Kisah Perjuangan Shasa Kuliah Kedokteran Unair, Sebelumnya 15 Kali Ditolak Kampus Lain
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perjuangan melanjutkan kuliah memang tak semudah membalik telapak tangan. Ini yang dirasakan mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Shakila Putri Ryanda yang diterima via seleksi mandiri setelah menghadapi penolakan sebanyak 15 kali dari berbagai institusi lainnya.
Shakila Putri Ryanda atau akrab disapa Shasa juga sempat viral di TikTok karena unggahannya di media sosial itu yang menceritakan perjalanannya selama ini. Shasa berbagi kisah perjalanan unik dan mengesankan dalam perjuangan mendapatkan tempat sebagai Ksatria Airlangga, sebutan bagi mahasiswa Unair.
“Saya lalui dengan banyak jatuh bangunnya. Proses ini mengajarkan saya untuk berjuang sampai titik darah penghabisan,” ujar Shasa yang merupakan alumnus dari SMAN 28 Jakarta.
Ketekunan dan semangat pantang menyerah adalah dua hal utama yang memotivasi Shasa untuk tetap berjuang. Dukungan dan motivasi dari orang-orang terdekatnya juga terus mengobarkan semangat perjuangannya untuk melanjutkan kuliah.
Baca juga: 20 Jurusan Kuliah D4 dan Kampusnya yang Paling Banyak Diminati di SNBT 2023
Gadis berambut hitam legam ini percaya bahwa ‘usaha tidak akan mengkhianati hasil’ dan yakin bahwa Tuhan memiliki rencana baik yang mungkin belum terungkap.
Menjadi seorang dokter dengan kemampuan untuk memberikan dampak besar bagi kemanusiaan merupakan impian Shasa sejak kecil. Mimpi itu menjadi pendorong untuk terus maju dan tidak menyerah.
“Diterima di FK Unair adalah hadiah terbaik bagi saya karena mengajarkan kesabaran, kegigihan, dan keikhlasan,” tambah Shasa.
Shasa berhasil membuktikan pada dirinya sendiri dengan diterima di beberapa FK lainnya. Shasa memiliki pertimbangan khusus dalam memilih FK Unair. FK Unair adalah salah satu fakultas kedokteran terbaik dengan reputasi unggul dan merupakan kampus tertua di Indonesia. Hal ini menarik perhatiannya karena pengalaman dan jejak rekam alumni yang unggul.
Lebih dari itu, program Kapal Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga yang ada di FK Unair menjadi magnet bagi Shasa. Program ini menjadi platform yang memungkinkan Shasa untuk mewujudkan aksi sosial dalam membantu masyarakat yang kesulitan mendapatkan akses kesehatan. Program tersebut sejalan dengan inspirasi Shasa dari salah satu dokter yang menginspirasinya yaitu Rumah Sakit Apung milik dr. Lie Dharmawan.
Banyak pendaftar Perguruan Tinggi Negeri (PTN) merasakan ketegangan saat menanti pengumuman pukul 3 sore. Shasa juga mengalami hal yang sama. Awalnya, ia merasa tertekan dengan hasil pengumuman yang menolaknya. Namun, seiring berjalannya waktu, Shasa belajar untuk menerima hasil dengan lapang dada.
“Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa yang penting adalah usaha yang kita berikan. Hasilnya, biarlah Tuhan yang menentukan,” tutur Shasa.
Baca juga: Apa Bedanya Gelar Doktor dan Profesor? Simak Ulasannya
Shasa menyadari bahwa menjadi mahasiswa kedokteran akan membawa tantangan dan tuntutan akademis yang tinggi. Namun, dia memiliki strategi khusus untuk menghadapi tekanan belajar dan tetap menjaga keseimbangan dalam kehidupannya.
“Pengalaman selama proses seleksi mengajarkan saya cara mengatur waktu dengan bijaksana,” ungkap Shasa.
Prioritas utamanya adalah belajar, karena ia menganggapnya sebagai kebutuhan. Setelah itu, ia memberikan waktu untuk bermain dengan teman, menyalurkan hobi, dan hal-hal lain sebagai bentuk self-reward atas kerja kerasnya. Dengan menerapkan pendekatan work-life balance, Shasa merasa bahwa ia mampu mengurangi tekanan dan risiko kelelahan saat belajar.
FK Unair dikenal dengan program pendidikan kedokteran yang komprehensif dan berbasis riset. Bagi Shasa, kesempatan ini akan ia manfaatkan untuk mengembangkan diri dan berkontribusi dalam dunia kedokteran dan kesehatan di masa depan.
Dia berambisi memberikan kontribusi nyata dalam riset dan penelitian untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat Indonesia. FK Unair yang memiliki program pendidikan spesialis lengkap dan berkualitas tinggi akan membekali Shasa dengan pengetahuan yang komprehensif dan holistik.
Cita-cita Shasa adalah meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental di Indonesia. Ia memiliki impian untuk melanjutkan studi di bidang Spesialis Psikiatri yang terakreditasi unggul di FK Unair. Dengan begitu, ia akan mampu mengabdikan diri dalam memberikan layanan kesehatan yang lebih holistik dan menyeluruh.
