Wujudkan Ekonomi Kreatif dan Wisata Budaya, Festival Topeng Malang Digelar Mulai Besok
loading...
A
A
A
JAKARTA - Festival Topeng Malang akan digelar 5-6 Agustus 2023 di Kampung Budaya Polowijen, Blimbing, kota Malang, Jawa Timur. Berbagai acara menarik akan disuguhkan kepada masyarakat.
Event akbar tingkat Malang Raya ini merupakan bagian dari praktik kerja lapangan (PKL) dan kuliah kerja nyata (KKN) mahasiswa dari lintas perguruan tinggi di Malang.
Mereka terdiri dari mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan mahasiswa jurusan Ilmu Administrasi Publik Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Stisospol) Waskita Dharma.
Turut bergabung mahasiswa jurusan Desain komunikasi visual ITB Institut Asia Malang, jurusan Geografi Universitas Malang, jurusan Antropologi Universitas Brawijaya, dan mahasiswa jurusan Pariwisata Universitas Merdeka Malang.
Penggagas Kampung Budaya Polowijen Ki Demang mendukung penuh event yang digelar oleh para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Malang Raya sebagai wujud menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Baca juga: Manjur untuk Asam Urat, Tim Mahasiswa UMM Buat Kombucha Teh Bunga Kenanga
"Pengabdian masyarakat yang saat ini sedang dilakukan di Kampung Budaya Polowijen akan menjadi tolak ukur (benchmark) implementasi program pentahelix di Malang Raya," katanya, dalam keterangan resmi, Jumat (4/8/2023).
Bagi Ki Demang sapaan akrab Isa Wahyudi, pemilihan Kampung Budaya Polowijen sebagai tempat praktek kerja lapangan dan kuliah kerja nyata sudah tepat.
Pasalnya, di kampung ini ada makam Ki Tjondro Suwono yang populer dengan sebutan Mbah Kiai Reni. Dia adalah seorang penyungging dan legenda seni tari Topeng Malangan.
"Event Festival Topeng Malang itu diharapkan menginspirasi terciptanya ekonomi kreatif dan kegiatan wisata berbasis budaya di Malang Raya," pungkas Ki Demang.
Ketua Panitia Festival Topeng Malang Devana Ainindi Fitri mengatakan, perhelatan yang bakal digelar selama dua hari ini akan menyuguhkan berbagai acara menarik.
Baca juga: Cerita Menteri Basuki di Depan Mahasiswa Baru UGM: Pernah Jadi Loper Koran di Amerika
Devana menuturkan, pada Sabtu (5/8/2023), bakal digelar workshop kriya topeng Malang, workshop batik kota Malang yang berkolaborasi dengan Asosiasi Perajin Batik Kota Malang. Ada pula lomba mewarnai topeng Malang dan sarasehan budaya topeng Malang.
"Selama Festival Topeng Malang, kami juga menyuguhkan pameran topeng Malang untuk umum," kata Devana.
Devana yang tercatat sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang itu membeberkan, untuk workshop kriya topeng Malang, akan diberikan materi antara lain mengenal ragam jenis kayu untuk topeng, teknik membuat pola topeng, dan teknik memahat topeng.
Sementara masyarakat yang ingin mengikuti workshop batik akan diberikan materi teknik mencanting, teknik percampuran pewarnaan lebih natural, dan materi lain terkait.
Devana menambahkan, untuk event hari Minggu (6/8/2023), bakal digelar arak-arakan topeng Malang, lomba tari topeng Malang, sesekaran topeng Malang, kembul topeng Malang.
"Pada puncak acara, kami memberikan anugerah seni budaya topeng Malang sebagai apresiasi kepada para pemenang lomba berupa tropi, sertifikat, dan uang pembinaan," ujar Devana.
Event akbar tingkat Malang Raya ini merupakan bagian dari praktik kerja lapangan (PKL) dan kuliah kerja nyata (KKN) mahasiswa dari lintas perguruan tinggi di Malang.
Mereka terdiri dari mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan mahasiswa jurusan Ilmu Administrasi Publik Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Stisospol) Waskita Dharma.
Turut bergabung mahasiswa jurusan Desain komunikasi visual ITB Institut Asia Malang, jurusan Geografi Universitas Malang, jurusan Antropologi Universitas Brawijaya, dan mahasiswa jurusan Pariwisata Universitas Merdeka Malang.
Penggagas Kampung Budaya Polowijen Ki Demang mendukung penuh event yang digelar oleh para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Malang Raya sebagai wujud menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Baca juga: Manjur untuk Asam Urat, Tim Mahasiswa UMM Buat Kombucha Teh Bunga Kenanga
"Pengabdian masyarakat yang saat ini sedang dilakukan di Kampung Budaya Polowijen akan menjadi tolak ukur (benchmark) implementasi program pentahelix di Malang Raya," katanya, dalam keterangan resmi, Jumat (4/8/2023).
Bagi Ki Demang sapaan akrab Isa Wahyudi, pemilihan Kampung Budaya Polowijen sebagai tempat praktek kerja lapangan dan kuliah kerja nyata sudah tepat.
Pasalnya, di kampung ini ada makam Ki Tjondro Suwono yang populer dengan sebutan Mbah Kiai Reni. Dia adalah seorang penyungging dan legenda seni tari Topeng Malangan.
"Event Festival Topeng Malang itu diharapkan menginspirasi terciptanya ekonomi kreatif dan kegiatan wisata berbasis budaya di Malang Raya," pungkas Ki Demang.
Ketua Panitia Festival Topeng Malang Devana Ainindi Fitri mengatakan, perhelatan yang bakal digelar selama dua hari ini akan menyuguhkan berbagai acara menarik.
Baca juga: Cerita Menteri Basuki di Depan Mahasiswa Baru UGM: Pernah Jadi Loper Koran di Amerika
Devana menuturkan, pada Sabtu (5/8/2023), bakal digelar workshop kriya topeng Malang, workshop batik kota Malang yang berkolaborasi dengan Asosiasi Perajin Batik Kota Malang. Ada pula lomba mewarnai topeng Malang dan sarasehan budaya topeng Malang.
"Selama Festival Topeng Malang, kami juga menyuguhkan pameran topeng Malang untuk umum," kata Devana.
Devana yang tercatat sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang itu membeberkan, untuk workshop kriya topeng Malang, akan diberikan materi antara lain mengenal ragam jenis kayu untuk topeng, teknik membuat pola topeng, dan teknik memahat topeng.
Sementara masyarakat yang ingin mengikuti workshop batik akan diberikan materi teknik mencanting, teknik percampuran pewarnaan lebih natural, dan materi lain terkait.
Devana menambahkan, untuk event hari Minggu (6/8/2023), bakal digelar arak-arakan topeng Malang, lomba tari topeng Malang, sesekaran topeng Malang, kembul topeng Malang.
"Pada puncak acara, kami memberikan anugerah seni budaya topeng Malang sebagai apresiasi kepada para pemenang lomba berupa tropi, sertifikat, dan uang pembinaan," ujar Devana.
(nnz)