Apakah Nilai IPK Tinggi Menentukan Karier dalam Melamar Kerja? Ini Jawabannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Apakah nilai IPK tinggi sangat menentukan untuk melamar kerja? Ketika memasuki dunia perkuliahan, banyak mahasiswa yang terfokus ingin mencapai nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang tinggi.
Sampai-sampai kuliah hanya ditujukan untuk mengejar nilai tinggi saja, tanpa melakukan aktivitas penting lain seperti networking atau ikut kegiatan yang dapat menjadi bekal karier nantinya.
Sebenarnya seberapa penting nilai IPK tersebut ketika melamar di dunia kerja? Apakah IPK benar-benar menentukan karier kamu ke depannya? Untuk menjawab hal itu, artikel kali ini akan memberi ulasannya melalui sejumlah perspektif, simak ya!
Jika IPK tinggi atau tidak kurang dari 3.00, kemungkinan perusahaan akan lebih mempertimbangkan posisi kamu. Namun, tentu saja memiliki IPK tinggi bukan satu-satunya hal yang akan menentukan kariermu. Sebagai contoh, jika IPK kamu tidak terlalu tinggi, namun di dalam Curriculum Vitae (CV) tertera bahwa kamu aktif berorganisasi, mengikuti banyak perlombaan, dan pernah magang di berbagai macam tempat, hal itu dipastikan akan dipertimbangkan perekrut kerja.
Dilansir dari Penn & Beyond (Career Services dari University of Pennsylvania), lulusan Universitas Pennsylvania (UPenn) yang mendapatkan kerja di berbagai bidang, 50% rata-rata nilai IPK-nya berkisar antara 3.30 sampai 3.67.
Persentase ini diambil berdasarkan lulusan UPenn yang bekerja di perusahaan besar seperti perusahaan konsultan ternama MBB (McKinsey, Boston Consulting Group, and Bain), perusahaan teknologi seperti Amazon, Apple, Facebook, Microsoft, Alphabet/Google, dan masih banyak lagi bidang lainnya.
Riset ini menunjukkan bahwa meskipun IPK itu penting, perusahaan-perusahaan besar di atas tidak hanya melihat dari situ saja.
Tentu terdapat pertimbangan lain baik dari sisi kegiatan di dalam dan luas kampus apa saja yang pernah diikuti, skill apa saja yang dikuasai, dan masih banyak faktor lainnya.
Mengetahui cara networking yang baik merupakan salah satu kunci dalam memulai karier yang baik. Jika kamu aktif di kampus dan kenal dengan orang-orang hebat, kamu bisa belajar banyak dari mereka. Tak hanya itu, ketika masuk ke dunia pekerjaan nantinya, kamu bahkan dapat meminta surat rekomendasi dari mereka.Dengan surat rekomendasi dari orang yang kredibel dan memiliki banyak pengalaman, lamaran pekerjaanmu akan lebih menonjol dibandingkan pelamar yang lain.
Terkadang ada orang yang memiliki nilai IPK tinggi, namun tidak memiliki hard skill sama sekali, bahkan dari bidang studi yang menjadi latar belakang mereka. Maka dari itu, perlu ditanamkan bahwa yang paling penting adalah bagaimana kamu bisa mempraktikkan ilmu dan skill set, bukan seberapa besar nilai yang diperoleh.
Kamu bisa terus belajar dan mengasah rangkaian hard skill yang dimiliki, atau menambah skill baru seperti programming, design, dan lain-lain yang sekiranya dibutuhkan di bidang pekerjaan impianmu.
Soft skill juga bisa menjadi bekal kamu dalam dunia pekerjaan, selain hard skill, networking, dan nilai IPK yang sesuai standar.
Beberapa hal yang dapat membuat kamu menonjol di antara kandidat lainnya antara lain adalah cara berpikir kritis, kepercayaan diri, ambisi, time management, mudah bersosialisasi, kerja sama dalam tim, dan masih banyak lagi.
Sampai-sampai kuliah hanya ditujukan untuk mengejar nilai tinggi saja, tanpa melakukan aktivitas penting lain seperti networking atau ikut kegiatan yang dapat menjadi bekal karier nantinya.
