Kisah Anya Prameswari, Murid SD Peraih Belasan Medali Olimpiade Matematika Internasional

Selasa, 08 Agustus 2023 - 10:27 WIB
loading...
Kisah Anya Prameswari,...
Anya Prameswari Firmansyah telah mengoleksi belasan medali olimpiade matematika internasional. Foto/Sekolah Cikal.
A A A
JAKARTA - Anya Prameswari Firmansyah merupakan siswa kelas 6 SD Cikal Lebak Bulus yang memulai perjalanan pengembangan minatnya di bidang Matematika sejak kelas 3 SD. Dalam kurun waktu 3 tahun mendalami dan menghadapi segala tantangan di bidang Matematika, Anya telah mengoleksi belasan medali olimpiade matematika internasional.

Di usia yang masih belia itu, Anya telah memiliki prestasi internasional baik itu di Japan International Science and Mathematics Olympiads (JISMO), Singapore and Asian Schools Math Olympiad (SASMO), Singapore International Math Olympiad Challenge (SIMOC), American Mathematics Olympiads (AMO), Singa Math Competition, dan VANDA (International Science and Math Competition).

Awal Prestasinya Diawali karena Gagal Memecahkan Soal Matematika


Mita, Ibunda Anya, menceritakan kilas balik momen pertama kalinya Anya merasakan kecewa karena ingin memberikan tantangan pada dirinya memecahkan soal matematika, namun belum berhasil.

“Pada awalnya itu, Anya pernah ikut kompetisi matematika dan kalah, saat itu ia menangis dan kecewa karena ia belum dapat memecahkan tantangan soal matematika yang sebelumya ia rasa bisa dipecahkan," katanya, melalui siaran pers, Selasa (8/8/2023).

"Di momen itu, saya mengingatkan Anya, bahwa dalam sebuah kompetisi, kompetitornya itu tidak hanya di sekitarmu, tetapi juga masih banyak di luar sana, oleh karena itu, kamu harus belajar menyesuaikan diri.” ceritanya.

Baca juga: Contoh Teks Protokol Upacara 17 Agustus Mulai dari Persiapan hingga Penutupan

Dari titik itu, Anya merasa ingin semakin antusias untuk berlatih Matematika sebagai tantangan terbesar dalam dirinya. Sebagai orang tua, Mita pun mengungkapkan bahwa Anya didukung dengan pendampingan berkala dan fokusnya berada pada langkah Anya untuk memecahkan soal-soal matematika di kompetisi berikutnya, karena Anya bertekad untuk ikut berbagai kompetisi matematika.

Komitmen Anya, Latihan 5 Soal Setiap Hari


Dengan tekad yang hadir dalam diri Anya setelah melalui pengalaman yang mengecewakannya, ia pun berlatih dengan didampingi oleh orangtua beserta mentor matematika yang menghadirkan banyak soal-soal olimpiade. Bagi Anya, awalnya memang sulit, tetapi seiring terbiasa berlatih 5 soal setiap hari, ia pun mulai memahami pola dan cara kerja soal olimpiade dengan baik.

“Matematika itu rasanya selalu sulit, tetapi aku terus penasaran. Awalnya aku bingung, kok bentuk soalnya beda. Tapi lama-lama, aku mulai tahu, soalnya seperti apa. Latihan aku itu ga ada jamnya, kadang 5 menit, 10 menit, atau 1 jam," ucapnya.

"Tapi yang pasti itu, aku mengerjakan 5 soal setiap hari. Soalnya itu dari soal-soal olimpiade. Aku memiliki mentor matematika juga karena soal olimpiade itu susah banget.” cerita Anya dengan penuh antusias.

Soal-soal olimpiade Matematika Internasional pada umumnya memiliki pola dan tipe yang berbeda dengan soal matematika yang diketahui oleh publik. Di setiap momen latihan Anya pun, terdapat langkah-langkah menjawab yang memang diajarkan dan didampingi oleh mentornya.

Tak Hanya Matematika, Anya juga Miliki Banyak Hobi


Di tengah kesibukan Anya yang berlatih demi mencapai impiannya untuk memecahkan soal matematika olimpiade, Anya tetap berusaha untuk menikmati berbagai hobinya, baik itu bermain tennis, memasak, balet hingga belajar Bahasa Jepang.

