Ikuti Langkah NU-Muhammadiyah, PGRI Nyatakan Tak Bergabung di POP
loading...

Ketua PB PGRI Unifah Rosyidi. Foto/Dok/SINDOnews
A
A
A
JAKARTA - PB PGRI menyatakan tidak bergabung dari Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbud . PGRI pun meminta POP ditunda pelaksanaanya dan menilai sebaiknya alokasi dana POP dialihkan untuk membantu sekolah yang mengalami kesulitan belajar di masa pandemi ini.
Ketua PB PGRI Unifah Rosyidi mengkonfirmasi tidak bergabungnya PB PGRI dari keikutsertaannya dari POP yang dibesut Kemendikbud untuk mendampingi dan melatih guru penggerak itu. “Iya betul,” kata Unifah Rosyidi saat dikonfirmasi, Jumat (24/7/2020). (Baca juga: NU Mundur dari Program Organisasi Penggerak Kemendikbud )
Dalam surat pernyataan, sikap PB PGRI terkait POP Kemendikbud yang diterima SINDONews, PB PGRI menyatakan di tahun 2020, Kemendikbud meluncurkan POP yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui penguatan guru dan kepala sekolah.
Program ini disambut baik oleh PGRI dan sangat bersungguh-sungguh mengajukan proposal untuk mengikuti serangkaian seleksi yang sangat ketat. "Kami dengan sungguh-sungguh menyampaikan berbagai dokumen dan track record kami dalam memajukan pendidikan utamanya melalui program peningkatan kompetensi guru dan tenaga pendidikan,” kata Unifah di dalam surat itu. (Baca juga: Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Mundur dari Organisasi Penggerak )
Dalam perjalanan waktu, dengan mempertimbangkan beberapa hal, menyerap aspirasi dari anggota dan pengurus dari daerah, PB PGRI melalui Rapat Koordinasi bersama Pengurus PGRI Provinsi Seluruh Indonesia, Perangkat Kelengkapan Organisasi, Badan Penyelenggara Pendidikan dan Satuan Pendidikan PGRI yang dilaksanakan pada hari Kamis pada 23 Juli 2020 memutuskan untuk tidak bergabung dalam POP Kemendikbud dengan beberapa pertimbangan.
Ketua PB PGRI Unifah Rosyidi mengkonfirmasi tidak bergabungnya PB PGRI dari keikutsertaannya dari POP yang dibesut Kemendikbud untuk mendampingi dan melatih guru penggerak itu. “Iya betul,” kata Unifah Rosyidi saat dikonfirmasi, Jumat (24/7/2020). (Baca juga: NU Mundur dari Program Organisasi Penggerak Kemendikbud )
Dalam surat pernyataan, sikap PB PGRI terkait POP Kemendikbud yang diterima SINDONews, PB PGRI menyatakan di tahun 2020, Kemendikbud meluncurkan POP yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui penguatan guru dan kepala sekolah.
Program ini disambut baik oleh PGRI dan sangat bersungguh-sungguh mengajukan proposal untuk mengikuti serangkaian seleksi yang sangat ketat. "Kami dengan sungguh-sungguh menyampaikan berbagai dokumen dan track record kami dalam memajukan pendidikan utamanya melalui program peningkatan kompetensi guru dan tenaga pendidikan,” kata Unifah di dalam surat itu. (Baca juga: Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Mundur dari Organisasi Penggerak )
Dalam perjalanan waktu, dengan mempertimbangkan beberapa hal, menyerap aspirasi dari anggota dan pengurus dari daerah, PB PGRI melalui Rapat Koordinasi bersama Pengurus PGRI Provinsi Seluruh Indonesia, Perangkat Kelengkapan Organisasi, Badan Penyelenggara Pendidikan dan Satuan Pendidikan PGRI yang dilaksanakan pada hari Kamis pada 23 Juli 2020 memutuskan untuk tidak bergabung dalam POP Kemendikbud dengan beberapa pertimbangan.
Lihat Juga :