3 Mahasiswa UI Raih Juara di Kompetisi Desain Internasional, Ini Rancangannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tiga mahasiswa UI meraih juara 2 dalam ajang Yearning to Breathe International Design Competition 2022. Tim mahasiswa ini merancang Beeophile, struktur bangunan yang berfungsi sebagai hunian, ruang hijau, dan juga wadah interaksi.
Yearning to Breathe International Design Competition 2022 merupakan kompetisi desain internasional yang diselenggarakan pertama kali dan terdapat 216 entri dari seluruh dunia. Para peserta di ajang ini harus menciptakan desain perumahan kota berbasis arsitektur dan interior biofilik.
Baca juga: UIN Walisongo Terima 2.321 Mahasiswa Baru Jalur SPAN PTKIN 2023, Cek Cara Daftar Ulang
Kompetisi ini menantang peserta bukan hanya sekadar memikirkan ide-ide desain yang dapat meningkatkan interaksi manusia dengan alam, namun juga dapat memulihkan gangguan permasalahan mental.
Tahun ini, Yearning to Breathe International Design Competition 2022 mengangkat tema "A Biophilic Residence that Responds to the Dense Concrete Fabric of the City". Para peserta diminta untuk merancang desain arsitektur untuk mengatasi masalah menurunnya tingkat konektivitas manusia dan alam yang berujung pada gangguan mental.
Pada kompetisi ini, ketiga mahasiswa berkompetisi di bawah bimbingan Guru Besar Departemen Arsitektur FTUI, Prof. Ir. Evawani Ellisa, Arsitek Profesional, Baiq Lisa Wahyulina, dan Asisten Dosen, Aulia Urrorhmah.
Baca juga: Prof Arif Satria Ungkap Pengoptimalan Pengelolaan Investasi di IPB University
Berangkat dari permasalahan tersebut, pada kompetisi ini para peserta diharapkan dapat merancang rumah perkotaan yang berkonsentrasi pada inovasi desain konseptual arsitektur dan interior yang didasarkan pada konsep biofilia sehingga dapat menciptakan konektivitas antara manusia dan alam.
Rancangan struktur bangunan tim mahasiswa UI. Foto/Humas UI.
“Kebanyakan masyarakat kota tinggal dalam area hunian yang padat dengan ruang hijau yang sangat terbatas dan tingkat polusi udara dan suara yang tinggi. Hal ini berakibat pada tingginya tingkat stress dan rasa terisolasi para penghuninya. Tim kami tertarik untuk mencoba mengusulkan ide intervensi di wilayah kota-kota besar di Asia Tenggara termasuk Indonesia, yang banyak didominasi bangunan tipe ruko,” ujar Prof. Evawani Ellisa, melalui siaran pers, Rabu (5/4/2023).
Yearning to Breathe International Design Competition 2022 merupakan kompetisi desain internasional yang diselenggarakan pertama kali dan terdapat 216 entri dari seluruh dunia. Para peserta di ajang ini harus menciptakan desain perumahan kota berbasis arsitektur dan interior biofilik.
Tim Mahasiswa Arsitektur FTUI
3 mahasiswa dari Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) ini adalah Alfira Kurniawati, Shafira Izzatunnisa, dan Yasyfina Aflah. Kompetisi Yearning to Breathe International Design Competition 2022, diselenggarakan Archiol Competition yang diumumkan pada 11 Maret 2023 lalu melalui laman www.archiol.org/results/yearning_to_breathe_2022.Baca juga: UIN Walisongo Terima 2.321 Mahasiswa Baru Jalur SPAN PTKIN 2023, Cek Cara Daftar Ulang
Kompetisi ini menantang peserta bukan hanya sekadar memikirkan ide-ide desain yang dapat meningkatkan interaksi manusia dengan alam, namun juga dapat memulihkan gangguan permasalahan mental.
Tahun ini, Yearning to Breathe International Design Competition 2022 mengangkat tema "A Biophilic Residence that Responds to the Dense Concrete Fabric of the City". Para peserta diminta untuk merancang desain arsitektur untuk mengatasi masalah menurunnya tingkat konektivitas manusia dan alam yang berujung pada gangguan mental.
Pada kompetisi ini, ketiga mahasiswa berkompetisi di bawah bimbingan Guru Besar Departemen Arsitektur FTUI, Prof. Ir. Evawani Ellisa, Arsitek Profesional, Baiq Lisa Wahyulina, dan Asisten Dosen, Aulia Urrorhmah.
Desain yang Menghubungkan Manusia dan Alam
Studi kesehatan telah banyak mendokumentasikan peningkatan stres yang berakibat pada peningkatan gangguan mental pada masyarakat perkotaan. Salah satu penyebabnya adalah menurunnya interaksi antara manusia dan alam.Baca juga: Prof Arif Satria Ungkap Pengoptimalan Pengelolaan Investasi di IPB University
Berangkat dari permasalahan tersebut, pada kompetisi ini para peserta diharapkan dapat merancang rumah perkotaan yang berkonsentrasi pada inovasi desain konseptual arsitektur dan interior yang didasarkan pada konsep biofilia sehingga dapat menciptakan konektivitas antara manusia dan alam.
Rancangan struktur bangunan tim mahasiswa UI. Foto/Humas UI.
“Kebanyakan masyarakat kota tinggal dalam area hunian yang padat dengan ruang hijau yang sangat terbatas dan tingkat polusi udara dan suara yang tinggi. Hal ini berakibat pada tingginya tingkat stress dan rasa terisolasi para penghuninya. Tim kami tertarik untuk mencoba mengusulkan ide intervensi di wilayah kota-kota besar di Asia Tenggara termasuk Indonesia, yang banyak didominasi bangunan tipe ruko,” ujar Prof. Evawani Ellisa, melalui siaran pers, Rabu (5/4/2023).