Politikus Demokrat Nilai POP Kurang Tepat di Masa Pandemi COVID-19

Sabtu, 01 Agustus 2020 - 10:25 WIB
loading...
Politikus Demokrat Nilai...
Anggota Komisi X DPR, Bramantyo Suwondo menilai program organisasi penggerak (POP) kurang tepat apabila dilaksanakan di tengah masa pandemi COVID-19. Foto/dpr.go.id
A A A
JAKARTA - Anggota Komisi X DPR, Bramantyo Suwondo menilai program organisasi penggerak (POP) kurang tepat apabila dilaksanakan di tengah masa pandemi COVID-19. Politikus Partai Demokrat ini menjelaskan seharusnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) fokus dalam membenahi kondisi pendidikan nasional yang terdampak pandemi di mana pembelajaran jarak jauh (PJJ) masih menjadi tantangan besar.

“Seharusnya dana untuk POP yang sebegitu besarnya dapat dialokasikan untuk menyelesaikan masalah pendidikan di tengah pandemi. Salah satunya untuk meningkatkan kualitas PJJ. Kita banyak mendengar berita siswa-siswi yang terkendala sekolahnya karena harus berbagi gawai, tidak mampu membeli pulsa, atau kesulitan mendapatkan sinyal, bahkan di Pulau Jawa,” ujar pria yang akrab disapa Mas Bram ini dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (1/8/2020). (Baca juga: Fahri Hamzah: Lapor Mas Menteri, PJJ Memiliki Banyak Ekses Negatif)

Dirinya pun memberikan contoh di Wonosobo misalnya, ada siswa yang tidak bisa mengikuti PJJ karena rumahnya berada di pegunungan sehingga tidak mendapatkan sinyal. "Siswa tersebut terpaksa datang ke sekolah untuk mendapatkan materi dan soal ujian," katanya.

Dari survei Forum Anak Jawa Tengah, diketahui 20-25% pelajar tidak memiliki akses memadai untuk menunjang PJJ. "Dalam kondisi seperti ini, Kemendikbud seharusnya dapat bergerak cepat memberi bantuan berupa gawai dan pulsa bagi siswa, sekolah, dan tenaga pendidik yang menjalankan PJJ,” jelas Mas Bram.

Dirinya melanjutkan POP perlu dikaji ulang pelaksanaannya karena program ini telah memunculkan polemik di tengah masyarakat. “Mundurnya organisasi-organisasi besar dari POP dikhawatirkan dapat berimbas buruk pada perkembangan dunia pendidikan Indonesia. Padahal, hingga saat ini masih banyak permasalahan di dunia pendidikan yang harus kita carikan solusinya. Terlebih, dunia pendidikan nasional juga sangat terdampak oleh pandemi COVID-19,” jelasnya.

Di samping itu, Mas Bram mengimbau agar Kemendikbud memberikan penjelasan secara menyeluruh kepada Komisi X DPR terkait POP dan langkah yang akan diambil ke depan. Komisi X perlu mengetahui hasil peninjauan ulang POP, perubahan alokasi anggaran dan revisi program ini.

Hasil evaluasi ulang POP juga sebaiknya dibuka ke publik sehingga tidak terjadi polemik yang berkepanjangan. Bramantyo berharap agar kebijakan yang diambil pemerintah terkait dunia pendidikan dapat disesuaikan dengan kondisi dan fakta yang ada di lapangan, serta didasari oleh empati.

