Kisah Norman Jefferson, Alunan Biola Antarkannya Raih Beasiswa ke Skotlandia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Norman Jefferson Nainggolan adalah siswa berprestasi dari SMAK BPK Penabur Bandar Lampung. Ia berhasil meraih banyak penghargaan sebagai pemain biola baik di tingkat nasional maupun internasional.
Alunan nada indah dari biolanya membawa Norman tampil bersama musisi ternama seperti Addie M.S dan Erwin Gutawa hingga meraih Beasiswa Indonesia Maju (BIM).
“Dari situ aku belum banyak tahu tentang musik. Aku mulai mempertanyakan tentang jenis alat musik, mamaku kemudian menunjukkan biola dan piano dan dari situ aku jatuh cinta sama biola. Karena saat itu biola, di mataku terlihat unik,” katanya, dikutip dari laman Pusat Prestasi Nasional Kemendikbudristek, Senin (15/5/2023).
Baca juga: Ingin Lolos IISMA dan Belajar ke Luar Negeri? Mahasiswa Prasetiya Mulya Bagikan Tipsnya
Keluarganya bukanlah keluarga yang berlatar belakang pemusik, maka dari itu Hasnariaty mendaftarkan anak sulungnya itu di kursus musik. Norman pun mulai serius menekuni alat musik biola. Hingga akhirnya, pihak sekolah mengetahui Norman bisa memainkan alat musik biola dan memintanya bergabung tim sekolah untuk mengikuti lomba.
“Waktu itu persiapannya hanya tiga hari, sedangkan siswa lain sebulan. Awalnya kami khawatir karena Norman terlihat belum siap, terlebih Norman satu-satunya yang memainkan biola. Kami tidak sangka, tim sekolah mendapatkan juara favorit, dari situlah saya berpikir anak saya mulai serius,” ungkap Hasnariaty.
Norman juga meraih prestasi di Tarumanegara University, 2019; Gold Award on Virtual Bunga Rampai Art Festival Competition with Amadeus Enterprise 2020; The 1st winner on the Open International PCC Piano and Violin Competition 2020; The 1st prize (95/100) Diploma on World Arts Games Fiestalonia Competition for Instrumental Nomination, Spain, 2020; Honorable Mention on International Virtual Music Competition by Persatuan Chopin Malaysia and Sunway University, Malaysia 2020 hingga The 1st Winner on The International Virtual Young Music Organization Competition 2021, dan lainnya.
Berkat kegigihannya dan dukungan dari berbagai pihak, kemampuan Norman banyak dilirik oleh berbagai kalangan, hingga akhirnya bisa berkolaborasi bersama musisi terkenal dan diundang di acara penting seperti Twilite Orchestra (Addie M.S.) 2019, Di atas Rata-Rata Official (Erwin Gutawa) 2020, G20 Indonesia Presidency 2022 Opening Ceremony (Lembang), Jakarta Concert Orchestra (Avip Priatna dan ikut konser di Esplanade Building, Singapura) 2022.
Lalu juga diundang di acara Gita Bahana Nusantara 2021 dan 2022 (menjadi concert master di Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI tahun 2022), Concertmaster di Kantata Orchestra Penabur Pusat 2022, Soloist di Musik Indonesia Lintas Era Orchestra (Bersama Erwin Gutawa dalam rangka Hari Musik Nasional 2023).
Baca juga: Kemenag Buka Seleksi 30 Kuota Beasiswa Kuliah di Maroko 2023, Buruan Daftar
Norman tetap menyeimbangi antara bermain biola dan akademiknya. Di masa pandemi Covid-19 yang membuat ruang publik terbatas, Norman tetap semangat mencari kompetisi. Lewat media sosial, Norman mencari berbagai informasi kompetisi biola baik tingkat nasional dan internasional.
Dalam mewujudkan mimpinya itu memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk kuliah di luar negeri, hingga pada akhirnya ia mendapatkan informasi Beasiswa Indonesia Maju (BIM) Program Persiapan S1 Luar Negeri yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas).
Kabar baik datang dari Norman! Berkat keuletannya ia berhasil lolos Beasiswa Indonesia Maju Program Persiapan S1 Luar Negeri. Selama hampir setahun Norman mengikuti program pembinaan sebagai syarat untuk menjadi Awardee BIM.
Saat ini, dia sudah mendapatkan tawaran LoA dari beberapa universitas ternama seperti Royal Conservatoire of Scotland, Monash University, dan University of Melbourne. Tapi, Norman punya pilihan yang jelas untuk kuliah di Royal Conservatoire of Scotland dengan jurusan Classical Music Performance.
“Harapan aku tentunya bisa lulus dengan hasil yang terbaik, dapat menghasilkan karya, mengimplementasikan ke Indonesia, dan memberikan warna baru ke musik Indonesia,” sambung Norman.
“Fokus kita mau kemana, tentukan goals dan kerjakan dengan serius. Kalau ada tantangan kita coba, walaupun susah kita tetap usaha,” pesannya.
Alunan nada indah dari biolanya membawa Norman tampil bersama musisi ternama seperti Addie M.S dan Erwin Gutawa hingga meraih Beasiswa Indonesia Maju (BIM).
Suka Bermain Musik Sejak Kelas 6 SD
Kisah Norman bermula saat ia mengikuti ujian praktik kelas 6 SD. Pada waktu itu dirinya memainkan alat musik seruling untuk memenuhi tugas sekolahnya. Dari situlah remaja 18 tahun ini tertarik dengan alat musik dan mahir memainkan biola.“Dari situ aku belum banyak tahu tentang musik. Aku mulai mempertanyakan tentang jenis alat musik, mamaku kemudian menunjukkan biola dan piano dan dari situ aku jatuh cinta sama biola. Karena saat itu biola, di mataku terlihat unik,” katanya, dikutip dari laman Pusat Prestasi Nasional Kemendikbudristek, Senin (15/5/2023).