Shakila Putri Ryanda atau akrab disapa Shasa juga sempat viral di TikTok karena unggahannya di media sosial itu yang menceritakan perjalanannya selama ini. Shasa berbagi kisah perjalanan unik dan mengesankan dalam perjuangan mendapatkan tempat sebagai Ksatria Airlangga, sebutan bagi mahasiswa Unair.
Alumnus SMAN 28 Jakarta yang Ingin Menjadi Dokter
“Saya lalui dengan banyak jatuh bangunnya. Proses ini mengajarkan saya untuk berjuang sampai titik darah penghabisan,” ujar Shasa yang merupakan alumnus dari SMAN 28 Jakarta.
Ketekunan dan semangat pantang menyerah adalah dua hal utama yang memotivasi Shasa untuk tetap berjuang. Dukungan dan motivasi dari orang-orang terdekatnya juga terus mengobarkan semangat perjuangannya untuk melanjutkan kuliah.
Baca juga: 20 Jurusan Kuliah D4 dan Kampusnya yang Paling Banyak Diminati di SNBT 2023
Gadis berambut hitam legam ini percaya bahwa ‘usaha tidak akan mengkhianati hasil’ dan yakin bahwa Tuhan memiliki rencana baik yang mungkin belum terungkap.
Menjadi seorang dokter dengan kemampuan untuk memberikan dampak besar bagi kemanusiaan merupakan impian Shasa sejak kecil. Mimpi itu menjadi pendorong untuk terus maju dan tidak menyerah.
“Diterima di FK Unair adalah hadiah terbaik bagi saya karena mengajarkan kesabaran, kegigihan, dan keikhlasan,” tambah Shasa.
Ada Pertimbangan Khusus Memilih Fakultas Kedokteran Unair
Shasa berhasil membuktikan pada dirinya sendiri dengan diterima di beberapa FK lainnya. Shasa memiliki pertimbangan khusus dalam memilih FK Unair. FK Unair adalah salah satu fakultas kedokteran terbaik dengan reputasi unggul dan merupakan kampus tertua di Indonesia. Hal ini menarik perhatiannya karena pengalaman dan jejak rekam alumni yang unggul.
Lebih dari itu, program Kapal Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga yang ada di FK Unair menjadi magnet bagi Shasa. Program ini menjadi platform yang memungkinkan Shasa untuk mewujudkan aksi sosial dalam membantu masyarakat yang kesulitan mendapatkan akses kesehatan. Program tersebut sejalan dengan inspirasi Shasa dari salah satu dokter yang menginspirasinya yaitu Rumah Sakit Apung milik dr. Lie Dharmawan.
Pengalaman Berkesan Menunggu Pengumuman Seleksi
Banyak pendaftar Perguruan Tinggi Negeri (PTN) merasakan ketegangan saat menanti pengumuman pukul 3 sore. Shasa juga mengalami hal yang sama. Awalnya, ia merasa tertekan dengan hasil pengumuman yang menolaknya. Namun, seiring berjalannya waktu, Shasa belajar untuk menerima hasil dengan lapang dada.
“Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa yang penting adalah usaha yang kita berikan. Hasilnya, biarlah Tuhan yang menentukan,” tutur Shasa.
Baca juga: Apa Bedanya Gelar Doktor dan Profesor? Simak Ulasannya
Strategi Menghadapi Tekanan Belajar
Shasa menyadari bahwa menjadi mahasiswa kedokteran akan membawa tantangan dan tuntutan akademis yang tinggi. Namun, dia memiliki strategi khusus untuk menghadapi tekanan belajar dan tetap menjaga keseimbangan dalam kehidupannya.
“Pengalaman selama proses seleksi mengajarkan saya cara mengatur waktu dengan bijaksana,” ungkap Shasa.
Prioritas utamanya adalah belajar, karena ia menganggapnya sebagai kebutuhan. Setelah itu, ia memberikan waktu untuk bermain dengan teman, menyalurkan hobi, dan hal-hal lain sebagai bentuk self-reward atas kerja kerasnya. Dengan menerapkan pendekatan work-life balance, Shasa merasa bahwa ia mampu mengurangi tekanan dan risiko kelelahan saat belajar.
Ingin Studi Lanjut Spesialis Psikiatri
FK Unair dikenal dengan program pendidikan kedokteran yang komprehensif dan berbasis riset. Bagi Shasa, kesempatan ini akan ia manfaatkan untuk mengembangkan diri dan berkontribusi dalam dunia kedokteran dan kesehatan di masa depan.
Dia berambisi memberikan kontribusi nyata dalam riset dan penelitian untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat Indonesia. FK Unair yang memiliki program pendidikan spesialis lengkap dan berkualitas tinggi akan membekali Shasa dengan pengetahuan yang komprehensif dan holistik.
Cita-cita Shasa adalah meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental di Indonesia. Ia memiliki impian untuk melanjutkan studi di bidang Spesialis Psikiatri yang terakreditasi unggul di FK Unair. Dengan begitu, ia akan mampu mengabdikan diri dalam memberikan layanan kesehatan yang lebih holistik dan menyeluruh.
(nnz)