Mahasiswa Baru ITB akan Jalani TPB di Kampus Jatinangor
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mulai tahun akademik 2023/2024, program tahap persiapan bersama (TPB) akan dilaksanakan di ITB Kampus Jatinangor. Pemerintah Kabupaten Sumedang dalam masterplan-nya pun telah menyiapkan ITB Kampus Jatinangor untuk difokuskan menjadi kawasan pendidikan.
Direktur Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) Jatinangor Prof. Ir. Agus Jatnika Effendi menyampaikan, rencana perpindahan ini sudah disiapkan sejak tahun 2020. Secara bertahap proses perpindahan ini telah dilaksanakan.
Salah satunya yaitu sejak tahun lalu mahasiswa ITB TPB Cirebon dan Jatinangor yang berjumlah sekitar 800 mahasiswa telah berkuliah di Kampus Jatinangor. “Tidak tiba-tiba, ini sudah bagian dari proses,” jelas Prof. Agus, dikutip dari laman ITB, Sabtu (6/5/2023).
Alasan utama perpindahan program TPB pada dasarnya untuk meningkatkan atmosfer akademik di Kampus Jatinangor. Bertambahnya jumlah mahasiswa dapat mendorong lebih banyak kegiatan, baik kegiatan akademik maupun kegiatan lainnya. Dengan demikian, diharapkan kehidupan kampus dan atmosfer akademik bisa tercipta.
Baca juga: 17.216 Peserta akan Mengikuti UTBK di ITB, Ini Dokumen yang Harus Dibawa
Tak hanya itu, perpindahan ini juga untuk membantu mengurangi kepadatan yang ada di Kampus Ganesha. Prof. Agus menjelaskan, kapasitas Kampus Jatinangor dirancang minimal untuk 7.500 mahasiswa, sementara jumlah saat ini yaitu berkisar 2.800 mahasiswa.
Di sisi lain, Kampus Ganesha yang memiliki luas kurang lebih hanya setengah dari luas Kampus Jatinangor saat ini ditempati oleh 26 ribu mahasiswa.
Lebih lanjut Prof. Agus menerangkan, program TPB dinilai lebih mudah dari segi pengelolaan dan segi lainnya. Pertimbangan lain juga didasarkan Kampus Jatinangor memungkinkan terjadinya interaksi mahasiswa tahun pertama untuk menciptakan living-learning communities.
“Ada satu tahun masa transisi, artinya dalam satu tahun masa transisi ini kita akan penuhi kebutuhan secara berangsur-angsur,” ungkap Prof. Agus.
Meskipun demikian, Kampus Jatinangor menargetkan per tanggal 21 Agustus 2023 sudah memenuhi kebutuhan dasar perkuliahan TPB seperti kapasitas ruang kelas dan laboratorium untuk praktikum fisika dasar dan kimia dasar.
Untuk mengakomodir kegiatan mahasiswa, Direktorat Kampus ITB Jatinangor bekerja sama dengan Direktorat Kemahasiswaan merencanakan akan menghadirkan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Kampus Jatinangor. Tak hanya itu, bentuk layanan ITB berupa shuttle mahasiswa antarkampus juga diupayakan untuk ditingkatkan.
Target besar Kampus Jatinangor yakni menghadirkan laboratorium terpadu yang diharapkan paling lambat dapat digunakan pada semester 1 tahun ajaran 2024/2025 setelah usai masa transisi. Saat ini, perancangan bangunan tersebut sedang berada pada tahap digital engineering design (DED).
Baca juga: UI Raih 5 Star pada Healthy University Rating System 2022 dari AUN-HPN
Gedung baru ini rencananya akan difungsikan sebagai laboratorium untuk fisika dasar dan kimia dasar, co-working space, serta ruang bersama. Tidak hanya itu, juga terdapat digital library, teaching factory, workshop, dan studio bersama.
Persiapan yang perlu dilakukan mahasiswa baru TPB tak berbeda dengan persiapan untuk berkuliah pada umumnya. Mahasiswa baru perlu menyiapkan kebutuhan untuk studi seperti peralatan kuliah, transportasi, dan tempat tinggal.
Kampus Jatinangor sendiri menyediakan lima asrama yang dapat menampung hingga 1.056 mahasiswa. Lebih lanjut, dalam survei oleh ITB yang dilakukan secara door to door, terdapat lebih dari 4.000 kamar kos pada rentang 2-3 km dari kampus.
Jumlah ini belum dengan hunian lainnya seperti apartemen dan rumah kontrakan. Harapannya, mahasiswa tidak perlu mengkhawatirkan ketersediaan hunian di Jatinangor.
Kegiatan besar seperti penerimaan mahasiswa baru, OSKM, dan CDT belum terdapat informasi secara resmi mengenai tempat pelaksanaannya. Prof. Agus mengungkapkan besar kemungkinan kegiatan tersebut akan dilaksanakan di Kampus Jatinangor.
