92 Program Studi ITS Siap Terima Mahasiswa Baru Lewat SNBT 2023
loading...
A
A
A
JAKARTA - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melakukan sosialisasi penerimaan calon mahasiswa baru jalur SNBT 2023. Calon mahasiswa baru bisa memilih salah satu dari 7 fakultas yang tersedia di kampus ITS.
Perbedaan utama Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) yang sebelumnya bernama Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) ini terletak pada materi tes seleksi SNBT meski menggunakan metode seleksi yang sama seperti sebelumnya yakni berbasis nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).
Direktur Pendidikan ITS Dr Eng Siti Machmudah memaparkan bahwa ITS menyediakan tujuh fakultas dengan total 92 program studi (prodi) di dalamnya. Di dalam 92 prodi tersebut terdiri dari 37 jenjang S1 dan 8 prodi jenjang D4.
Tak hanya itu, tahun ini ITS juga memiliki satu fakultas baru yaitu Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK) yang membawahi tiga departemen yakni Teknik Biomedik, Teknologi Kedokteran, dan Kedokteran. Namun untuk Kedokteran sendiri hanya dibuka lewat jalur seleksi Mandiri dan Kemitraan di tahun 2023 ini.
Machmudah melanjutkan, untuk peserta pelamar beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah juga tak perlu khawatir karena semua peserta memiliki kesempatan yang sama. “Kuota pemegang beasiswa KIP Kuliah di ITS sendiri juga cukup banyak jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” tegas dosen Departemen Teknik Kimia ITS ini, melalui siaran pers, Kamis (7/4/2023).
Baca juga: 20 Prodi Unnes Paling Diminati 2022 dan Daya Tampungnya di SNBT 2023
Dekan Fakultas Vokasi (FV) ITS Prof Ir Muhammad Sigit Darmawan memperkenalkan pendidikan vokasi lebih dalam. Dalam presentasinya, Sigit meluruskan akan stigma negatif masyarakat mengenai jenjang karier lulusan vokasi atau D4 jangka panjang.
Sigit menyampaikan bahwa kesempatan karier ke depan dari lulusan D4 sangat baik karena pendalaman materi yang lebih spesifik, di mana 60 persen perkuliahannya diisi dengan magang industri dan penyelesaian masalah riil di lapangan.
Poin unggulan dari FV ITS sendiri ialah dengan pola pembelajaran yang Project-Based Learning dan Lab-Based Learning, sehingga mahasiswa bukan sekedar belajar di dalam kelas namun dapat langsung mengimplementasikan ilmunya ke industri. Sigit mengungkapkan bahwa mahasiswa FV ITS wajib menempuh magang industri sebanyak 14 kredit SKS selama perkuliahan.
“Faktor inilah yang menjadikan lulusan Fakultas Vokasi ITS siap bekerja di industri, dengan lebih dari 80 persen lulusannya sudah mendapatkan pekerjaan dengan masa tunggu di bawah enam bulan,” tandasnya meyakinkan.
Tak hanya membuka kesempatan dalam negeri, mahasiswa FV ITS juga turut berkiprah di ranah internasional. Sejumlah kerja sama internasional antara FV ITS dan perguruan tinggi luar negeri ini memberikan peluang seperti pertukaran pelajar bagi mahasiswanya, magang industri, hingga melanjutkan pendidikan lebih di tinggi di tingkat internasional.
Baca juga: 8 Mahasiswa Unikom Wakili Indonesia sebagai Finalis Dunia Imagine Cup 2023
Peluang program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digaungkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) juga sangat terbuka lebar. Salah satunya, adanya delapan mahasiswa FV ITS yang terpilih sebagai penerima program beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).
“Tes Kemampuan Akademik (TKA) untuk Saintek maupun Soshum telah dihapus sehingga siswa berkesempatan untuk bersaing di prodi yang berlawanan dengan peminatannya selama SMA,” jelasnya.
Ismaini melanjutkan, proses PMB untuk program Sarjana (S1) dan Sarjana Terapan (D4) saat ini berlangsung secara bersamaan, tidak lagi terpisah seperti pada 2022 lalu. Isma menekankan, calon mahasiswa baru harus menentukan pilihannya dengan bijak, apakah akan bersaing di jenjang sarjana maupun sarjana terapan.
“Baik jenjang S1 maupun D4 memiliki kualitas akademik yang sama menjanjikannya, sehingga siswa tak perlu ragu untuk bersaing di jenjang sarjana terapan,” pungkas dosen Departemen Statistika ITS ini.
Perbedaan utama Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) yang sebelumnya bernama Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) ini terletak pada materi tes seleksi SNBT meski menggunakan metode seleksi yang sama seperti sebelumnya yakni berbasis nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).
7 Fakultas, 92 Prodi
Direktur Pendidikan ITS Dr Eng Siti Machmudah memaparkan bahwa ITS menyediakan tujuh fakultas dengan total 92 program studi (prodi) di dalamnya. Di dalam 92 prodi tersebut terdiri dari 37 jenjang S1 dan 8 prodi jenjang D4.
Tak hanya itu, tahun ini ITS juga memiliki satu fakultas baru yaitu Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK) yang membawahi tiga departemen yakni Teknik Biomedik, Teknologi Kedokteran, dan Kedokteran. Namun untuk Kedokteran sendiri hanya dibuka lewat jalur seleksi Mandiri dan Kemitraan di tahun 2023 ini.
Peserta KIP Kuliah Punya Peluang yang Sama
Machmudah melanjutkan, untuk peserta pelamar beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah juga tak perlu khawatir karena semua peserta memiliki kesempatan yang sama. “Kuota pemegang beasiswa KIP Kuliah di ITS sendiri juga cukup banyak jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” tegas dosen Departemen Teknik Kimia ITS ini, melalui siaran pers, Kamis (7/4/2023).
Baca juga: 20 Prodi Unnes Paling Diminati 2022 dan Daya Tampungnya di SNBT 2023
ITS Sediakan Fakultas Vokasi, Cetak Lulusan Siap Kerja
Dekan Fakultas Vokasi (FV) ITS Prof Ir Muhammad Sigit Darmawan memperkenalkan pendidikan vokasi lebih dalam. Dalam presentasinya, Sigit meluruskan akan stigma negatif masyarakat mengenai jenjang karier lulusan vokasi atau D4 jangka panjang.
Sigit menyampaikan bahwa kesempatan karier ke depan dari lulusan D4 sangat baik karena pendalaman materi yang lebih spesifik, di mana 60 persen perkuliahannya diisi dengan magang industri dan penyelesaian masalah riil di lapangan.
Poin unggulan dari FV ITS sendiri ialah dengan pola pembelajaran yang Project-Based Learning dan Lab-Based Learning, sehingga mahasiswa bukan sekedar belajar di dalam kelas namun dapat langsung mengimplementasikan ilmunya ke industri. Sigit mengungkapkan bahwa mahasiswa FV ITS wajib menempuh magang industri sebanyak 14 kredit SKS selama perkuliahan.
“Faktor inilah yang menjadikan lulusan Fakultas Vokasi ITS siap bekerja di industri, dengan lebih dari 80 persen lulusannya sudah mendapatkan pekerjaan dengan masa tunggu di bawah enam bulan,” tandasnya meyakinkan.
Peluang Magang dan IISMA untuk Mahasiswa Vokasi
Tak hanya membuka kesempatan dalam negeri, mahasiswa FV ITS juga turut berkiprah di ranah internasional. Sejumlah kerja sama internasional antara FV ITS dan perguruan tinggi luar negeri ini memberikan peluang seperti pertukaran pelajar bagi mahasiswanya, magang industri, hingga melanjutkan pendidikan lebih di tinggi di tingkat internasional.
Baca juga: 8 Mahasiswa Unikom Wakili Indonesia sebagai Finalis Dunia Imagine Cup 2023
Peluang program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digaungkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) juga sangat terbuka lebar. Salah satunya, adanya delapan mahasiswa FV ITS yang terpilih sebagai penerima program beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).
Tes UTBK Berlangsung 195 Menit
Koordinator Humas dan Promosi SNPMB Dr Ismaini Zain menyampaikan, tes UTBK SNBT berlangsung selama 195 menit terdiri dari Tes Potensi Skolastik (TPS), penalaran matematik, literasi dalam Bahasa Indonesia, dan literasi dalam Bahasa Inggris.“Tes Kemampuan Akademik (TKA) untuk Saintek maupun Soshum telah dihapus sehingga siswa berkesempatan untuk bersaing di prodi yang berlawanan dengan peminatannya selama SMA,” jelasnya.
Tentukan Pilihan dengan Bijak
Ismaini melanjutkan, proses PMB untuk program Sarjana (S1) dan Sarjana Terapan (D4) saat ini berlangsung secara bersamaan, tidak lagi terpisah seperti pada 2022 lalu. Isma menekankan, calon mahasiswa baru harus menentukan pilihannya dengan bijak, apakah akan bersaing di jenjang sarjana maupun sarjana terapan.
“Baik jenjang S1 maupun D4 memiliki kualitas akademik yang sama menjanjikannya, sehingga siswa tak perlu ragu untuk bersaing di jenjang sarjana terapan,” pungkas dosen Departemen Statistika ITS ini.
(nnz)