Menulis dengan Tangan Latih Kemampuan Motorik, Kognitif, dan Linguistik Anak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dalam era digital saat ini kebiasaan menulis tangan dan membaca buku mulai terpinggirkan dan diganti dengan gawai. Hadirnya berbagai teknologi membuat generasi muda beralih untuk menggunakan gawai.
Menurut Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) angka literasi Indonesia sebesar 64,48 dari skala 1-100 di tahun 2022. Rendahnya angka literasi di Indonesia dikaitkan dengan terbatasnya akses ke perpustakaan dan ketergantungan pada teknologi selama pandemi Covid-19.
Sehubungan dengan hal tersebut, Presiden Joko Widodo memberikan arahan kepada Kemendikbudristek agar pengembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia unggul harus bersifat holistik, di mana literasi, numerasi, dan karakter, serta pengembangan talenta prestasi memiliki tingkat kepentingan yang sama.
Baca juga: Ini Tata Tertib dan Apa Yang Dilarang pada Pelaksanaan ANBK 2023
Domestic Business Head APP Sinar Mas Adi Kurniawan mengatakan, pihaknya mendukung program pemerintah dalam upaya meningkatkan literasi. Khususnya kemampuan menulis pada anak sedini mungkin.
"Kami percaya bahwa menulis dengan tangan adalah keterampilan penting yang harus dikuasai oleh anak-anak," katanya, melalui siaran pers, Kamis (14/9/2023).
Baca juga: Menko Muhadjir Minta Pelajar Wajib Dibekali Nilai Keagamaan dan Nasionalisme
Untuk menggiatkan kembali budaya menulis dengan tangan sejak usia dini, salah satu merk buku tulis di Indonesia, SiDU, telah meluncurkan program Ayo Menulis SiDU sejak 2017.
Program ini bertujuan untuk mendorong anak-anak menulis dengan tangan, karena menulis dengan tangan dapat menumbuhkan kemampuan literasi yang nantinya membantu anak-anak menjadi pemikir kritis, pemecah masalah, dan pengguna bahasa yang cerdas.
Diharapkan melalui inisiatif ini, ujarnya, kebiasaan menulis tangan dapat kembali tumbuh di Indonesia, melatih kemampuan neuro-motorik, kognitif, dan linguistik anak-anak, menciptakan generasi muda yang berpikir kritis dan cerdas dalam menggunakan bahasa.
Menurut Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) angka literasi Indonesia sebesar 64,48 dari skala 1-100 di tahun 2022. Rendahnya angka literasi di Indonesia dikaitkan dengan terbatasnya akses ke perpustakaan dan ketergantungan pada teknologi selama pandemi Covid-19.
Sehubungan dengan hal tersebut, Presiden Joko Widodo memberikan arahan kepada Kemendikbudristek agar pengembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia unggul harus bersifat holistik, di mana literasi, numerasi, dan karakter, serta pengembangan talenta prestasi memiliki tingkat kepentingan yang sama.
Baca juga: Ini Tata Tertib dan Apa Yang Dilarang pada Pelaksanaan ANBK 2023
Domestic Business Head APP Sinar Mas Adi Kurniawan mengatakan, pihaknya mendukung program pemerintah dalam upaya meningkatkan literasi. Khususnya kemampuan menulis pada anak sedini mungkin.
"Kami percaya bahwa menulis dengan tangan adalah keterampilan penting yang harus dikuasai oleh anak-anak," katanya, melalui siaran pers, Kamis (14/9/2023).
Baca juga: Menko Muhadjir Minta Pelajar Wajib Dibekali Nilai Keagamaan dan Nasionalisme
Untuk menggiatkan kembali budaya menulis dengan tangan sejak usia dini, salah satu merk buku tulis di Indonesia, SiDU, telah meluncurkan program Ayo Menulis SiDU sejak 2017.
Program ini bertujuan untuk mendorong anak-anak menulis dengan tangan, karena menulis dengan tangan dapat menumbuhkan kemampuan literasi yang nantinya membantu anak-anak menjadi pemikir kritis, pemecah masalah, dan pengguna bahasa yang cerdas.
Diharapkan melalui inisiatif ini, ujarnya, kebiasaan menulis tangan dapat kembali tumbuh di Indonesia, melatih kemampuan neuro-motorik, kognitif, dan linguistik anak-anak, menciptakan generasi muda yang berpikir kritis dan cerdas dalam menggunakan bahasa.
(nnz)