Institut Pariwisata Trisakti Cetak Lulusan Doktor Pertama, Raih Gelar Cum Laude
loading...
A
A
A
JAKARTA - Institut Pariwisata (IP) Trisakti berhasil mencetak lulusan doktor pertama yang bernama Arief Faizal Rachman. Arief berhasil mempertahankan disertasinya yang membahas destinasi wisata berbasis kopi kultur.
Diketahui, Institut Pariwisata Trisakti atau yang dulu dikenal dengan STP Trisakti resmi mendapat izin program Doktor (S3) Pariwisata pada September 2020 melalui SK Mendikbud No 839/M/2020 tentang Izin Pembukaan Program Studi Pariwisata Program Doktor pada STP Trisakti.
Sidang dipimpin oleh Ketua Program Studi Doktor IP Trisakti, Prof. Dr. Sundring Pantja Djati dan didampingi Rektor IP Trisakti, Fetty Asmaniati.
Dalam sidang promosi doktornya yang berjudul Model Teori Jaringan Aktor (Actor-Network Theory) Destinasi Wisata Berbasis Kopi Kultur, Provinsi Jawa Barat, Arief Faizal Rahman memberi saran untuk pengembangan destinasi wisata berbasis kopi kultur.
Baca juga: ISTN Buka Lowongan Dosen Tetap, Ini Formasinya
Menurutnya, saran yang ditujukan kepada perguruan tinggi yaitu kampus sebagai pusat keilmuan diharapkan untuk terus melanjutkan penelitian di bidang komoditas kopi dari hulu ke hilir terkait kuantitas dan kualitas kopi kultur Java Preanger.
Selain itu, dosen tetap di Institut Pariwisata Trisakti ini menambahkan, pengembangan kopi di Indonesia memerlukan campur tangan dari berbagai pihak, salah satunya perguruan tinggi.
"Misalnya saja di Fakultas Pertanian bisa memberikan pendampingan. Kemudian pendampingan akan teknologi tepat guna sehingga pengolahan kopi bisa berbasis mesin, bukan manual," kata Arief usai disertasinya di Auditorium Institut Pariwisata Trisakti, Kamis (15/6/2023).
Dalam disertasinya Arief juga memberikan saran kepada pemerintah, terutama untuk Kabupaten Bandung untuk selalu terlibat dengan memberikan dukungan pengembangan petani dan pelaku wisata melalui bimbingan budidaya kopi juga bantuan koperasi hingga kabupaten.
Dalam salah satu kesimpulan disertasinya Arief yang meraih doktor dengan predikat Cum Laude itu menerangkan, model struktur sosial kopi kultur di kawasan Priangan, Jawa Barat, telah terbentuk dari beberapa tahapan.
Dimulai pada 1711 yang dikelola Belanda. Kemudian pada pascakemerdekaan setelah 1945 di mana produksi kopi sudah dikelola petani pribumi yang tadinya hanya sebagai buruh tani kebun kopi milik Belanda.
Baca juga: Keunggulan Jurusan Paramedik Veteriner SV IPB, Belum Lulus Sudah Dibooking Perusahaan
“Kopi itu produk yang ternyata sudah dibawa oleh Belanda pada abad ke-17 di Batavia dan terus berkembang ke arah Timur, ke arah Priangan dan menjadi komoditi. Dan komoditi kopi Indonesia kan terkenal global dengan nama Java Coffee,” jelas dia.
Dari sana, kopi masuk ke ranah industri pelayanan, pariwisata, dan lain sebagainya. Menurut dia, kopi kini bukan lagi hanya sekadar minuman, tetapi menjadi sebuah daya tarik wisata karena ada adopsi-adopsi dan penyesuaian-penyesuaian yang terjadi selama ini.
Rektor IP Trisakti, Fetty Asmaniati usai acara mengaku bangga karena program studi doktor telah melahirkan lulusan. "Saudara Arief Faizal menjadi lulusan perdana Program Doktor Pariwisata IP Trisakti," ujarnya.
Ketua Program Studi Doktor IP Trisakti, Prof Dr Sundring Pantja Djati mengaku lega karena proses sidang terbuka perdana itu berlangsung sukses. Apalagi 8 penguji hadir baik secara luring maupun daring.
"Ada tiga penguji yang kami datangkan dari kampus luar, guna memperluas wawasan kami," kata Prof Djati.
Ia menyebut masih ada 8 mahasiswa program doktor yang akan menjalani sidang terbuka dalam tiga bulan kedepan.