Faktanya, saat ini guru dan siswa di Indonesia dihadapkan dalam kondisi belajar yang sulit dan serba tidak pasti akibat pandemi. Dia menambahkan, masih banyak siswa dan guru yang belum bisa menjalankan PJJ dengan efektif akibat keterbatasan gawai atau fasilitas pendukung lain. (Baca juga: Ucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha, Jokowi: Semoga Ujian Pandemi Ini Segera Berlalu)

"Semestinya pemerintah bersegera mencarikan solusi atas permasalahan ini agar hak pendidikan siswa dapat terpenuhi dengan baik, bukannya malah mengedepankan program baru yang tidak mencerminkan dinamika pendidikan terkini," pungkasnya.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Prabowo Teken Perpres...
Prabowo Teken Perpres Tukin Dosen, DPR Desak Pencairan Segera
Revisi UU Sisdiknas,...
Revisi UU Sisdiknas, Wakil Ketua Komisi X: Pemerintah Pusat Akan Ambil Alih Tata Kelola Guru
KIP Kuliah dan 4 Beasiswa...
KIP Kuliah dan 4 Beasiswa Kena Efisiensi, Mahasiswa Tidak Mampu Terancam
Libur Sebulan Penuh...
Libur Sebulan Penuh selama Ramadan Batal, Ini Respons Komisi X DPR
Kasus Guru Supriyani,...
Kasus Guru Supriyani, DPR Dukung Usulan Pembentukan UU Perlindungan Guru
Abdul Muti: DPR Manggil...
Abdul Mu'ti: DPR Manggil Bukan Mau Mengadili Menteri Pendidikan
Dua Pelajar Tewas Diduga...
Dua Pelajar Tewas Diduga Akibat Kekerasan, Ketua Komisi X DPR: Usut Tuntas
Komisi X DPR Sahkan...
Komisi X DPR Sahkan Anggaran Perpusnas 2025 Rp721 Miliar
Skema Dana Pendidikan...
Skema Dana Pendidikan Tetap Mengacu Belanja Negara, Ketua Komisi X DPR: Kita Apresiasi
Rekomendasi
Group 2 Kopassus Gelar...
Group 2 Kopassus Gelar Sertijab Komandan Batalyon 22 dan 23, Ini Sosoknya
Hasil Kualifikasi MotoGP...
Hasil Kualifikasi MotoGP Qatar 2025: Marc Marquez Pole Position!
Mudik Lebaran dengan...
Mudik Lebaran dengan Kendaraan Listrik Melonjak 460%, Masyarakat Tak Gentar Jarak Jauh!
Bundling iPhone 16 Telkomsel:...
Bundling iPhone 16 Telkomsel: Kuota Jumbo dan eSIM, Cicilan hingga 24 Bulan
16 Remaja Terseret Ombak...
16 Remaja Terseret Ombak Perairan Pantai Tiku Agam, 1 Tewas dan 2 Hilang
Sinopsis Sinetron ‘Terbelenggu...
Sinopsis Sinetron ‘Terbelenggu Rindu’ Eps 203. Sabtu, 12 April 2025: Ancaman Bagi Noah
Berita Terkini
Cara Legalisir Ijazah...
Cara Legalisir Ijazah untuk Kuliah atau Bekerja ke Luar Negeri di Kemendikti Saintek
4 jam yang lalu
Kerjasama atau Kerja...
Kerjasama atau Kerja Sama, Mana Penulisan yang Benar Menurut KBBI?
6 jam yang lalu
Profil Edy Meiyanto,...
Profil Edy Meiyanto, Guru Besar Farmasi UGM yang Dipecat karena Kasus Asusila
7 jam yang lalu
Profil SMAN 1 Tumpang...
Profil SMAN 1 Tumpang Malang, Sekolah Evandra Florasta Top Skor Timnas U-17 yang Curi Perhatian
8 jam yang lalu
Profil Pendidikan Sutradara...
Profil Pendidikan Sutradara Film Jumbo Ryan Andriandhy, Lulusan Kampus Elite Dunia
9 jam yang lalu
11 Universitas Terbaik...
11 Universitas Terbaik Jurusan Bisnis dan Manajemen di Indonesia 2025
14 jam yang lalu
Infografis
3 Pemain Indonesia Berpeluang...
3 Pemain Indonesia Berpeluang Raih Sepatu Emas di Piala AFF U-19 2024
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved