Kisah Uut, Anak Buruh Tani Lulus Cum Laude di UNY dan Bercita-cita Menjadi Guru
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kisah inspirasi kali ini datang dari mahasiswa UNY Tri Utami alias Uut. Meski hanyalah anak dari orang tua buruh tani namun dia membuktikan anak dari keluarga sederhana pun bisa kuliah dan mengejar cita-cita.
Uut adalah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) program studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).
Gadis kelahiran Gunungkidul, 4 November 2001 itu berasal dari keluarga yang sederhana. Orang tuanya, Suradi dan Lasiyem bekerja sebagai buruh tani yang menggarap tanah desa dengan uang sewa per tahunnya.
“Kedua orang tua saya sudah sepuh karena berusia di atas 70 tahun dan tidak lulus SD,” kata Uut, anak bungsu dari 3 bersaudara, dikutip dari laman UNY, Rabu (14/6/2023).
Uut dinyatakan lulus dari FEB UNY dan yudisium pada 28 April 2023 dalam waktu 3 tahun 6 bulan saja. Uut juga mempersembahkan kepada ibu dan ayahnya gelar Cum Laude dengan Indeks Prestasi Kumulatif 3,79 sekaligus wisudawan terbaik program studi.
Baca juga: Cerita Perjuangan Ezri, Mahasiswa Asal Papua yang Sukses Tembus IISMA ke Italia
Kisah Uut menjadi lulusan terbaik UNY tidak semudah membalikkan tangan. Hanya karena dia anak buruh tani, cibiran tetangganya yang pesimis Uut tidak mungkin bisa kuliah hampir setiap hari mampir di telinganya.
‘Bila masuk SMA harus kuliah lho, apa sanggup orang tuamu menguliahkan?’ ‘Anak petani kok mau kuliah’ ‘Masuk SMK saja agar kelak langsung kerja’.
Itu segelintir ucapan para tetangganya yang membuat Uut nyaris putus asa dan menyerah. Namun Suradi dan Lasiyem tidak berhenti memberi semangat kepada anaknya untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya.
"Bagaimanapun latar belakang kita, saya percaya pendidikan adalah sebuah hak. Tidak ada halangan untuk siapapun memperoleh pendidikan yang tinggi asal berusaha dan teguh dengan keyakinan," tuturnya.
Uut sudah tahu ingin menjadi apa saat dewasa nanti, yaitu ingin menjadi guru. Menurutnya, menjadi guru memberikan dia kepuasan tersendiri untuk mengantarkan anak didik ke gerbang kesuksesan.
Baca juga: Cegah Pemalsuan, Unnes Gunakan Tanda Tangan Elektronik agar Ijazah Otentik
Saat lulus dari SMP tahun 2016 Uut mendapat Nilai Ebtanas Murni (NEM) yang cukup tinggi dan diterima di SMAN 2 Wonosari. Pada saat duduk di bangku SMA inilah cibiran mulai menimpanya.
Meski dipandang rendah oleh warga namun Uut berhasil lulus SMA dan bahkan menjadi siswa eligible untuk mendaftar Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), kini bernama SNBP.
Uut memilih 2 program studi dari UNY, pilihan pertama Pendidikan Ekonomi dan pilihan kedua Pendidikan Geografi.
Pilihan program studinya yang dia minati dan prospek ke depannya bisa mewujudkan mimpinya untuk menjadi guru, dan Uut diterima pada prodi Pendidikan Ekonomi.
“Namun saat itu saya hampir menyerah karena memikirkan biaya kuliah yang sangat besar. Apalagi saat itu bapak saya sudah tidak bekerja lagi karena pada saat saya kelas X beliau mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kaki kirinya tidak dapat digunakan untuk berjalan," ungkapnya.
Dia pun berkonsultasi dengan guru BK dan disarankan mendaftar beasiswa Bidikmisi. Sembari menunggu awal masuk perkuliahan, Uut bergabung di suatu usaha yaitu pembuatan buket bunga sebagai staf di bagian produksi dan bertahan selama 5 bulan.
Beruntunglah alumni SMAN 2 Wonosari tersebut diterima di UNY dengan mendapatkan beasiswa Bidikmisi. Dunia perkuliahan dijalani dengan penuh syukur dan semangat.
Karena mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, Uut mendapatkan relasi teman dari berbagai penjuru daerah. Kuliah memang tujuan utama, namun di bangku perkuliahan Uut juga mencari pengalaman dan mengembangkan bakat minat dengan mengikuti organisasi UKMF Penelitian Kristal FEB.
Baca juga: Materi Ujian dan Jadwal UM CBT UGM 2023, Pelajari supaya Bisa Lulus
“Di dalam organisasi tersebut saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga. Saya juga sering mengikuti perlombaan dalam bidang kepenulisan seperti lomba karya tulis ilmiah, essai, artikel, dan business plan tingkat nasional. Dan saya mendapatkan kejuaraan dari perlombaan tersebut," ucapnya.
Pada 2022 Uut terpilih menjadi salah satu mahasiswa berprestasi FEB UNY dan mahasiswa berprestasi di bidang penalaran UNY.
Disela-sela pengambilan data untuk keperluan skripsi, Uut masih sempat mengikuti audisi pemilihan duta wisata Dimas Diajeng Gunungkidul dan masuk menjadi finalis 15 besar.
“Saya bisa membuktikan kepada orang-orang yang beberapa tahun lalu meragukan saya, bahwa impian bisa tergapai. Anak petani juga bisa berkuliah. Anak petani juga bisa meraih cita-citanya," pungkasnya.
Anak buruh tani itu sekarang sudah sarjana, namun dia masih berharap ke depannya bisa mewujudkan doa orang tuanya yakni agar bisa menjadi seorang guru ataupun bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Lulus Cum Laude dengan IPK 3,79
Uut adalah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) program studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).
