Perjalanan Panjang Observatorium Bosscha yang Kini Berusia 100 Tahun
loading...

Tahun ini Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB) yang berlokasi di Lembang, Bandung telah berusia 100 tahun. Foto/Dok/SINDOnews.
A
A
A
JAKARTA - Tahun 2023 menjadi momen istimewa bagi dunia astronomi di Tanah Air. Sebab, tahun ini Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung ( ITB ) yang berlokasi di Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat telah berusia 100 tahun.
Dikutip dari laman ITB, dalam perhelatan peringatan hari jadi Observatorium Bosscha yang ke-100 tahun, Prof. Karel A. van der Hucht, seorang astronom Belanda yang merupakan Sekretaris Jenderal dari International Astronomical Union periode tahun 2006-2009, dalam presentasinya yang berjudul “The Early History of The Observatorium Bosscha 1921-2939” memaparkan sejarah awal berdirinya Observatorium Bosscha di Bandung, Jawa Barat, Indonesia.
Dia membuka presentasinya dengan mengucapkan selamat atas 100 tahun berdirinya Observatorium Bosscha. Menurutnya, observatorium ini memiliki karakteristik yang unik sebagai akibat dari letaknya yang dekat dengan ekuator sehingga dapat mengamati kedua belahan bumi bagian utara dan selatan.
Baca juga: Unpar Buka Program Proyek Desa MBKM, Beri Pendanaan hingga Ekivalensi SKS Mahasiswa
Berdasarkan sejarah yang tercatat, terdapat fakta bahwa observatorium pertama di Pulau Jawa dibangun sekitar tahun 1760 oleh Pendeta Johan Mohr dari sebuah gereja Portugis yang terletak di Glodok, Batavia.
Dikutip dari laman ITB, dalam perhelatan peringatan hari jadi Observatorium Bosscha yang ke-100 tahun, Prof. Karel A. van der Hucht, seorang astronom Belanda yang merupakan Sekretaris Jenderal dari International Astronomical Union periode tahun 2006-2009, dalam presentasinya yang berjudul “The Early History of The Observatorium Bosscha 1921-2939” memaparkan sejarah awal berdirinya Observatorium Bosscha di Bandung, Jawa Barat, Indonesia.
Dia membuka presentasinya dengan mengucapkan selamat atas 100 tahun berdirinya Observatorium Bosscha. Menurutnya, observatorium ini memiliki karakteristik yang unik sebagai akibat dari letaknya yang dekat dengan ekuator sehingga dapat mengamati kedua belahan bumi bagian utara dan selatan.
Baca juga: Unpar Buka Program Proyek Desa MBKM, Beri Pendanaan hingga Ekivalensi SKS Mahasiswa
Berdasarkan sejarah yang tercatat, terdapat fakta bahwa observatorium pertama di Pulau Jawa dibangun sekitar tahun 1760 oleh Pendeta Johan Mohr dari sebuah gereja Portugis yang terletak di Glodok, Batavia.
Lihat Juga :