5 Mitos dan Fakta Sekolah Kedinasan, Cek Dulu Kebenarannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekolah kedinasan menjadi salah satu alternatif untuk melanjutkan kuliah . Lulus bisa menjadi PNS merupakan salah satu alasan mengapa sekolah kedinasan ini begitu populer.
Pendaftaran sekolah kedinasan selalu dibuka setiap tahunnya. Tahun ini pendaftaran melalui situs Sistem Seleksi Calon Aparatur Sipil Negara Badan Kepegawaian Negara (SSCAN BKN) dan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dimulai pada Mei hingga Juni 2023.
Tercatat ada beberapa instansi yang selalu membuka pendaftaran sekolah kedinasan. Seperti Kementerian Hukum dan HAM (Poltekim dan Poltekip), BPS (Politeknik Statistika), BSSN (Politeknik SSN), Kemendari (IPDN), BIN (STIN), Kemenkeu (PKN STAN), BMKG (STMKG), dan Kemenhub (22 sekolah perhubungan).
Sebagai persiapan menuju pendaftaran sekolah kedinasan selanjutnya, simak dulu mitos dan fakta yang beredar mengenai perguruan tinggi ini yang dikutip dari sejumlah sumber.
Baca juga: 20 Jurusan Kuliah D4 dan Kampusnya yang Paling Banyak Diminati di SNBT 2023
Banyak yang bilang sekolah kedinasan hanya membuka kesempatan untuk para lulusan SMA baik itu jurusan IPA dan IPS untuk studi di kampusnya.
Faktanya, sekolah kedinasan terbuka untuk seluruh siswa SMK. Misalnya saja di sekolah kedinasan milik Kementerian Perhubungan tak hanya menerima siswa SMA dan MA saja melainkan juga SMK.
Contohnya di Politeknik Transportasi Darat Indonesia-STTD menerima lulusan SMK/MAK program keahlian Teknologi Konstruksi dan Properti, Teknik Geomatika dan Geospasial, Teknik Ketenagalistrikan, Teknik Mesin, dan lainnya.
Anggapan masyarakat banyak mengatakan masuk sekolah kedinasan lebih susah dari pada masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN) perguruan tinggi swasta (PTS).
Sebab jika masuk PTN hanya ikut UTBK atau tes mandiri, maka untuk lolos seleksi sekolah kedinasan rangkaian tesnya tak hanya tes akademik, melainkan tes fisik, juga kesehatan.
Maka jangan heran marak desas desus jika ingin tembus sekolah kedinasan harus punya koneksi orang dalam.
Faktanya, untuk mendapatkan calon aparatur sipil negara terbaik bagi bangsa seleksi sekolah kedinasan memang lebih panjang dari pada masuk perguruan tinggi.
Pendaftaran sekolah kedinasan selalu dibuka setiap tahunnya. Tahun ini pendaftaran melalui situs Sistem Seleksi Calon Aparatur Sipil Negara Badan Kepegawaian Negara (SSCAN BKN) dan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dimulai pada Mei hingga Juni 2023.
Tercatat ada beberapa instansi yang selalu membuka pendaftaran sekolah kedinasan. Seperti Kementerian Hukum dan HAM (Poltekim dan Poltekip), BPS (Politeknik Statistika), BSSN (Politeknik SSN), Kemendari (IPDN), BIN (STIN), Kemenkeu (PKN STAN), BMKG (STMKG), dan Kemenhub (22 sekolah perhubungan).
Sebagai persiapan menuju pendaftaran sekolah kedinasan selanjutnya, simak dulu mitos dan fakta yang beredar mengenai perguruan tinggi ini yang dikutip dari sejumlah sumber.
Baca juga: 20 Jurusan Kuliah D4 dan Kampusnya yang Paling Banyak Diminati di SNBT 2023
1. Sekolah kedinasan hanya untuk siswa SMA saja?
Banyak yang bilang sekolah kedinasan hanya membuka kesempatan untuk para lulusan SMA baik itu jurusan IPA dan IPS untuk studi di kampusnya.
Faktanya, sekolah kedinasan terbuka untuk seluruh siswa SMK. Misalnya saja di sekolah kedinasan milik Kementerian Perhubungan tak hanya menerima siswa SMA dan MA saja melainkan juga SMK.
Contohnya di Politeknik Transportasi Darat Indonesia-STTD menerima lulusan SMK/MAK program keahlian Teknologi Konstruksi dan Properti, Teknik Geomatika dan Geospasial, Teknik Ketenagalistrikan, Teknik Mesin, dan lainnya.
2. Masuk Sekolah Kedinasan Sulit, Harus Punya Koneksi Orang Dalam
Anggapan masyarakat banyak mengatakan masuk sekolah kedinasan lebih susah dari pada masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN) perguruan tinggi swasta (PTS).
Sebab jika masuk PTN hanya ikut UTBK atau tes mandiri, maka untuk lolos seleksi sekolah kedinasan rangkaian tesnya tak hanya tes akademik, melainkan tes fisik, juga kesehatan.
Maka jangan heran marak desas desus jika ingin tembus sekolah kedinasan harus punya koneksi orang dalam.
Faktanya, untuk mendapatkan calon aparatur sipil negara terbaik bagi bangsa seleksi sekolah kedinasan memang lebih panjang dari pada masuk perguruan tinggi.