Gadis kelahiran Gunungkidul, 4 November 2001 itu berasal dari keluarga yang sederhana. Orang tuanya, Suradi dan Lasiyem bekerja sebagai buruh tani yang menggarap tanah desa dengan uang sewa per tahunnya.
“Kedua orang tua saya sudah sepuh karena berusia di atas 70 tahun dan tidak lulus SD,” kata Uut, anak bungsu dari 3 bersaudara, dikutip dari laman UNY, Rabu (14/6/2023).
Uut dinyatakan lulus dari FEB UNY dan yudisium pada 28 April 2023 dalam waktu 3 tahun 6 bulan saja. Uut juga mempersembahkan kepada ibu dan ayahnya gelar Cum Laude dengan Indeks Prestasi Kumulatif 3,79 sekaligus wisudawan terbaik program studi.
Baca juga: Cerita Perjuangan Ezri, Mahasiswa Asal Papua yang Sukses Tembus IISMA ke Italia
Jawab Cibiran Tetangga dengan Terus Berjuang untuk Kuliah
Kisah Uut menjadi lulusan terbaik UNY tidak semudah membalikkan tangan. Hanya karena dia anak buruh tani, cibiran tetangganya yang pesimis Uut tidak mungkin bisa kuliah hampir setiap hari mampir di telinganya.
‘Bila masuk SMA harus kuliah lho, apa sanggup orang tuamu menguliahkan?’ ‘Anak petani kok mau kuliah’ ‘Masuk SMK saja agar kelak langsung kerja’.
Itu segelintir ucapan para tetangganya yang membuat Uut nyaris putus asa dan menyerah. Namun Suradi dan Lasiyem tidak berhenti memberi semangat kepada anaknya untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya.
"Bagaimanapun latar belakang kita, saya percaya pendidikan adalah sebuah hak. Tidak ada halangan untuk siapapun memperoleh pendidikan yang tinggi asal berusaha dan teguh dengan keyakinan," tuturnya.
Mengejar Cita Menjadi Guru
Uut sudah tahu ingin menjadi apa saat dewasa nanti, yaitu ingin menjadi guru. Menurutnya, menjadi guru memberikan dia kepuasan tersendiri untuk mengantarkan anak didik ke gerbang kesuksesan.
Baca juga: Cegah Pemalsuan, Unnes Gunakan Tanda Tangan Elektronik agar Ijazah Otentik
Saat lulus dari SMP tahun 2016 Uut mendapat Nilai Ebtanas Murni (NEM) yang cukup tinggi dan diterima di SMAN 2 Wonosari. Pada saat duduk di bangku SMA inilah cibiran mulai menimpanya.
Meski dipandang rendah oleh warga namun Uut berhasil lulus SMA dan bahkan menjadi siswa eligible untuk mendaftar Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), kini bernama SNBP.
Uut memilih 2 program studi dari UNY, pilihan pertama Pendidikan Ekonomi dan pilihan kedua Pendidikan Geografi.
Pilihan program studinya yang dia minati dan prospek ke depannya bisa mewujudkan mimpinya untuk menjadi guru, dan Uut diterima pada prodi Pendidikan Ekonomi.
“Namun saat itu saya hampir menyerah karena memikirkan biaya kuliah yang sangat besar. Apalagi saat itu bapak saya sudah tidak bekerja lagi karena pada saat saya kelas X beliau mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kaki kirinya tidak dapat digunakan untuk berjalan," ungkapnya.
Raih Beasiswa Bidikmisi
Dia pun berkonsultasi dengan guru BK dan disarankan mendaftar beasiswa Bidikmisi. Sembari menunggu awal masuk perkuliahan, Uut bergabung di suatu usaha yaitu pembuatan buket bunga sebagai staf di bagian produksi dan bertahan selama 5 bulan.
Beruntunglah alumni SMAN 2 Wonosari tersebut diterima di UNY dengan mendapatkan beasiswa Bidikmisi. Dunia perkuliahan dijalani dengan penuh syukur dan semangat.
Wisudawan Terbaik dengan Segudang Bakat
Karena mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, Uut mendapatkan relasi teman dari berbagai penjuru daerah. Kuliah memang tujuan utama, namun di bangku perkuliahan Uut juga mencari pengalaman dan mengembangkan bakat minat dengan mengikuti organisasi UKMF Penelitian Kristal FEB.
Baca juga: Materi Ujian dan Jadwal UM CBT UGM 2023, Pelajari supaya Bisa Lulus
“Di dalam organisasi tersebut saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga. Saya juga sering mengikuti perlombaan dalam bidang kepenulisan seperti lomba karya tulis ilmiah, essai, artikel, dan business plan tingkat nasional. Dan saya mendapatkan kejuaraan dari perlombaan tersebut," ucapnya.
Pada 2022 Uut terpilih menjadi salah satu mahasiswa berprestasi FEB UNY dan mahasiswa berprestasi di bidang penalaran UNY.
Disela-sela pengambilan data untuk keperluan skripsi, Uut masih sempat mengikuti audisi pemilihan duta wisata Dimas Diajeng Gunungkidul dan masuk menjadi finalis 15 besar.
“Saya bisa membuktikan kepada orang-orang yang beberapa tahun lalu meragukan saya, bahwa impian bisa tergapai. Anak petani juga bisa berkuliah. Anak petani juga bisa meraih cita-citanya," pungkasnya.
Anak buruh tani itu sekarang sudah sarjana, namun dia masih berharap ke depannya bisa mewujudkan doa orang tuanya yakni agar bisa menjadi seorang guru ataupun bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi.
(nnz)