UGM Buka Jalur Penerimaan Mahasiswa Baru PBU Berbasis Geografis
loading...
A
A
A
JAKARTA - UGM menyediakan penerimaan mahasiswa baru jalur Penelusuran Bibit Unggul (PBU) berbasis geografis. Jalur ini khusus bagi putra putri daerah terbaik dari luar Pulau Jawa.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof.Dr. Wening Udasmoro menegaskan kembali komitmen UGM menjadi kampus inklusif.
“Program penerimaan jalur PBU secara geografis ini merupakan bentuk komitmen UGM untuk pengembangan SDM di luar Jawa atau penguatan wilayah yang rentan secara geografis,” katanya, dikutip dari laman UGM, Sabtu (15/4/2023).
Wening mengatakan pada tahun ini UGM menyediakan kuota bagi sekitar 100 putra putri daerah yang bisa mengikuti program seleksi penerimaan mahasiswa baru jalur PBU berbasis geografis ini. Ia berharap nantinya ada banyak masyarakat yang dapat diterima melalui jalur seleksi ini dan ke depannya dapat meningkat.
Baca juga: Gala Tirta Apsara, Konsep Permukiman Ramah Lingkungan dari Mahasiswa ITS
Persoalan inklusivitas telah tertuang dalam Rencana Strategis (renstra) Rektor UGM 2022-2027 yang menyebutkan UGM sebagai kampus inklusif dan menghargai keberagaman termasuk bagi masyarakat di luar Pulau Jawa yang rentan secara geografis.
Menurutnya, jalur ini tersedia dengan berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan KAGAMA yang ternyata mendapat respon positif dari sejumlah daerah.
Dia mengungkapkan, hingga kini sudah ada empat pemda yang berkomitmen kuat pada jalur ini. Yaitu Kalimantan Utara, Riau, Bengkulu, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Masing-masing daerah rata-rata menganggarkan sekitar 10-20 mahasiswa untuk ikut dalam seleksi jalur PBU berbasis geografis UGM,” lugasnya.
Baca juga: Lulus Summa Cumlaude, Sjafrie Sjamsoeddin Jadi Doktor Ilmu Pertahanan Ke-29 Unhan
Wening menuturkan, melalui jalur PBU Berbasis Geografis ini UGM beserta pemda bersama-sama untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) baik untuk pendidikan, penelitian, dan juga pengabdian masyarakat.
“Jadi, daerah-daerah nantinya tidak hanya mengirim putra putri daerahnya untuk kuliah di UGM saja, namun menjadi tempat untuk UGM berkontribusi lebih banyak lagi lewat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Nantinya para mahasiswa akan dikirimkan ke daerah, terlibat membangun kembali daerahnya," terangnya.
Dalam upaya menjaring putra putri terbaik daerah UGM melibatkan KAGAMA dalam membangun komunikasi dengan pemda terkait proses seleksi penerimaan mahasiswa baru di UGM.
Harapannya di tahun ajaran mendatang ada lebih banyak pemernitah daerah yang menujukkan komitmen serius dalam mengikuti program seleksi mahasiswa baru melalui jalur ini.
Lihat Juga: Profil Unesa, Kampus di Surabaya yang Memberi Marselino Ferdinan Beasiswa Kuliah sampai Lulus
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof.Dr. Wening Udasmoro menegaskan kembali komitmen UGM menjadi kampus inklusif.
“Program penerimaan jalur PBU secara geografis ini merupakan bentuk komitmen UGM untuk pengembangan SDM di luar Jawa atau penguatan wilayah yang rentan secara geografis,” katanya, dikutip dari laman UGM, Sabtu (15/4/2023).
Wening mengatakan pada tahun ini UGM menyediakan kuota bagi sekitar 100 putra putri daerah yang bisa mengikuti program seleksi penerimaan mahasiswa baru jalur PBU berbasis geografis ini. Ia berharap nantinya ada banyak masyarakat yang dapat diterima melalui jalur seleksi ini dan ke depannya dapat meningkat.
Baca juga: Gala Tirta Apsara, Konsep Permukiman Ramah Lingkungan dari Mahasiswa ITS
Persoalan inklusivitas telah tertuang dalam Rencana Strategis (renstra) Rektor UGM 2022-2027 yang menyebutkan UGM sebagai kampus inklusif dan menghargai keberagaman termasuk bagi masyarakat di luar Pulau Jawa yang rentan secara geografis.
Menurutnya, jalur ini tersedia dengan berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan KAGAMA yang ternyata mendapat respon positif dari sejumlah daerah.
Dia mengungkapkan, hingga kini sudah ada empat pemda yang berkomitmen kuat pada jalur ini. Yaitu Kalimantan Utara, Riau, Bengkulu, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Masing-masing daerah rata-rata menganggarkan sekitar 10-20 mahasiswa untuk ikut dalam seleksi jalur PBU berbasis geografis UGM,” lugasnya.
Baca juga: Lulus Summa Cumlaude, Sjafrie Sjamsoeddin Jadi Doktor Ilmu Pertahanan Ke-29 Unhan
Wening menuturkan, melalui jalur PBU Berbasis Geografis ini UGM beserta pemda bersama-sama untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) baik untuk pendidikan, penelitian, dan juga pengabdian masyarakat.
“Jadi, daerah-daerah nantinya tidak hanya mengirim putra putri daerahnya untuk kuliah di UGM saja, namun menjadi tempat untuk UGM berkontribusi lebih banyak lagi lewat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Nantinya para mahasiswa akan dikirimkan ke daerah, terlibat membangun kembali daerahnya," terangnya.
Dalam upaya menjaring putra putri terbaik daerah UGM melibatkan KAGAMA dalam membangun komunikasi dengan pemda terkait proses seleksi penerimaan mahasiswa baru di UGM.
Harapannya di tahun ajaran mendatang ada lebih banyak pemernitah daerah yang menujukkan komitmen serius dalam mengikuti program seleksi mahasiswa baru melalui jalur ini.
Lihat Juga: Profil Unesa, Kampus di Surabaya yang Memberi Marselino Ferdinan Beasiswa Kuliah sampai Lulus
(nnz)