Turnitin Aktifkan Kemampuan AI Deteksi Keaslian Tulisan untuk Pengajar dan Lembaga Pendidikan
loading...
A
A
A
"Sama pentingnya bagi mereka agar teknologi pendeteksian itu menjadi bagian mulus dari alur kerja yang sudah ada, yang telah kami tindak lanjuti dengan mengintegrasikan kemampuan pendeteksian AI ke dalam solusi Turnitin," tambahnya.
Menurut James Thorley, Wakil Presiden Regional Turnitin Asia Pasifik, akademisi, pengajar, dan administrator universitas di Asia Tenggara sangat menyadari potensi dampak peranti AI seperti ChatGPT di wilayah tersebut.
"Para pengajar di Indonesia menyadari peranti AI dapat berdampak terhadap kualitas pekerjaan siswa dan pengalaman belajar. Namun, sementara komunitas menganggap bahwa peranti AI juga dapat menjadi kekuatan untuk kebaikan, ketergantungan yang tinggi pada teknologi dapat menghambat pemikiran kritis dan integritas akademik yang merupakan nilai inti untuk pengembangan masyarakat," jelas Thorley.
Untuk membantu komunitas pendidikan menavigasi dan mengelola teknologi baru ini di kelas, Turnitin telah menerbitkan halaman sumber daya penulisan AI. Halaman web yang tersedia untuk umum diperbarui secara berkala dengan sumber daya praktis dari Tim Pengajaran dan Pembelajaran perusahaan, yang terdiri dari mantan pengajar maupun yang masih aktif.
Sumber daya saat ini mencakup glosarium istilah AI, panduan untuk memperbarui kebijakan integritas akademik di era AI, dan rubrik penyalahgunaan AI yang dapat diunduh untuk membantu pengajar secara proaktif mengantisipasi potensi penggunaan AI dalam tugas menulis yang diberikan. Halaman ini juga melaporkan kemajuan dalam penyempurnaan kemampuan deteksi seiring dengan teknologi penulisan AI yang terus berkembang.
Selama 25 tahun, Turnitin telah menjadi mitra tepercaya para pengajar, memberikan masukan tentang tulisan siswa, dan membantu menegakkan standar integritas akademik bagi lebih dari 16.000 lembaga pendidikan di 140 negara di seluruh dunia.
Menurut James Thorley, Wakil Presiden Regional Turnitin Asia Pasifik, akademisi, pengajar, dan administrator universitas di Asia Tenggara sangat menyadari potensi dampak peranti AI seperti ChatGPT di wilayah tersebut.
"Para pengajar di Indonesia menyadari peranti AI dapat berdampak terhadap kualitas pekerjaan siswa dan pengalaman belajar. Namun, sementara komunitas menganggap bahwa peranti AI juga dapat menjadi kekuatan untuk kebaikan, ketergantungan yang tinggi pada teknologi dapat menghambat pemikiran kritis dan integritas akademik yang merupakan nilai inti untuk pengembangan masyarakat," jelas Thorley.
Untuk membantu komunitas pendidikan menavigasi dan mengelola teknologi baru ini di kelas, Turnitin telah menerbitkan halaman sumber daya penulisan AI. Halaman web yang tersedia untuk umum diperbarui secara berkala dengan sumber daya praktis dari Tim Pengajaran dan Pembelajaran perusahaan, yang terdiri dari mantan pengajar maupun yang masih aktif.
Sumber daya saat ini mencakup glosarium istilah AI, panduan untuk memperbarui kebijakan integritas akademik di era AI, dan rubrik penyalahgunaan AI yang dapat diunduh untuk membantu pengajar secara proaktif mengantisipasi potensi penggunaan AI dalam tugas menulis yang diberikan. Halaman ini juga melaporkan kemajuan dalam penyempurnaan kemampuan deteksi seiring dengan teknologi penulisan AI yang terus berkembang.
Selama 25 tahun, Turnitin telah menjadi mitra tepercaya para pengajar, memberikan masukan tentang tulisan siswa, dan membantu menegakkan standar integritas akademik bagi lebih dari 16.000 lembaga pendidikan di 140 negara di seluruh dunia.
(mpw)