Terinspirasi Nama Diri, Siswi Kelas 5 SD Ini Berhasil Mencapai Puncak Gunung Rinjani

Senin, 14 Agustus 2023 - 11:54 WIB
loading...
Terinspirasi Nama Diri,...
Cerita inspiratif Hanun, siswa kelas 5 SD berusia 10 tahun yang berhasil mencapai puncak Gunung Rinjani. Foto/Cikal.
A A A
JAKARTA - Gunung Rinjani adalah gunung tertinggi kedua di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl. Terinspirasi dari namanya sendiri, gadis berusia 10 tahun, Raihanun Rinjani Pratomo sukses mendaki dan mencapai puncak Gunung Rinjani.

Raihanun Rinjani Pratomo yang akrab disapa Hanun adalah siswa kelas 5 SD Cikal Serpong. Hanun berhasil mendaki dan mencapai puncak Gunung Rinjani pada masa liburan sekolah, Juni 2023.

Dengan ketangguhan mental dan fisiknya di usia 10 tahun, Hanun berjuang mendaki gunung tertinggi di Nusa Tenggara Barat tersebut selama 3 hari 2 malam dan lebih dari 60 jam dengan pendampingan orang tuanya.

Nama diri, Inspirasi Hanun Mendaki Gunung Rinjani

Hanun memang suka dengan aktivitas outdoor sejak kecil dan keinginannya mendaki gunung semakin tinggi tatkala ia mengetahui arti nama “Raihanun Rinjani” yang diberikan oleh orang tuanya. Keinginannnya semakin memuncak tatkala dia menyaksikan video perjalanan pendakian gunung Rinjani.

“Aku tahu nama Gunung Rinjani karena Ibu juga pernah ceritain arti namaku, terus juga, sebelum naik gunung, aku pernah nonton di youtube yang naik gunung rinjani jadi pengen. Aku ga sempet baca-baca, aku mau langsung lakuin aja, tanpa tahu medannya,” katanya, melalui siaran pers, Senin (14/8/2023).

Baca juga: Jokowi Pertimbangkan Hapus PPDB Zonasi, P2G: Berpotensi Lahirkan Ketidakadilan Baru

Ibunda Hanun, Retta bercerita, sejatinya pemilihan nama Raihanun Rinjani adalah sebuah doa baik yang terinspirasi dari dua kata, Raihanun dan Rinjani. Raihanun “Pohon yang harum” dan Rinjani yang bermakna “berani, tangguh” merujuk pada legenda Rinjani.

“Nama rinjani ini menarik dengan melihat sejarah dan lokalnya juga, Alhamdulillah saat itu kami dikaruniakan Hanun. Kita pun berikan nama Rinjani. Hal itu menjadi doa juga yah. Jadi, ada cerita legenda rinjani, seorang perempuan pemberani (Brave)," ungkapnya.

"Lalu, Raihanun dalam bahasa arab yang berarti harum. Doa kami alhamdulillah sesuai dengan namanya, di mana Hanun ini tangguh untuk menaklukan tantangan yang dipilih tidak hanya naik gunung, tapi dalam kehidupan sehari-hari. Ada obstacles dan dia pantang menyerah. ” harapnya.

Persiapan Menuju Puncak Rinjani


Hanun menuturkan, sejak kecil tak hanya kemping kegiatan luar rumah yang dia sukai. Namun juga hiking, skateboarding, snorkling, hingga diving.

“Hanun itu sejak kecil suka sekali dengan alam. Ia suka laut, pantai, jadi tidak hanya mendaki gunung. Dari Hanun TK, kami selalu membiasakannya secara periodik ke luar rumah, sehingga memang minat Hanun di sana tumbuh secara alami.” tutur Aryo, ayahandanya.

Berbicara mengenai mendaki gunung, pada usia 7 tahun pun Hanun sudah mulai mendaki dan mencapai puncak gunung pertamanya yakni Gunung Ijen di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia.

Demi meraih impiannya mencapai puncak Rinjani, Hanun dan orang tuanya pun bersiap dari 3-4 bulan sebelum pendakian. Tak hanya persiapan fisik tapi juga mental. Untuk persiapan fisik, Hanun berlatih renang, bermain basket, dan olahraga lainnya.

Sebagai Ibu, Retta melihat, Hanun dari sejak kecil telah memiliki ketahanan fisik yang sangat baik. Ia banyak mengikuti kegiatan klub olahraga di Cikal, olahraga mini kids triathlon sejak TK.

Dia melanjutkan, mereka juga melengkapi sisi administrasi pendakian dengan mendapatkan lisensi atau perizinan resmi pendakian dari Taman Nasional Gunung Rinjani di bulan April dari sisi administratif.

Cerita Perjalanan Menuju Puncak Rinjani


Perjalanan Hanun didampingi ayah ibunya untuk mencapai puncak Gunung Rinjani pun dimulai. Didampingi tour guide pendakian dan porter resmi Taman Nasional Gunung Rinjani, Hanun dan kedua orangtuanya pun mulai melakukan perjalanan sejak pagi hari ke Camp Site Gunung Rinjani dengan waktu tempuh 10 jam dan melalui 4 pos perhentian.