Bukan dari Keluarga Berlatar Belakang Pemusik
Ketika menyatakan ketertarikannya dengan dunia musik, Ibu Norman, Hasnariaty mengaku sempat ragu dengan keinginan anaknya itu. Namun, lambat laun Hasnariaty memberikan kepercayaan kepada Norman. “Awalnya saya tidak yakin, karena menurut saya biola adalah alat musik yang jarang saya lihat, tidak seperti piano dan gitar. Kemudian, saya bilang ke Norman untuk membuktikan kepada kami kalau ia serius di dunia musik, buktikan dengan prestasi,” ujar Hasnariaty.Baca juga: Ingin Lolos IISMA dan Belajar ke Luar Negeri? Mahasiswa Prasetiya Mulya Bagikan Tipsnya
Keluarganya bukanlah keluarga yang berlatar belakang pemusik, maka dari itu Hasnariaty mendaftarkan anak sulungnya itu di kursus musik. Norman pun mulai serius menekuni alat musik biola. Hingga akhirnya, pihak sekolah mengetahui Norman bisa memainkan alat musik biola dan memintanya bergabung tim sekolah untuk mengikuti lomba.
“Waktu itu persiapannya hanya tiga hari, sedangkan siswa lain sebulan. Awalnya kami khawatir karena Norman terlihat belum siap, terlebih Norman satu-satunya yang memainkan biola. Kami tidak sangka, tim sekolah mendapatkan juara favorit, dari situlah saya berpikir anak saya mulai serius,” ungkap Hasnariaty.
Segudang Prestasi Norman
Momen itulah yang membuat remaja 18 tahun ini percaya diri dan konsisten bermain biola sampai sekarang. Deretan prestasi telah ia torehkan yaitu The 1st winner on the International Open Competition for Piano and Violin, Gloriamus Music School 2019; Gold Medal and Grand Prix Achievement on Big Ben International Festival Competition.Norman juga meraih prestasi di Tarumanegara University, 2019; Gold Award on Virtual Bunga Rampai Art Festival Competition with Amadeus Enterprise 2020; The 1st winner on the Open International PCC Piano and Violin Competition 2020; The 1st prize (95/100) Diploma on World Arts Games Fiestalonia Competition for Instrumental Nomination, Spain, 2020; Honorable Mention on International Virtual Music Competition by Persatuan Chopin Malaysia and Sunway University, Malaysia 2020 hingga The 1st Winner on The International Virtual Young Music Organization Competition 2021, dan lainnya.
Berkat kegigihannya dan dukungan dari berbagai pihak, kemampuan Norman banyak dilirik oleh berbagai kalangan, hingga akhirnya bisa berkolaborasi bersama musisi terkenal dan diundang di acara penting seperti Twilite Orchestra (Addie M.S.) 2019, Di atas Rata-Rata Official (Erwin Gutawa) 2020, G20 Indonesia Presidency 2022 Opening Ceremony (Lembang), Jakarta Concert Orchestra (Avip Priatna dan ikut konser di Esplanade Building, Singapura) 2022.
Lalu juga diundang di acara Gita Bahana Nusantara 2021 dan 2022 (menjadi concert master di Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI tahun 2022), Concertmaster di Kantata Orchestra Penabur Pusat 2022, Soloist di Musik Indonesia Lintas Era Orchestra (Bersama Erwin Gutawa dalam rangka Hari Musik Nasional 2023).
Baca juga: Kemenag Buka Seleksi 30 Kuota Beasiswa Kuliah di Maroko 2023, Buruan Daftar
Norman tetap menyeimbangi antara bermain biola dan akademiknya. Di masa pandemi Covid-19 yang membuat ruang publik terbatas, Norman tetap semangat mencari kompetisi. Lewat media sosial, Norman mencari berbagai informasi kompetisi biola baik tingkat nasional dan internasional.
Ingin Kuliah di Eropa, Pusat Musik Klasik
Di akhir masa SMA-nya, Norman memikirkan kelanjutan studinya ke perguruan tinggi. Ia mengungkapkan niatnya untuk kuliah di luar negeri kepada keluarganya. “Aku pilih kuliah di Eropa karena di sana itu pusatnya musik klasik dan keluargaku juga mendukung,” ujar Norman.Dalam mewujudkan mimpinya itu memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk kuliah di luar negeri, hingga pada akhirnya ia mendapatkan informasi Beasiswa Indonesia Maju (BIM) Program Persiapan S1 Luar Negeri yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas).
Kabar baik datang dari Norman! Berkat keuletannya ia berhasil lolos Beasiswa Indonesia Maju Program Persiapan S1 Luar Negeri. Selama hampir setahun Norman mengikuti program pembinaan sebagai syarat untuk menjadi Awardee BIM.
Saat ini, dia sudah mendapatkan tawaran LoA dari beberapa universitas ternama seperti Royal Conservatoire of Scotland, Monash University, dan University of Melbourne. Tapi, Norman punya pilihan yang jelas untuk kuliah di Royal Conservatoire of Scotland dengan jurusan Classical Music Performance.
“Harapan aku tentunya bisa lulus dengan hasil yang terbaik, dapat menghasilkan karya, mengimplementasikan ke Indonesia, dan memberikan warna baru ke musik Indonesia,” sambung Norman.
“Fokus kita mau kemana, tentukan goals dan kerjakan dengan serius. Kalau ada tantangan kita coba, walaupun susah kita tetap usaha,” pesannya.
(nnz)