24 Mahasiswa Raih Beasiswa Belajar Teknologi Mobil Listrik dan E-Commerce di China
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 24 mahasiswa Indonesia mendapatkan beasiswa ke Sichuan Engineering Technology College (SCETC) di Deyang - China . Mereka akan belajar di Jurusan Teknologi Mobil Listrik dan E-Commerce.
Plt. Asisten Deputi Industri Pendukung Infrastruktur Kemenko Kemaritiman dan Investasi Nayo Ramli berpesan agar pemuda Indonesia yang mendapatkan beasiswa untuk menyelesaikan kuliah dengan baik.
"Raih kesuksesan dan pengalaman di China, dan pulang membangun Indonesia," kata Nayo Ramli, melalui siaran pers, Rabu (27/9/2023).
Baca juga: Beasiswa Kaderisasi Seribu Ulama Baznas Telah Dibuka, Khusus Pengurus MUI
Manager Pelatihan dan Penjualan Asia Pasifik BYD Jacob Ma menyebutkan Indonesia menuju industri kendaraan listrik dan prospek karier dari peserta beasiswa sangat cerah. "Indonesia pasti membutuhkan engineer mobil listrik untuk industri EV," kata Jacob Ma.
Koordinator Beasiswa SCETC, Prima Surbakti, yang juga Ketua Bidang Kemaritiman dan Investasi DPP GAMKI menyebutkan beasiswa kuliah SCETC ini merupakan tindak lanjut MOU antara Chindo Business Center, DPP GAMKI dan DPP FOKSI untuk pengembangan SDM Pemuda Indonesia dalam bidang teknologi.
Baca juga: Raih IISMA ke Amerika, Mahasiswi Unair Ini Terpilih Jadi Asisten Riset di UC Davis
Prima Surbakti menyampaikan, 24 penerima beasiswa berasal dari Provinsi Papua, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, Riau, Nusa Tenggara Timur, dan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Mereka mendapatkan beasiswa penuh untuk studi di China.
"Setiap mahasiswa mendapatkan fasilitas kuliah gratis seperti biaya kuliah, tempat tinggal, buku kuliah, izin tinggal, asuransi serta uang saku RMB800 atau kurang lebih Rp1,7 juta setiap bulan," katanya.
Dia mengucapkan terima kasih kepada SCETC yang tetap memberi kepercayaan untuk studi dengan jurusan teknologi mobil listrik dan e-commerce kepada anak bangsa.
"Tahun lalu kita sudah mengirimkan 13 orang, dan tahun ini kita mengirimkan 24 orang. Mereka juga punya kesempatan belajar dan bekerja di BYD, perusahaan mobil listrik terbesar di dunia," tuturnya.
Ke depan, kata Prima, pihaknya akan menambah kuota beasiswa dan membuka jurusan teknologi lainnya.
"Program ini menjadi investasi jangka panjang. Indonesia membutuhkan SDM yang berkualitas menuju Indonesia Emas 2045," terangnya.
Prima berpesan kepada 24 mahasiswa ini untuk menjaga kesehatan, belajar, dan bergaul dengan baik serta kembali untuk mengabdi di Indonesia dengan membangun industri mobil listrik di Indonesia. “Tuntut ilmu hari ini, membangun Indonesia besok," pungkasnya.
Plt. Asisten Deputi Industri Pendukung Infrastruktur Kemenko Kemaritiman dan Investasi Nayo Ramli berpesan agar pemuda Indonesia yang mendapatkan beasiswa untuk menyelesaikan kuliah dengan baik.
"Raih kesuksesan dan pengalaman di China, dan pulang membangun Indonesia," kata Nayo Ramli, melalui siaran pers, Rabu (27/9/2023).
Baca juga: Beasiswa Kaderisasi Seribu Ulama Baznas Telah Dibuka, Khusus Pengurus MUI
Manager Pelatihan dan Penjualan Asia Pasifik BYD Jacob Ma menyebutkan Indonesia menuju industri kendaraan listrik dan prospek karier dari peserta beasiswa sangat cerah. "Indonesia pasti membutuhkan engineer mobil listrik untuk industri EV," kata Jacob Ma.
Koordinator Beasiswa SCETC, Prima Surbakti, yang juga Ketua Bidang Kemaritiman dan Investasi DPP GAMKI menyebutkan beasiswa kuliah SCETC ini merupakan tindak lanjut MOU antara Chindo Business Center, DPP GAMKI dan DPP FOKSI untuk pengembangan SDM Pemuda Indonesia dalam bidang teknologi.
Baca juga: Raih IISMA ke Amerika, Mahasiswi Unair Ini Terpilih Jadi Asisten Riset di UC Davis
Prima Surbakti menyampaikan, 24 penerima beasiswa berasal dari Provinsi Papua, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, Riau, Nusa Tenggara Timur, dan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Mereka mendapatkan beasiswa penuh untuk studi di China.
"Setiap mahasiswa mendapatkan fasilitas kuliah gratis seperti biaya kuliah, tempat tinggal, buku kuliah, izin tinggal, asuransi serta uang saku RMB800 atau kurang lebih Rp1,7 juta setiap bulan," katanya.
Dia mengucapkan terima kasih kepada SCETC yang tetap memberi kepercayaan untuk studi dengan jurusan teknologi mobil listrik dan e-commerce kepada anak bangsa.
"Tahun lalu kita sudah mengirimkan 13 orang, dan tahun ini kita mengirimkan 24 orang. Mereka juga punya kesempatan belajar dan bekerja di BYD, perusahaan mobil listrik terbesar di dunia," tuturnya.
Ke depan, kata Prima, pihaknya akan menambah kuota beasiswa dan membuka jurusan teknologi lainnya.
"Program ini menjadi investasi jangka panjang. Indonesia membutuhkan SDM yang berkualitas menuju Indonesia Emas 2045," terangnya.
Prima berpesan kepada 24 mahasiswa ini untuk menjaga kesehatan, belajar, dan bergaul dengan baik serta kembali untuk mengabdi di Indonesia dengan membangun industri mobil listrik di Indonesia. “Tuntut ilmu hari ini, membangun Indonesia besok," pungkasnya.
(nnz)