Ujian terbuka tersebut diakhiri dengan pengumuman predikat kelulusan dan penyerahan Surat Keterangan Kelulusan oleh Ketua Sidang Ujian Terbuka.
Diketahui, Institut Pariwisata Trisakti atau yang dulu dikenal dengan STP Trisakti resmi mendapat izin program Doktor (S3) Pariwisata pada September 2020 melalui SK Mendikbud No 839/M/2020 tentang Izin Pembukaan Program Studi Pariwisata Program Doktor pada STP Trisakti.
Sidang dipimpin oleh Ketua Program Studi Doktor IP Trisakti, Prof. Dr. Sundring Pantja Djati dan didampingi Rektor IP Trisakti, Fetty Asmaniati.
Dalam sidang promosi doktornya yang berjudul Model Teori Jaringan Aktor (Actor-Network Theory) Destinasi Wisata Berbasis Kopi Kultur, Provinsi Jawa Barat, Arief Faizal Rahman memberi saran untuk pengembangan destinasi wisata berbasis kopi kultur.
Baca juga: ISTN Buka Lowongan Dosen Tetap, Ini Formasinya
Menurutnya, saran yang ditujukan kepada perguruan tinggi yaitu kampus sebagai pusat keilmuan diharapkan untuk terus melanjutkan penelitian di bidang komoditas kopi dari hulu ke hilir terkait kuantitas dan kualitas kopi kultur Java Preanger.
Selain itu, dosen tetap di Institut Pariwisata Trisakti ini menambahkan, pengembangan kopi di Indonesia memerlukan campur tangan dari berbagai pihak, salah satunya perguruan tinggi.
"Misalnya saja di Fakultas Pertanian bisa memberikan pendampingan. Kemudian pendampingan akan teknologi tepat guna sehingga pengolahan kopi bisa berbasis mesin, bukan manual," kata Arief usai disertasinya di Auditorium Institut Pariwisata Trisakti, Kamis (15/6/2023).
Dalam disertasinya Arief juga memberikan saran kepada pemerintah, terutama untuk Kabupaten Bandung untuk selalu terlibat dengan memberikan dukungan pengembangan petani dan pelaku wisata melalui bimbingan budidaya kopi juga bantuan koperasi hingga kabupaten.
Dalam salah satu kesimpulan disertasinya Arief yang meraih doktor dengan predikat Cum Laude itu menerangkan, model struktur sosial kopi kultur di kawasan Priangan, Jawa Barat, telah terbentuk dari beberapa tahapan.
Dimulai pada 1711 yang dikelola Belanda. Kemudian pada pascakemerdekaan setelah 1945 di mana produksi kopi sudah dikelola petani pribumi yang tadinya hanya sebagai buruh tani kebun kopi milik Belanda.
Baca juga: Keunggulan Jurusan Paramedik Veteriner SV IPB, Belum Lulus Sudah Dibooking Perusahaan
“Kopi itu produk yang ternyata sudah dibawa oleh Belanda pada abad ke-17 di Batavia dan terus berkembang ke arah Timur, ke arah Priangan dan menjadi komoditi. Dan komoditi kopi Indonesia kan terkenal global dengan nama Java Coffee,” jelas dia.
Dari sana, kopi masuk ke ranah industri pelayanan, pariwisata, dan lain sebagainya. Menurut dia, kopi kini bukan lagi hanya sekadar minuman, tetapi menjadi sebuah daya tarik wisata karena ada adopsi-adopsi dan penyesuaian-penyesuaian yang terjadi selama ini.
Rektor IP Trisakti, Fetty Asmaniati usai acara mengaku bangga karena program studi doktor telah melahirkan lulusan. "Saudara Arief Faizal menjadi lulusan perdana Program Doktor Pariwisata IP Trisakti," ujarnya.
Ketua Program Studi Doktor IP Trisakti, Prof Dr Sundring Pantja Djati mengaku lega karena proses sidang terbuka perdana itu berlangsung sukses. Apalagi 8 penguji hadir baik secara luring maupun daring.
"Ada tiga penguji yang kami datangkan dari kampus luar, guna memperluas wawasan kami," kata Prof Djati.
Ia menyebut masih ada 8 mahasiswa program doktor yang akan menjalani sidang terbuka dalam tiga bulan kedepan.
Ujian terbuka tersebut diakhiri dengan pengumuman predikat kelulusan dan penyerahan Surat Keterangan Kelulusan oleh Ketua Sidang Ujian Terbuka.
(nnz)