Peroleh Gelar Summa Cumlaude dengan IPK 4, Athena Hastomo Lulus S2 di Usia 22 Tahun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wisuda program pascasarjana Universitas Indonesia (UI) berhasil meluluskan 44 lulusan dengan gelar Summa Cumlaude dengan IPK sempurna 4. Salah satu yang meraih gelar tersebut adalah Athena Hastomo.
Athena Hastomo adalah seorang mahasiswi program Magister di Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Indoensia (FTUI). Dia berhasil meraih gelar Magister di usianya yang baru menginjak 22 tahun.
“Pada semester 6, saya memutuskan untuk mengikuti program fast track bersama beberapa teman. Dari situ, saya berhasil menyelesaikan S1 dan S2 dalam kurun waktu 5 tahun saja,” katanya, melalui siaran pers, Senin (25/9/2023).
Berkuliah Magister di UI membuatnya memperoleh banyak kesempatan dan pengalaman untuk lebih mengembangkan kemampuan dirinya. Sebab dia dilatih melakukan desain dan mengasah engineering sense, serta didukung untuk terlibat dalam kegiatan kemahasiswaan dan program magang.
Baca juga: 44 Wisudawan Pascasarjana UI Lulus dengan Gelar Summa Cumlaude, Raih IPK 4
“Beruntungnya lagi, saya bertemu dengan dosen-dosen yang sangat passionate dengan bidang keahliannya, serta teman-teman yang beragam dan sangat supportive,” kata Athena.
Menurutnya, kunci keberhasilan studi adalah memanfaatkan peluang dengan sebaik-baiknya. Ia percaya bahwa ilmu dapat diperoleh kapan saja dan dari mana saja, termasuk dalam menentukan gagasan riset yang berdampak.
Bermula dari kerja praktiknya di Terminal Petikemas Kalibaru, Athena menyadari pentingnya manajemen sumber daya air di daerah pesisir Jakarta—mengingat kawasan tersebut merupakan lokasi yang kompleks dalam hal pengendalian banjir.
Ia pun tergerak untuk melakukan kajian evaluasi atas kinerja tanggul pantai dan tanggul sungai sebagai usaha pengendalian banjir di Muara Cengkareng Drain.
Pembangunan tanggul pantai dan tanggul sungai di sepanjang garis pantai Jakarta merupakan bagian dari masterplan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) yang dikembangkan pemerintah untuk mengatasi banjir Jakarta.
Baca juga: Jurusan Kuliah UGM dengan Persaingan Paling Longgar di SNBP 2023, Teknik Fisika Pertama
Athena menilai pembangunan tanggul tersebut perlu mempertimbangkan kombinasi bahaya-bahaya secara bersamaan untuk mengukur seberapa besar kejadian ekstrem yang dapat muncul.
Dengan mempertimbangkan compound hazard yang terjadi akibat adanya land subsidence, sea level rise, pasang, gelombang, serta hujan, ia menemukan bahwa rencana tanggul pantai dan sungai sudah baik, meski faktor land subsidence dan sea levek rise dapat memperparah banjir di kawasan pesisir.
Oleh karena itu, dibutuhkan investasi dan dilakukannya cost-benefit analysis terhadap infrastruktur penunjang untuk mengurangi dampak banjir.
Dari temuan tersebut, ia kemudian memberikan beberapa rekomendasi teknis yang dapat diterapkan di kawasan tersebut untuk meningkatkan pengelolaan banjir.
Beberapa di antaranya adalah penambahan lokasi pompa baru dan peningkatan kapasitas pompa eksisting untuk mengurangi genangan sebesar 43.16% pada kondisi saat ini dan 10.13% hingga 53.16% pada proyeksi tahun 2050. Kedua, pengerukan untuk menjaga kapasitas saluran. Terakhir, mengendalikan land subsidence setempat dengan penerapan peraturan dan meningkatkan kesadaran masyarakat.
