawi Abad Ke-20 M. Adapun Nana meneliti dengan topik riset tesis Politik Pengelolaan Zakat di Indonesia Tahun 1945-2020.
Diketahui, PAAS merupakan program beasiswa yang lahir dari inisiatif bersama STF UIN Jakarta dengan Program Magister Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta.
Nama program ini merujuk pada almarhum Profesor Azyumardi Azra, Rektor UIN Jakarta periode 1998-2006 sekaligus sejarawan yang melahirkan banyak karya dan melakukan rintisan berpengaruh dalam tradisi riset sejarah Islam di kawasan Asia Tenggara.
Beasiswa PAAS sendiri diharapkan turut memajukan Studi Sejarah dan Filantropi Islam di Indonesia. Topik-topik riset sasaran beasiswa PAAS adalah bidang sejarah yang mencakup area Filantropi Islam, Islam dan Gerakan Sosial, Kehidupan Keseharian Masyarakat Muslim, Pendidikan Islam, Lokalitas dan Kearifan Lokal, dan Ulama Lokal.
“Kami berharap beasiswa PAAS ini bisa mendorong kajian yang mendalam terkait ulama, peran santri, dan gerakan perempuan, dan tradisi lokal, wilayah-wilayah yang masih perlu mendapat atensi dalam kajian sejarah,” terang Profesor Amelia lagi.
Setiap aplikasi dan proposal riset mahasiswa yang diajukan mendapat beasiswa PAAS diseleksi berdasarkan preferensi yang dapat memberikan terobosan dan kebaruan dalam pemajuan Studi Sejarah Islam Indonesia. Lainnya, beasiswa PAAS diprioritaskan bagi mahasiswa program magister konsentrasi sejarah yang tengah melakukan riset penelitian akhir studi.
(mpw)