Teks Hikayat: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contoh yang Mudah Dipahami

Selasa, 24 Oktober 2023 - 09:02 WIB
loading...
Teks Hikayat: Pengertian,...
Teks hikayat merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa dan biasanya menggunakan Bahasa Melayu. Foto/SINDOnews..
A A A
JAKARTA - Teks hikayat merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa dan biasanya menggunakan Bahasa Melayu. Umumnya, teks hikayat menceritakan tentang kehidupan keluarga yang tinggal di istana, kaum bangsawan atau orang-orang ternama dengan segala kegagahan dan kehebatannya.

Oleh karena itu, teks hikayat biasanya berisi kisah, dongeng, dan cerita. Teks hikayat dibagi menjadi beberapa jenis, yakni berdasarkan historis (sejarah) dan berdasarkan isinya.

Berikut Ciri-Ciri Teks Hikayat


1. Menceritakan tentang kehidupan di istana atau kerajaan.
2. Akhir ceritanya selalu diisi dengan kebahagiaan.
3. Menggunakan bahasa Melayu yang sulit dipahami.
4. Memulai kisahnya dengan menggunakan kata sebermula, arkian, syahdan, alkisah, hatta atau tersebutlah.
5. Teksnya disusun dengan unsur intrinsik dan ekstrinsik.
6. Diikutsertakan dengan pantun.
7. Teks ditulis berbingkai-bingkai, artinya suatu teks hikayat dapat memiliki lebih dari satu cerita.

Baca juga: Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi, Beserta Struktur dan 10 Contohnya


Berikut Contoh Teks Hikayat

1. Hikayat Hang Tuah


Hang Tuah merupakan kisah dari seorang wali Allah yang tinggal di pulau Sumatra. Hikayat ini menceritakan bahwa Hang Tuah menjadi raja dari segala raja dari Batak dan orang yang tinggal di hutan. Keberadaan hikayat Hang Tuah ini masih lestari hingga saat ini.

2. Hikayat Burung Cendrawasih

Pada hikayat ini, burung Cendrawasih dijelaskan sebagai makhluk pilihan yang makan hanya dengan embun surga. Jika burung Cendrawasih terbang turun dan menapakkan kakinya ke bumi, maka burung ini akan kehilangan kemampuan bertahan hidup dan akhirnya mati. Syahdan, hal ini membuat burung Cendrawasih jarang dimiliki oleh siapa pun.

3. Abu Nawas


Hikayat yang berasal dari kawasan Timur Tengah ini berkembang menjadi sebuah kisah hikayat 1001 malam. Kisah ini menceritakan tentang Abu Nawas sebagai cendekia konyol yang paling cerdik di dunia karena selalu selamat dari jebakan yang orang lain buat untuknya, sehingga hal ini menjadikan Abu Nawas sebagai idola untuk kaum kecil.

4. Hikayat Timun Mas


Hikayat Timun Mas merupakan dongeng hikayat yang berkembang di masyarakat Jawa. Kisah ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Mbok Rondho Dadapan yang tinggal seorang diri. Kemudian, Mbok Rondho mengadakan perjanjian dengan seorang Buto Ijo untuk memiliki anak. Lalu, Buto Ijo mengabulkan permintaannya dan memberi anak untuk Mbok Rondho dari dalam timun.

5. Hikayat Kakek dan Seekor Ular


Hikayat ini menceritakan tentang pertemuan antara dunia manusia dan binatang. Bermula dari seorang kakek yang baik hati sedang berada di sebuah hutan belantara yang tidak jauh dari rumahnya. Kemudian, kakek ini dikejutkan dengan seorang ular yang ketakutan karena sedang diburu oleh tiga pemuda di desa.

Setelah mengetahui keadaan ular sedang dalam bahaya, kakek ini berusaha menyelamatkan ular dengan cara menyuruhnya masuk ke dalam mulutnya. Namun, setelah ular selamat dari ketiga pemuda tersebut, si ular justru ingin membunuh kakek.

Baca juga: Teks Prosedur dalam Bahasa Inggris: Pengertian, Tujuan, Struktur, dan Contoh

Kakek merasa ditipu oleh si ular, kemudian ia berdoa kepada Tuhan agar bisa selamat dari tipu daya ular ini. Kakek meminta ular, sebelum membunuhnya agar mengantarnya terlebih dahulu di suatu tempat agar kematiannya tidak diketahui keluarga. Namun, ajaibnya di pohon tersebut, kakek mendapat petunjuk untuk memakan daun dan berhasil selamat dari ular.

6. Hikayat Perebutan Ibu Sejati

Alkisah di sebuah kerajaan ada dua orang Ibu yang sedang menghadap baginda raja untuk mendapatkan keadilan. Kedua Ibu ini memiliki permasalahan yang sama, yakni perebutan hak asuh atas seorang bayi. Sebenarnya kasus mereka sudah ditangani hakim istana tetapi tidak menemukan jalan keluarnya karena keduanya memiliki keinginan yang kuat untuk memiliki bayi itu. Hanya baginda rajalah yang dinilai mampu memberikan keputusan yang bijak atas masalah ini.

Kemudian, raja tersebut memberikan instruksi yang mengejutkan yaitu bayi tersebut dibagi menjadi 2 bagian agar masing-masing mendapatkan bagian yang adil. Ibu yang pertama setuju dengan keadilan tersebut, tetapi Ibu yang kedua tidak setuju.
Akhirnya, Ibu kedua mengikhlaskan bayi itu untuk diasuh oleh Ibu pertama daripada harus melihat bayi itu mati. Lalu, raja mendapatkan keputusannya bahwa Ibu kedua berhak mendapatkan hak asuh bayi tersebut karena Ibu sejati tidak akan membiarkan anaknya mati.

Demikian penjelasan mengenai teks hikayat, semoga membantu ya!

MG/Shandya Pricilla
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1382 seconds (0.1#10.140)