Ajang Kolaboratif Implementasi SPBE, Kemendikbudristek Gelar Bug Bounty Competition 2023
loading...
A
A
A
JAKARTA - Puncak acara Anugerah Bug Bounty Kemendikbudristek 2023 digelar di Universitas Diponegoro (Undip), Semarang. Dari tahun ke tahun, ajang Bug Bounty Competition menyedot atensi masyarakat, tahun ini peserta terbanyak dari kalangan mahasiswa.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyampaikan, perkembangan teknologi tidak terlepas dari berbagai tantangan, salah satunya berkaitan dengan keamanan siber (cyber security).
Bug Bounty Competition 2023 mengusung tema Action for Prevention. Ajang ini akan menjadi kegiatan rutin tahunan Kemendikbudristek untuk kalangan insan pendidikan sebagai wujud kolaborasi antarsatuan kerja (satker) dan para bug hunter dalam mengawal implementasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di Kemendikbudristek.
Pelaksanaan kompetisi berawal dari berbagai isu keamanan siber yang kemudian mendorong Education Computer Security Incident Response Team (EDU CSIRT), Pusdatin, Kemendikbudristek, menginisiasi kegiatan bertajuk “Bug Bounty Competition Kemendikbudristek”.
Baca juga: Bawa Misi Persahabatan, Cita-Cita, dan Perilaku Positif, KILA 2023 Kembali Digelar
Guna menjawab tantangan keamanan siber, Kemendikbudristek telah mengeluarkan Peraturan Sekretaris Jenderal (Persesjen) Nomor 11 Tahun 2022, tentang Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI) pada Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di lingkungan Kemendikbudristek.
“Melalui regulasi tersebut, kami menguatkan perlindungan aset informasi dari berbagai bentuk ancaman, sehingga kerahasiaan, keutuhan, dan ketersediaan aset informasi pada layanan elektronik kami, bisa semakin terjaga,” ucap Nadiem pada Puncak Acara Bug Bounty 2023 di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Undip, melalui siaran pers, Minggu (27/8/2023).
Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Kapusdatin) Kemendikbudristek Hasan Chabibie menyampaikan, acara ini merupakan bentuk keseriusan yang dilakukan Kemendikbudristek dan satuan kerja yang ada di bawahnya untuk mengawal sistem keamanan di tengah transformasi digital di lingkungan Kemendikbudristek.
“Ini adalah bentuk kolaborasi dari kami, ada filosofi jawa mengatakan bangun pagar mangkok lebih efektif dibanding bangun pagar tembok. Hal ini menandakan bahwa kami ingin memastikan partisipasi masyarakat dalam mengawal transformasi digital di Kemendikbudristek,” ujar Hasan.
Acara Bug Bounty Competition 2023 juga dirangkai dengan seminar keamanan informasi yang bertema Keamanan Siber dalam Ekonomi Digital di Sektor Pendidikan, yang menghadirkan mantan Menteri Riset dan Teknologi periode 2014-2019, Mohamad Nasir sebagai narasumber.
Baca juga: Apa Itu BOSP Kinerja? Ketahui Kriteria Sekolah Penerimanya di Sini
Mohamad Nasir mengatakan bahwa teknologi berkembang cepat, namun IT Security harus berkembang lebih cepat dari teknologi. Menurut Nasir, saat ini internet menjelma menjadi hal yang dapat memberi manfaat dan kemudahan bagi setiap orang, tetapi tak bisa dipungkiri internet juga menjadi sumber kejahatan.
“Cyber crime dapat mengancam menyerang individu atau kelompok dengan serangan digital, seperti mengakses data pribadi atau menghancurkan data penting. Namun terhadap kejahatan tersebut, dapat dilakukan perlindungan melalui keamanan siber,” jelasnya.
Founder dan CEO Braincorp, Romi Satria Wibawa, juga hadir dan memberikan materi secara daring kepada para mahasiswa yang hadir di lokasi.
Dalam paparannya, Romi mengungkapkan 10 mitos terkait software engineering. Di ujung paparannya ia menyampaikan bahwa penanganan cyber crime memerlukan pendekatan personal dan banyak penanganan kasus kejahatan digital saat ini masuk melalui social engineering.
Puncak acara Anugerah Bug Bounty Kemendikbudristek 2023 dihadiri langsung oleh Wakil Dekan Sumber Daya FEB, Undip, Waskito Kawedar. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Kemendikbudristek menjadikan Undip sebagai tempat pelaksanaan Anugerah Bug Bounty Kemendikbudristek 2023.
