Mahasiswa ITS Inovasikan Alga Merah untuk Tangani Ruam Kulit
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia merupakan negara maritim dengan potensi sumber daya laut yang amat melimpah, salah satunya adalah alga merah. Melihat potensi tersebut, mahasiswa Insitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) cetuskan inovasi pemanfaatan salah satu jenis alga merah, Gracilaria verrucosa, sebagai losion untuk penanganan ruam kulit.
Mahasiswi asal Departemen Kimia Industri bernama Reynafa Agustin ini mengungkapkan Gracilaria verrucosa merupakan salah satu spesies dari alga merah dengan populasi terbanyak ketiga di Indonesia. “Pada tahun 2018, keberadaan Gracilaria verrucosa di Indonesia mencapai 1,12 juta ton, namun pemanfaatan ekonomisnya masih belum optimal,” katanya, melalui siaran pers, Selasa (28/2/2023).
Ia melanjutkan, Gracilaria verrucosa mengandung senyawa antibakteri dan antioksidan. Antara lain alkaloid, flavonoid, tanin, dan fenol sebagai antibakteri. Serta karotenoid, sterol, vitamin C dan E, protein, juga asam amino sebagai antioksidan. “Gracilaria verrucosa juga mengandung senyawa antiinflamasi. Inilah yang berfungsi sebagai bahan terapi,” jelasnya.
Baca juga: Mahasiswi Usakti 1st Runner Up di Kompetisi Debat ProAms Tingkat Internasional
Lebih lanjut, Reynafa menerangkan, temperatur udara di Indonesia yang cenderung panas dapat menyebabkan berbagai efek samping berbahaya bagi kulit manusia. Karena mikroorganisme berbahaya seperti Staphylococcus spp. dan Streptococcus spp. umumnya tumbuh pada saat kemarau. “Suburnya mikroorganisme tersebut biasanya menimbulkan penyakit kulit, berupa rasa gatal dan ruam kemerahan,” imbuhnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, gadis yang lahir Nganjuk ini berinisiatif untuk mengolah Gracilaria verrucosa menjadi losion yang dapat mengatasi ruam kemerahan pada kulit. “Gracilaria verrucosa mampu menghasilkan agar-agar yang dapat diaplikasikan sebagai agen pengental, pengemulsi, dan stabilitator,” jelas Reynafa.
Agar dapat diolah menjadi losion, Gracilaria verrucosa perlu ditambahkan senyawa tambahan, seperti fenol dan vitamin B12. Reynafa menuturkan bahwa fenol dapat berfungsi sebagai zat antibakteri dan antioksidan. Lebih rinci, fenol dikatakan dapat melindungi kulit dari kondisi lingkungan yang ekstrem, seperti suhu udara yang panas atau kelembapan yang tinggi.
Berbeda dengan fenol, Reynafa menerangkan bahwa vitamin B12 mengandung zat antiinflamasi yang tinggi, sehingga mampu memelihara proses metabolisme sel. “Vitamin B12 berperan untuk mempertahankan sistem imun tubuh dan menghambat peradangan,” tuturnya.
Baca juga: 10 Jurusan Kuliah Pendidikan Dokter yang Ramai Peminat, Lengkap dengan Daya Tampung untuk SNBT 2023
Selanjutnya, mahasiswi angkatan 2020 tersebut memaparkan proses pengolahan Gracilaria verrucosa hingga menjadi losion. Gracilaria verrucosa dicuci menggunakan air demineralisasi agar bebas dari kontaminasi. Usai dicuci, Gracilaria verrucosa direndam dan dihomogenkan dengan air demineralisasi rasio 1:1 hingga terbentuk pasta Gracilaria verrucosa.
Proses dilanjutkan dengan mencampur bahan dasar losion yang terdiri dari asam stearat, parafin cair, pengemulsi, cetyl alcohol, pasta Gracilaria verrucosa, gliserin, trietanolamin (TEA), dan air demineralisasi. Reynafa melanjutkan, campuran tersebut akan membentuk formula losion dalam fase minyak dan fase cair. “Setelah itu, keduanya akan dicampur menggunakan vortex mixer dengan suhu 70 - 75 derajat celcius,” imbuhnya.
Untuk mengoptimalkan peran Gracilaria verrucosa dalam menangani ruam kulit, pada tahap terakhir ditambahkan senyawa seng oksida dan besi oksida. Setelahnya, ia mencampurkan pasta Gracilaria verrucosa pada proses pertama dengan bahan losion yang sudah siap. “Usai diuji coba, losion Gracilaria verrucosa terbukti aman dan efektif untuk digunakan mengatasi ruam kulit,” tandasnya memastikan.
Melihat dari efektivitas dan potensinya dalam mengatasi ruam kulit sekaligus memberdayakan alga merah, inovasi Reynafa ini pun telah berhasil memenangkan penghargaan juara III pada Lomba Esai Maritim Day 2022 yang diadakan oleh Universitas Bangka Belitung pada 2022 lalu. “Saya harap inovasi yang saya cetuskan ini dapat memberi kebermanfaatan dan segera digunakan secara massal,” pungkasnya penuh harap.