Athena berharap temuan dan rekomendasi risetnya dapat memberikan sumbangsih bagi pemerintah dalam upaya menangani banjir di pesisir Jakarta.
Athena Hastomo adalah seorang mahasiswi program Magister di Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Indoensia (FTUI). Dia berhasil meraih gelar Magister di usianya yang baru menginjak 22 tahun.
“Pada semester 6, saya memutuskan untuk mengikuti program fast track bersama beberapa teman. Dari situ, saya berhasil menyelesaikan S1 dan S2 dalam kurun waktu 5 tahun saja,” katanya, melalui siaran pers, Senin (25/9/2023).
Berkuliah Magister di UI membuatnya memperoleh banyak kesempatan dan pengalaman untuk lebih mengembangkan kemampuan dirinya. Sebab dia dilatih melakukan desain dan mengasah engineering sense, serta didukung untuk terlibat dalam kegiatan kemahasiswaan dan program magang.
Baca juga: 44 Wisudawan Pascasarjana UI Lulus dengan Gelar Summa Cumlaude, Raih IPK 4
“Beruntungnya lagi, saya bertemu dengan dosen-dosen yang sangat passionate dengan bidang keahliannya, serta teman-teman yang beragam dan sangat supportive,” kata Athena.
Menurutnya, kunci keberhasilan studi adalah memanfaatkan peluang dengan sebaik-baiknya. Ia percaya bahwa ilmu dapat diperoleh kapan saja dan dari mana saja, termasuk dalam menentukan gagasan riset yang berdampak.
Bermula dari kerja praktiknya di Terminal Petikemas Kalibaru, Athena menyadari pentingnya manajemen sumber daya air di daerah pesisir Jakarta—mengingat kawasan tersebut merupakan lokasi yang kompleks dalam hal pengendalian banjir.
Ia pun tergerak untuk melakukan kajian evaluasi atas kinerja tanggul pantai dan tanggul sungai sebagai usaha pengendalian banjir di Muara Cengkareng Drain.
Pembangunan tanggul pantai dan tanggul sungai di sepanjang garis pantai Jakarta merupakan bagian dari masterplan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) yang dikembangkan pemerintah untuk mengatasi banjir Jakarta.
Baca juga: Jurusan Kuliah UGM dengan Persaingan Paling Longgar di SNBP 2023, Teknik Fisika Pertama
Athena menilai pembangunan tanggul tersebut perlu mempertimbangkan kombinasi bahaya-bahaya secara bersamaan untuk mengukur seberapa besar kejadian ekstrem yang dapat muncul.
Dengan mempertimbangkan compound hazard yang terjadi akibat adanya land subsidence, sea level rise, pasang, gelombang, serta hujan, ia menemukan bahwa rencana tanggul pantai dan sungai sudah baik, meski faktor land subsidence dan sea levek rise dapat memperparah banjir di kawasan pesisir.
Oleh karena itu, dibutuhkan investasi dan dilakukannya cost-benefit analysis terhadap infrastruktur penunjang untuk mengurangi dampak banjir.
Dari temuan tersebut, ia kemudian memberikan beberapa rekomendasi teknis yang dapat diterapkan di kawasan tersebut untuk meningkatkan pengelolaan banjir.
Beberapa di antaranya adalah penambahan lokasi pompa baru dan peningkatan kapasitas pompa eksisting untuk mengurangi genangan sebesar 43.16% pada kondisi saat ini dan 10.13% hingga 53.16% pada proyeksi tahun 2050. Kedua, pengerukan untuk menjaga kapasitas saluran. Terakhir, mengendalikan land subsidence setempat dengan penerapan peraturan dan meningkatkan kesadaran masyarakat.
Athena berharap temuan dan rekomendasi risetnya dapat memberikan sumbangsih bagi pemerintah dalam upaya menangani banjir di pesisir Jakarta.
(nnz)