Dengan diadakan acara ini yang dirangkai dengan seminar diharapkan dapat menginspirasi undangan yang hadir dari kalangan mahasiswa Undip maupun siswa SMA/SMK/sederajat serta pendidik baik yang berasal dari Kota Semarang maupun seluruh Indonesia yang turut hadir secara daring.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyampaikan, perkembangan teknologi tidak terlepas dari berbagai tantangan, salah satunya berkaitan dengan keamanan siber (cyber security).
Bug Bounty Competition 2023 mengusung tema Action for Prevention. Ajang ini akan menjadi kegiatan rutin tahunan Kemendikbudristek untuk kalangan insan pendidikan sebagai wujud kolaborasi antarsatuan kerja (satker) dan para bug hunter dalam mengawal implementasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di Kemendikbudristek.
Pelaksanaan kompetisi berawal dari berbagai isu keamanan siber yang kemudian mendorong Education Computer Security Incident Response Team (EDU CSIRT), Pusdatin, Kemendikbudristek, menginisiasi kegiatan bertajuk “Bug Bounty Competition Kemendikbudristek”.
Baca juga: Bawa Misi Persahabatan, Cita-Cita, dan Perilaku Positif, KILA 2023 Kembali Digelar
Guna menjawab tantangan keamanan siber, Kemendikbudristek telah mengeluarkan Peraturan Sekretaris Jenderal (Persesjen) Nomor 11 Tahun 2022, tentang Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI) pada Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di lingkungan Kemendikbudristek.
“Melalui regulasi tersebut, kami menguatkan perlindungan aset informasi dari berbagai bentuk ancaman, sehingga kerahasiaan, keutuhan, dan ketersediaan aset informasi pada layanan elektronik kami, bisa semakin terjaga,” ucap Nadiem pada Puncak Acara Bug Bounty 2023 di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Undip, melalui siaran pers, Minggu (27/8/2023).
Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Kapusdatin) Kemendikbudristek Hasan Chabibie menyampaikan, acara ini merupakan bentuk keseriusan yang dilakukan Kemendikbudristek dan satuan kerja yang ada di bawahnya untuk mengawal sistem keamanan di tengah transformasi digital di lingkungan Kemendikbudristek.
“Ini adalah bentuk kolaborasi dari kami, ada filosofi jawa mengatakan bangun pagar mangkok lebih efektif dibanding bangun pagar tembok. Hal ini menandakan bahwa kami ingin memastikan partisipasi masyarakat dalam mengawal transformasi digital di Kemendikbudristek,” ujar Hasan.
Acara Bug Bounty Competition 2023 juga dirangkai dengan seminar keamanan informasi yang bertema Keamanan Siber dalam Ekonomi Digital di Sektor Pendidikan, yang menghadirkan mantan Menteri Riset dan Teknologi periode 2014-2019, Mohamad Nasir sebagai narasumber.
Baca juga: Apa Itu BOSP Kinerja? Ketahui Kriteria Sekolah Penerimanya di Sini
Mohamad Nasir mengatakan bahwa teknologi berkembang cepat, namun IT Security harus berkembang lebih cepat dari teknologi. Menurut Nasir, saat ini internet menjelma menjadi hal yang dapat memberi manfaat dan kemudahan bagi setiap orang, tetapi tak bisa dipungkiri internet juga menjadi sumber kejahatan.
“Cyber crime dapat mengancam menyerang individu atau kelompok dengan serangan digital, seperti mengakses data pribadi atau menghancurkan data penting. Namun terhadap kejahatan tersebut, dapat dilakukan perlindungan melalui keamanan siber,” jelasnya.
Founder dan CEO Braincorp, Romi Satria Wibawa, juga hadir dan memberikan materi secara daring kepada para mahasiswa yang hadir di lokasi.
Dalam paparannya, Romi mengungkapkan 10 mitos terkait software engineering. Di ujung paparannya ia menyampaikan bahwa penanganan cyber crime memerlukan pendekatan personal dan banyak penanganan kasus kejahatan digital saat ini masuk melalui social engineering.
Puncak acara Anugerah Bug Bounty Kemendikbudristek 2023 dihadiri langsung oleh Wakil Dekan Sumber Daya FEB, Undip, Waskito Kawedar. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Kemendikbudristek menjadikan Undip sebagai tempat pelaksanaan Anugerah Bug Bounty Kemendikbudristek 2023.
Dengan diadakan acara ini yang dirangkai dengan seminar diharapkan dapat menginspirasi undangan yang hadir dari kalangan mahasiswa Undip maupun siswa SMA/SMK/sederajat serta pendidik baik yang berasal dari Kota Semarang maupun seluruh Indonesia yang turut hadir secara daring.
(nnz)