“(Selain matematika) Aku suka balet, aku suka buat cookies, aku juga suka main tennis, aku suka belajar bahasa Nihongo. Aku ingin mengambil ujian bahasa Jepang saat kelas 7 SMP nanti.” ungkap Anya yang senang belajar banyak hal ini.

Sebagai Ibu, Mita menceritakan bahwa sejak kecil Anya memang sudah ditumbuhkan kebiasaan untuk menikmati esensi dari belajar itu sendiri sebagai sebuah perjalanan yang akan selalu berkelanjutan.

Baca juga: 5 Contoh Teks Pidato 17 Agustus Singkat Beserta Strukturnya

Anya Raih Pengalaman, Teman Baru, dan Belasan Medali dari Olimpiade Matematika Internasional


Seiring Anya berlatih dengan giat, dukungan dan pendampingan orangtua yang selalu menemani Anya, Anya pun memulai langkahnya untuk mencoba dan memberikan tantangan pada dirinya kembali untuk mengikuti olimpiade Matematika Internasional.

Sejak 2021 hingga 2023, Anya telah banyak mencatatkan jejak kegigihannya di Japan International Science and Mathematics Olympiads (JISMO), Singapore and Asian Schools Math Olympiad (SASMO), Singapore International Math Olympiad Challenge (SIMOC), American Mathematics Olympiads (AMO), Singa Math Competition dan VANDA (International Science and Math Competition).

Sejak 2021, Anya telah mengikuti 18 olimpiade Matematika tingkat Internasional dan meraih lebih dari 18 medali, (emas, perunggu, ruby, emerald, diamond, dan sertifikat penghargaan lainnya).

Namun, uniknya, dengan semakin seringnya Anya berpartisipasi, fokus yang ia ingin capai bukan lagi kepada medali, melainkan pada keinginan untuk meraih banyak teman baru.

“Aku paling suka Global Final, soalnya banyak ketemu temen baru. Terus di sana, kompetisi itu all day. Aku mau ikut terus kompetisi matematika internasional untuk ketemu teman-teman di luar sana, tidak hanya di Indonesia.” ucapnya.

Ibunda Anya, Mita, juga menyampaikan bahwa sebagai orangtua mereka pun senang dan selalu mendukung Anya untuk ikut kompetisi lainnya demi memenuhi impian barunya, bertemu banyak teman baru.

“Anya itu suka mengamati (observing), dia paling suka global round karena banyak teman ia penasaran dengan teman-teman barunya, ia bahkan tahu apa yang mereka sukai dan lainnya. Lucu sekali melihat ia banyak bertemu teman. Jadi, kami, tidak memaksa Anya untuk juara dan lebih kepada, yuk, ketemu teman baru di kompetisi berikutnya.” tuturnya

Impian Anya Menjadi Psikiater


Sebagai pelajar di tingkat SD Cikal Lebak Bulus, Anya yang senang melakukan banyak kegiatan eksplorasi ini menyampaikan cita-citanya untuk menjadi seorang Psikiater dengan tujuan yang mulia, yakni ingin menolong orang banyak yang seringkali menutupi lukanya.

“Aku ingin jadi psikiater (Psychiatrist), karena kalau jadi psikiater itu kita mengobati yang tidak keliatan. Banyak orang yang suka nutupin (lukanya) kadang-kadang, and they need help cuma ga mau bilang. Kadang malu.” ceritanya.

Ia pun menambahkan bahwa apapun yang ia senang pelajari pasti akan terpakai untuk diterapkan di dunia nyata. Ia pun berharap bahwa dirinya akan selalu menikmati segala hal yang ia pelajari dari rasa ingin tahunya.

“Aku mau enjoy aja pas belajar, cari tahu sesuatu, rasanya seneng kalau setiap kali belajar hal-hal baru, kalau medali sih, aku ga terlalu kepingin, aku itu cuman, senang belajar hal-hal baru.” imbuhnya dengan sukacita.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4984 seconds (0.1#10.140)