Dorong Dosen untuk Lanjut Studi, Unika Atma Jaya Kini Punya 27 Guru Besar Tetap

Sabtu, 12 Agustus 2023 - 12:18 WIB
loading...
Dorong Dosen untuk Lanjut...
Prof. Dr. Dwinita Laksmidewi, Guru Besar Tetap Unika Atma Jaya. Foto/Unika Atma Jaya.
A A A
JAKARTA - Unika Atma Jaya kembali melakukan pengukuhan Guru Besar di tahun 2023, yaitu Prof. Dr. Dwinita Laksmidewi. Prof Dwinita dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Ekonomi Pembangunan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Dengan ini secara resmi Unika Atma Jaya menambah jumlah anggota Dewan Guru Besar menjadi 27 Guru Besar tetap. Diharapkan dapat menjadi penyemangat dosen-dosen tetap lain di Unika Atma Jaya untuk bisa melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi dan berjuang untuk menjadi Guru Besar.

Ketua Dewan Guru Besar Unika Atma Jaya, Prof. Aloisius Agus Nugroho mengatakan, jumlah profesor yang mengajar di Unika Atma Jaya cukup banyak, karena memang sudah menjadi profesor saat masuk ke Unika Atma Jaya.

Baca juga: Golden Ticket IPB University untuk 15 Ketua OSIS Terbaik, Berikut Daftar Namanya

"Produktivitas Unika Atma Jaya dalam beberapa tahun kebelakang untuk mencetak Guru Besar dapat menjawab kekhawatiran terhadap jumlah Guru Besar tetap yang dimiliki," imbuhnya, melalui siaran pers, Sabtu (12/8/2023).

Rektor Unika Atma Jaya, Dr. Agustinus Prasetyantoko, memberikan apresiasi kepada Prof. Dr. Dwinita. “Kualitas cuaca di Jakarta yang sangat buruk di beberapa hari terakhir adalah ulah manusia, ulah kita sendiri," ujarnya.

Ekonom ini melanjutkan, salah satu cara untuk memperbaiki kondisi ini yaitu dengan mendorong dan menuntut konsumen untuk berperilaku berkelanjutan. Orasi ilmiah yang disampaikan Prof. Dr. Dwinita sangat relevan dengan apa yang terjadi saat ini.

Sementara itu apresiasi diberikan oleh Rektor Unika Atma Jaya kepada jajaran Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang dipimpin oleh Dr. Irenius Dwinanto Bimo.

“Apa yang disampaikan dalam orasi ilmiah kali ini merupakan ciri khas yang menonjol dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Dimana perspektif tentang keberlanjutan mulai berkembang di Unika Atma Jaya.” ungkap Rektor.

Hal ini turut di apresiasi oleh perwakilan LLDIKTI Wilayah III, Prita Ekasari, yang menghadiri pengukuhan Guru Besar Unika Atma Jaya. “Menjadi tugas Guru Besar untuk dapat memberi sumbangsih pada masyarakat dengan kepakarannya, untuk dapat memberikan perspektif dalam menghadapi tantangan yang dihadapi umat manusia," ujarnya.

Dihadiri keluarga dan kolega, Prof. Dr. Dwinita menyampaikan Orasi Ilmiah dengan judul, Peran Keilmuan Pemasaran dalam Mendorong Perilaku Konsumen Berkelanjutan untuk Mendukung SDGs.

Baca juga: Pintar Membagi Waktu Kuliah dan Menjadi Guru Olahraga, Reza Raih IPK Sempurna di Unesa

Perilaku Konsumen Berkelanjutan

“Perilaku konsumen yang berkelanjutan adalah tindakan konsumen yang berdampak pada pelestarian lingkungan. Artinya konsumen yang secara sukarela memilih produkproduk yang ramah lingkungan,” ucap Prof. Dr. Dwinita.

Lebih lanjut Prof. Dr. Dwinita menyoroti kesenjangan yang terjadi antara sikap dan perilaku konsumen terhadap berkelanjutan atau sustainable.

Terdapat 3 kelompok konsumen, yaitu Fresh Green Young Consumer, Light Green Young Consumer, dan Dark Green Young Consumer. Lingkungan penting bagi mereka, tetapi keputusan dan perilaku pembelian dapat berbeda tergantung pada pemahaman pentingnya untuk berkelanjutan.

Dari kelompok konsumen yang ada, kelompok konsumen muda "light green" menjadi responden terbanyak. Mereka mempertimbangkan dampak lingkungan dalam pengambilan keputusan, tetapi tidak selalu tercermin dalam keputusan pembelian.

"Inilah yang disebut oleh banyak peneliti sebagai kesenjangan sikap dan perilaku,” ungkap Prof. Dr. Dwinita.

Mengantropomorfiskan Alam

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup Prof. Dr. Dwinita mengajak pelaku industri untuk mengantropomorfiskan alam. Sifat antropomorfis mempengaruhi perilaku berkelanjutan.

Ini berarti bahwa semakin konsumen beranggapan bahwa alam mempunyai kesamaan dengan manusia maka akan semakin tinggi keinginan untuk berperilaku berkelanjutan.

“Maka, pesan pemasaran yang meminjam karakter dan emosi Manusia, seperti gunung yang “marah,” ikan-ikan di laut yang “menderita,” hutan yang “meminta tolong” akan mendorong perilaku konsumen untuk melindungi alam.” tambah Prof. Dr. Dwinita

Sinergi Pemasaran dan Konsumen Mendukung Keberlanjutan

Pemasar dan konsumen bersama-sama dapat berkontribusi dalam upaya merawat bumi. Dengan memahami konsumen menurut karakteristik generasinya, pesan dapat disesuaikan agar dapat mengarahkan konsumen melakukan perilaku yang berkelanjutan.
“Faktor kemudahan, benefit untuk diri sendiri, kejelasan dampak, kemiripan alam dengan manusia, dan melibatkan faktor emosi melalui framing pesan, perlu dipertimbangkan agar mengurangi kesenjangan antara sikap dan perilaku berkelanjutan.

Semua hal ini, terangnya, sangat mendukung usaha pencapaian SDG’s yang saat ini menjadi perhatian dan kepedulian di seluruh dunia.

Selain sinergi pemasar dan konsumen, Prof. Dr. Dwinita juga menganjurkan masyarakat pada umumnya untuk turut serta berkontribusi dengan tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak lingkungan.

Seperti tidak menggunakan plastik, tidak membuang sampah sembarangan, menghemat penggunaan listrik, dan memilih
produk yang ramah lingkungan.

Dengan gerakan konsumen yang berperilaku berkelanjutan ini diharapkan bumi bisa lestari untuk generasi-generasi yang akan datang.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0962 seconds (0.1#10.140)