“Semoga kemahasiswaan di Kampus ITB Jatinangor kembali hidup dengan adanya massa TPB yang banyak,” tanggap salah satu mahasiswa Kampus Jatinangor Adila (BA’20).
Direktur Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) Jatinangor Prof. Ir. Agus Jatnika Effendi menyampaikan, rencana perpindahan ini sudah disiapkan sejak tahun 2020. Secara bertahap proses perpindahan ini telah dilaksanakan.
Salah satunya yaitu sejak tahun lalu mahasiswa ITB TPB Cirebon dan Jatinangor yang berjumlah sekitar 800 mahasiswa telah berkuliah di Kampus Jatinangor. “Tidak tiba-tiba, ini sudah bagian dari proses,” jelas Prof. Agus, dikutip dari laman ITB, Sabtu (6/5/2023).
Alasan utama perpindahan program TPB pada dasarnya untuk meningkatkan atmosfer akademik di Kampus Jatinangor. Bertambahnya jumlah mahasiswa dapat mendorong lebih banyak kegiatan, baik kegiatan akademik maupun kegiatan lainnya. Dengan demikian, diharapkan kehidupan kampus dan atmosfer akademik bisa tercipta.
Baca juga: 17.216 Peserta akan Mengikuti UTBK di ITB, Ini Dokumen yang Harus Dibawa
Tak hanya itu, perpindahan ini juga untuk membantu mengurangi kepadatan yang ada di Kampus Ganesha. Prof. Agus menjelaskan, kapasitas Kampus Jatinangor dirancang minimal untuk 7.500 mahasiswa, sementara jumlah saat ini yaitu berkisar 2.800 mahasiswa.
Di sisi lain, Kampus Ganesha yang memiliki luas kurang lebih hanya setengah dari luas Kampus Jatinangor saat ini ditempati oleh 26 ribu mahasiswa.
Lebih lanjut Prof. Agus menerangkan, program TPB dinilai lebih mudah dari segi pengelolaan dan segi lainnya. Pertimbangan lain juga didasarkan Kampus Jatinangor memungkinkan terjadinya interaksi mahasiswa tahun pertama untuk menciptakan living-learning communities.
“Ada satu tahun masa transisi, artinya dalam satu tahun masa transisi ini kita akan penuhi kebutuhan secara berangsur-angsur,” ungkap Prof. Agus.
Meskipun demikian, Kampus Jatinangor menargetkan per tanggal 21 Agustus 2023 sudah memenuhi kebutuhan dasar perkuliahan TPB seperti kapasitas ruang kelas dan laboratorium untuk praktikum fisika dasar dan kimia dasar.
Untuk mengakomodir kegiatan mahasiswa, Direktorat Kampus ITB Jatinangor bekerja sama dengan Direktorat Kemahasiswaan merencanakan akan menghadirkan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Kampus Jatinangor. Tak hanya itu, bentuk layanan ITB berupa shuttle mahasiswa antarkampus juga diupayakan untuk ditingkatkan.
Target besar Kampus Jatinangor yakni menghadirkan laboratorium terpadu yang diharapkan paling lambat dapat digunakan pada semester 1 tahun ajaran 2024/2025 setelah usai masa transisi. Saat ini, perancangan bangunan tersebut sedang berada pada tahap digital engineering design (DED).
Baca juga: UI Raih 5 Star pada Healthy University Rating System 2022 dari AUN-HPN
Gedung baru ini rencananya akan difungsikan sebagai laboratorium untuk fisika dasar dan kimia dasar, co-working space, serta ruang bersama. Tidak hanya itu, juga terdapat digital library, teaching factory, workshop, dan studio bersama.
Persiapan yang perlu dilakukan mahasiswa baru TPB tak berbeda dengan persiapan untuk berkuliah pada umumnya. Mahasiswa baru perlu menyiapkan kebutuhan untuk studi seperti peralatan kuliah, transportasi, dan tempat tinggal.
Kampus Jatinangor sendiri menyediakan lima asrama yang dapat menampung hingga 1.056 mahasiswa. Lebih lanjut, dalam survei oleh ITB yang dilakukan secara door to door, terdapat lebih dari 4.000 kamar kos pada rentang 2-3 km dari kampus.
Jumlah ini belum dengan hunian lainnya seperti apartemen dan rumah kontrakan. Harapannya, mahasiswa tidak perlu mengkhawatirkan ketersediaan hunian di Jatinangor.
Kegiatan besar seperti penerimaan mahasiswa baru, OSKM, dan CDT belum terdapat informasi secara resmi mengenai tempat pelaksanaannya. Prof. Agus mengungkapkan besar kemungkinan kegiatan tersebut akan dilaksanakan di Kampus Jatinangor.
“Semoga kemahasiswaan di Kampus ITB Jatinangor kembali hidup dengan adanya massa TPB yang banyak,” tanggap salah satu mahasiswa Kampus Jatinangor Adila (BA’20).
(nnz)