Sebenarnya seberapa penting nilai IPK tersebut ketika melamar di dunia kerja? Apakah IPK benar-benar menentukan karier kamu ke depannya? Untuk menjawab hal itu, artikel kali ini akan memberi ulasannya melalui sejumlah perspektif, simak ya!
Nilai IPK Tinggi Penting Tapi Bukan Satu-satunya
Beberapa perusahaan memang menetapkan minimal IPK rata-rata antara 3.00 sampai 3.30. Akan tetapi, itu juga tergantung dari jenis perusahaan dan bidang pekerjaannya. Pada dasarnya, asal kampus dan nilai IPK yang diperoleh dapat dijadikan tolak ukur tanggung jawab kamu saat menjalankan perkuliahan.Jika IPK tinggi atau tidak kurang dari 3.00, kemungkinan perusahaan akan lebih mempertimbangkan posisi kamu. Namun, tentu saja memiliki IPK tinggi bukan satu-satunya hal yang akan menentukan kariermu. Sebagai contoh, jika IPK kamu tidak terlalu tinggi, namun di dalam Curriculum Vitae (CV) tertera bahwa kamu aktif berorganisasi, mengikuti banyak perlombaan, dan pernah magang di berbagai macam tempat, hal itu dipastikan akan dipertimbangkan perekrut kerja.
Dilansir dari Penn & Beyond (Career Services dari University of Pennsylvania), lulusan Universitas Pennsylvania (UPenn) yang mendapatkan kerja di berbagai bidang, 50% rata-rata nilai IPK-nya berkisar antara 3.30 sampai 3.67.
Persentase ini diambil berdasarkan lulusan UPenn yang bekerja di perusahaan besar seperti perusahaan konsultan ternama MBB (McKinsey, Boston Consulting Group, and Bain), perusahaan teknologi seperti Amazon, Apple, Facebook, Microsoft, Alphabet/Google, dan masih banyak lagi bidang lainnya.
Riset ini menunjukkan bahwa meskipun IPK itu penting, perusahaan-perusahaan besar di atas tidak hanya melihat dari situ saja.
Tentu terdapat pertimbangan lain baik dari sisi kegiatan di dalam dan luas kampus apa saja yang pernah diikuti, skill apa saja yang dikuasai, dan masih banyak faktor lainnya.
Hal yang Lebih Penting dari IPK
1. Networking
Mengetahui cara networking yang baik merupakan salah satu kunci dalam memulai karier yang baik. Jika kamu aktif di kampus dan kenal dengan orang-orang hebat, kamu bisa belajar banyak dari mereka. Tak hanya itu, ketika masuk ke dunia pekerjaan nantinya, kamu bahkan dapat meminta surat rekomendasi dari mereka.Dengan surat rekomendasi dari orang yang kredibel dan memiliki banyak pengalaman, lamaran pekerjaanmu akan lebih menonjol dibandingkan pelamar yang lain.
2. Hard skill
Terkadang ada orang yang memiliki nilai IPK tinggi, namun tidak memiliki hard skill sama sekali, bahkan dari bidang studi yang menjadi latar belakang mereka. Maka dari itu, perlu ditanamkan bahwa yang paling penting adalah bagaimana kamu bisa mempraktikkan ilmu dan skill set, bukan seberapa besar nilai yang diperoleh.
Kamu bisa terus belajar dan mengasah rangkaian hard skill yang dimiliki, atau menambah skill baru seperti programming, design, dan lain-lain yang sekiranya dibutuhkan di bidang pekerjaan impianmu.
3. Soft skill
Soft skill juga bisa menjadi bekal kamu dalam dunia pekerjaan, selain hard skill, networking, dan nilai IPK yang sesuai standar.
Beberapa hal yang dapat membuat kamu menonjol di antara kandidat lainnya antara lain adalah cara berpikir kritis, kepercayaan diri, ambisi, time management, mudah bersosialisasi, kerja sama dalam tim, dan masih banyak lagi.
(wyn)