Baca juga: 10 Contoh Puisi Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2023 Penuh Makna

“Dari bawah gunung sampai camp sitenya itu butuh waktu 10 jam, jadi aku lewatin 4 post, di setiap pos itu biasanya istirahat. Tapi, aku sih ga di setiap pos, kalo di jalan capek istirahat dulu. Di pos 2, makan siang dulu, lanjut pos 3, lalu ke pos 4, terus baru sampai ke camp sitenya yang dikenal dengan nama “Pelawangan”.” cerita Hanun.

Sampai di Camp site malam hari, tepatnya pukul 8 malam, Hanun pun beristirahat dan akan kembali melanjutkan perjalanan menuju puncak Rinjani bersama dengan Ayahnya pada pukul 4 pagi. Jam pendakian ke puncak Hanun di pukul tersebut ditetapkan demi memenuhi kebutuhan istirahatnya.

“Jam 1 aku udah bangun, tapi Ibuku ga bolehin naik karena masih terlalu malem. Jadinya jam 4 pagi, bangun siap-siap abis itu naik ke puncaknya. Campsite pelawangan ke puncak itu butuh 12 jam, jam 4 pagi jalan sampai puncak jam 4 sore.” ungkap Hanun yang juga mahir dalam bermain skateboard ini.

Mendaki dalam waktu tempuh 12 jam, Hanun dengan hebatnya tidak sama sekali meminta untuk dibantu oleh tour guide maupun Ayahnya. Ia mendaki dengan ketentuan setiap tiga langkah berhenti dahulu dengan sisa-sisa kekuatan terakhirnya dengan penuh kesabaran.

“Pas mau ke puncak itu sih aku pake tongkat gunung, terus didampingi Ayah, ibu ga ikut dan stay di campsite, dan sama tour guide nya juga ada dua, aku pake tongkat gunung sendiri. Sulit banget jalurnya, apalagi letter i, letter i itu adalah bukit terakhir yang harus dilalui sebelum naik ke summit. Mostly soft sand jadi setiap 3 langkah berhenti dulu, istirahat semenit karena nanjak banget, terus kemiringan sekitar 45 derajat, berpasir, berbatu, kanan kiri jurang, ada kawah juga, ada gunung baru jadi.” tuturnya mendeksipsikan kenangan terbaiknya itu.

Tangis Bahagia dan Mendapat Pujian Para Pendaki


Perjuangan dan kegigihan Hanun menuju puncak akhirnya terbayarkan, ia pun tiba di puncak pada pukul 4 sore hari. Tangis bangga dan haru sang Ayah, Aryo, juga turut menjadi saksi ketangguhan dan keberanian Hanun mencapai puncak impiannya di usia 10 tahun, puncak Gunung Rinjani.

Apresiasi dari Tour Guide Taman Nasional Gunung Rinjani pun teruntai dan kedua pendamping tersebut turut mengabadikan momen-momen capaian langkah Hanun dan sang Ayah di puncak Rinjani dalam sebuah video.

Ayah Hanun, Aryo, yang turut mendampingi pun mengungkapkan rasa terharunya ketika melihat detik-detik Hanun sampai ke puncak gunung tertinggi kedua di Indonesia itu.

“Saya nangis haru melihat Hanun sampai ke puncak. Kedua tour guide yang mendampingi pun semua terharu. Saya melihat ia desperate, dari ketawa, senyum, diam, ketawa, bengong sebelum sampai puncak," tuturnya.

"Saat sampe puncak itu hanya kita aja berempat, udah ga ada orang lagi. Di jalan itu tidur, nanti 5 menit jalan lagi. Dari yang ngajak ngobrol, nyanyi, dan diemin dulu. Fisik mungkin satu hal, tapi Hanun telah (membuktikan) punya mental yang kuat dan tangguh,” ungkapnya.

Pujian demi pujian hadir untuk Hanun yang merupakan seorang anak perempuan berusia 10 tahun sebagai pendaki termuda saat pendakian Juni 2023 tersebut. Pujian juga datang dari pendaki Malaysia yang juga turut mengatakan “Young Rinjani, Meet Old Rinjani”.

Bagi Hanun, terdapat 6 pelajaran hidup yang ia rasakan dan refleksikan antara lain, fokus terhadap tujuan, tidak pernah menyerah, tetap berjuang dan berusaha, mengontrol diri, peka terhadap diri sendiri, dan tidak memaksakan diri.

“Aku perasaannya happy pasti, capek juga, I’m proud of myself, accomplished my goal. Happy, Proud, bersyukur sampai puncak. Aku belajar untuk fokus ke goal, ke target aku, Never give up, Keep trying, Self-control, Self awareness. Aku tau medan, tau kondisi badan, tahu limit agar tidak dipaksakan," pungkasnya.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2078 seconds (0.1#10.140)