Lihat Juga: 5 Kampus Terbaik di Indonesia Versi Publikasi Riset Nature Index, PTS Ini Bersaing Ketat
Mahasiswi asal Departemen Kimia Industri bernama Reynafa Agustin ini mengungkapkan Gracilaria verrucosa merupakan salah satu spesies dari alga merah dengan populasi terbanyak ketiga di Indonesia. “Pada tahun 2018, keberadaan Gracilaria verrucosa di Indonesia mencapai 1,12 juta ton, namun pemanfaatan ekonomisnya masih belum optimal,” katanya, melalui siaran pers, Selasa (28/2/2023).
Ia melanjutkan, Gracilaria verrucosa mengandung senyawa antibakteri dan antioksidan. Antara lain alkaloid, flavonoid, tanin, dan fenol sebagai antibakteri. Serta karotenoid, sterol, vitamin C dan E, protein, juga asam amino sebagai antioksidan. “Gracilaria verrucosa juga mengandung senyawa antiinflamasi. Inilah yang berfungsi sebagai bahan terapi,” jelasnya.
Baca juga: Mahasiswi Usakti 1st Runner Up di Kompetisi Debat ProAms Tingkat Internasional
Lebih lanjut, Reynafa menerangkan, temperatur udara di Indonesia yang cenderung panas dapat menyebabkan berbagai efek samping berbahaya bagi kulit manusia. Karena mikroorganisme berbahaya seperti Staphylococcus spp. dan Streptococcus spp. umumnya tumbuh pada saat kemarau. “Suburnya mikroorganisme tersebut biasanya menimbulkan penyakit kulit, berupa rasa gatal dan ruam kemerahan,” imbuhnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, gadis yang lahir Nganjuk ini berinisiatif untuk mengolah Gracilaria verrucosa menjadi losion yang dapat mengatasi ruam kemerahan pada kulit. “Gracilaria verrucosa mampu menghasilkan agar-agar yang dapat diaplikasikan sebagai agen pengental, pengemulsi, dan stabilitator,” jelas Reynafa.
Agar dapat diolah menjadi losion, Gracilaria verrucosa perlu ditambahkan senyawa tambahan, seperti fenol dan vitamin B12. Reynafa menuturkan bahwa fenol dapat berfungsi sebagai zat antibakteri dan antioksidan. Lebih rinci, fenol dikatakan dapat melindungi kulit dari kondisi lingkungan yang ekstrem, seperti suhu udara yang panas atau kelembapan yang tinggi.
Berbeda dengan fenol, Reynafa menerangkan bahwa vitamin B12 mengandung zat antiinflamasi yang tinggi, sehingga mampu memelihara proses metabolisme sel. “Vitamin B12 berperan untuk mempertahankan sistem imun tubuh dan menghambat peradangan,” tuturnya.
Baca juga: 10 Jurusan Kuliah Pendidikan Dokter yang Ramai Peminat, Lengkap dengan Daya Tampung untuk SNBT 2023
Selanjutnya, mahasiswi angkatan 2020 tersebut memaparkan proses pengolahan Gracilaria verrucosa hingga menjadi losion. Gracilaria verrucosa dicuci menggunakan air demineralisasi agar bebas dari kontaminasi. Usai dicuci, Gracilaria verrucosa direndam dan dihomogenkan dengan air demineralisasi rasio 1:1 hingga terbentuk pasta Gracilaria verrucosa.
Proses dilanjutkan dengan mencampur bahan dasar losion yang terdiri dari asam stearat, parafin cair, pengemulsi, cetyl alcohol, pasta Gracilaria verrucosa, gliserin, trietanolamin (TEA), dan air demineralisasi. Reynafa melanjutkan, campuran tersebut akan membentuk formula losion dalam fase minyak dan fase cair. “Setelah itu, keduanya akan dicampur menggunakan vortex mixer dengan suhu 70 - 75 derajat celcius,” imbuhnya.
Untuk mengoptimalkan peran Gracilaria verrucosa dalam menangani ruam kulit, pada tahap terakhir ditambahkan senyawa seng oksida dan besi oksida. Setelahnya, ia mencampurkan pasta Gracilaria verrucosa pada proses pertama dengan bahan losion yang sudah siap. “Usai diuji coba, losion Gracilaria verrucosa terbukti aman dan efektif untuk digunakan mengatasi ruam kulit,” tandasnya memastikan.
Melihat dari efektivitas dan potensinya dalam mengatasi ruam kulit sekaligus memberdayakan alga merah, inovasi Reynafa ini pun telah berhasil memenangkan penghargaan juara III pada Lomba Esai Maritim Day 2022 yang diadakan oleh Universitas Bangka Belitung pada 2022 lalu. “Saya harap inovasi yang saya cetuskan ini dapat memberi kebermanfaatan dan segera digunakan secara massal,” pungkasnya penuh harap.
Lihat Juga: 5 Kampus Terbaik di Indonesia Versi Publikasi Riset Nature Index, PTS Ini Bersaing Ketat
(nnz)