Sejarah ITB Kampus Jatinangor yang Jadi Off-G Campus Pertama
loading...
A
A
A
JAKARTA - Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan pengembangan multikampus yang telah berjalan di ITB Kampus Ganesha, ITB Kampus Jatinangor, ITB Kampus Cirebon, dan ITB Kampus Jakarta. Kebijakan ini pun memunculkan istilah On-G Campus dan Off-G Campus.
ITB Kampus Ganesha dikenakan istilah On-G Campus sedangkan pengenaan istilah ff-G Campus itu merujuk kepada kampus-kampus ITB lain di luar selain Ganesha.
ITB Kampus Jatinangor berlokasi di wilayah Sayang, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Bandung. Mulanya, ITB Kampus Jatinangor dibangun karena kampus utama yang berlokasi di Ganesha, dirasa sudah melebihi kapasitas untuk menunjang aktivitas akademiknya.
Kapasitas kampus yang seharusnya hanya 15.000 orang, nyatanya ditempati oleh lebih dari 23.000 dosen, mahasiswa, dan karyawan ITB yang beraktivitas disana. Kampus yang terlalu padat ini dinilai akan kurang dapat mendukung berbagai kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Baca juga: Daftar Wisudawan dengan IPK Tertinggi dan Lulusan Termuda ITB di Wisuda Oktober 2023
Dikutip dari laman ITB, Minggu (5/11/2023), untuk mengatasi kapasitas yang sudah berlebih di ITB Kampus Ganesha, akhirnya direncanakan pengembangan kampus "Off G Campus" pertama di Jatinangor.
Rencana pengembangan kampus seluas 46 hektar ini akhirnya disetujui oleh 4 Pilar ITB (Majelis Wali Amanat, Senat Akademik, Majelis Guru Besar dan Rektor). ITB Kampus Jatinangor ini juga direncanakan sebagai pusat pengembangan, dengan keunggulan life science.
ITB Jatinangor juga dibangun atas dasar keselarasan program pengembangan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam hal pangan, kesehatan, energi, industri, water resources, transportasi, dan lingkungan. Latar belakangnya adalah pengembangan pendidikan tinggi Indonesia yang merupakan bagian dari rencana pembangunan Pemerintah Republik Indonesia dan pengembangan daerah Jawa Barat yang dituangkan dalam Rencana Strategis Pemerintah Daerah Jawa Barat.
ITB Kampus Jatinangor dikembangkan di lahan aset Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yakni eks-lahan Universitas Winayamukti. Lahannya membentang dari utara ke selatan serta berhadapan dengan Jalan Raya Bandung-Sumedang.
Pengembangan ITB Kampus Jatinangor dilaksanakan dalam beberapa proses, antara lain:
-27 Januari 2010 : Penandatangan perjanjian kerjasama nomor 073/02/otdksm dan No. 022/K01/DN/2010 antara ITB dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat tentang peningkatan kualitas sumber daya manusia.
-21 April 2010 : Penerbitan keputusan Rektor Institut Teknologi Bandung nomor 147/SK/K01/2010, tentang pembentukan Direktorat Pengembangan ITB di bawah koordinasi Wakil Rektor bidang Keuangan, Perencanaan dan Pengembangan.
-31 Desember 2010 : Penandatangan perjanjian kerjasama Nomor: 073/02/otdaksm/2010 antara ITB dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang berisi tentang pengelolaan lahan pendidikan yang terletak di Jatinangor dan di Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.
-31 Desember 2010 : Adendum pertama perjanjian No. 065/K01/KM/2010.
-18 Januari 2013 : Adendum kedua perjanjian kedua No. 073/01/PBD dan 004/IJLA/KM/2013.
Baca juga: 4 Institut Terakreditasi Unggul BAN-PT, Ada Incaran Kamu?
-29 Agustus 2016 : Perjanjian Hibah antara Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengenai Hibah Barang Milik Daerah Berupa Tanah dan Bangunan yang terletak di Jalan Raya Jatinangor-Sumedang, Desa Sayang, Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang.
-14 Agustus 2017 : Diserahterimakan Barang Milik Negara Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi berupa bangunan kepada Institut Teknologi Bandung dengan Berita Acara No. 3449/A.A3/KU/2017.
Pengembangan fasilitas ITB Jatinangor tahun ke tahun semakin gencar dilaksanakan sampai kini. Terlebih lagi untuk mendukung atmosfer perkuliahan lebih dari 5.000 mahasiswa Tahap Persiapan Bersama (TPB) melalui surat edaran (SE) Rektor ITB Nomor: 119/ITI.A/KM/2023 tentang pelaksanaan kegiatan akademik TPB di ITB Kampus Jatinangor per tahun akademik 2023/2024.
Secara umum, program akademik yang direncanakan dikembangkan di ITB Kampus Jatinangor meliputi program Sarjana, penelitian Magister dan Doktoral, continuiting education, alih jenjang, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, dan penelitian di laboratorium lapangan.
-Program Sarjana Rekayasa Pertanian
-Program Sarjana Rekayasa Kehutanan
-Program Sarjana Teknologi Pasca Panen
-Program Sarjana Teknik Pangan
-Program Pengelolaan Infrastruktur Air Bersih dan Sanitasi
-Program Studi Teknik Informatika
Lihat Juga: ITB Sampaikan Duka Cita Atas Tewasnya Mahasiswa Fakultas Teknik Loncat dari Lantai 27 Apartemen
ITB Kampus Ganesha dikenakan istilah On-G Campus sedangkan pengenaan istilah ff-G Campus itu merujuk kepada kampus-kampus ITB lain di luar selain Ganesha.
ITB Kampus Jatinangor berlokasi di wilayah Sayang, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Bandung. Mulanya, ITB Kampus Jatinangor dibangun karena kampus utama yang berlokasi di Ganesha, dirasa sudah melebihi kapasitas untuk menunjang aktivitas akademiknya.
Kapasitas kampus yang seharusnya hanya 15.000 orang, nyatanya ditempati oleh lebih dari 23.000 dosen, mahasiswa, dan karyawan ITB yang beraktivitas disana. Kampus yang terlalu padat ini dinilai akan kurang dapat mendukung berbagai kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Baca juga: Daftar Wisudawan dengan IPK Tertinggi dan Lulusan Termuda ITB di Wisuda Oktober 2023
Dikutip dari laman ITB, Minggu (5/11/2023), untuk mengatasi kapasitas yang sudah berlebih di ITB Kampus Ganesha, akhirnya direncanakan pengembangan kampus "Off G Campus" pertama di Jatinangor.
Rencana pengembangan kampus seluas 46 hektar ini akhirnya disetujui oleh 4 Pilar ITB (Majelis Wali Amanat, Senat Akademik, Majelis Guru Besar dan Rektor). ITB Kampus Jatinangor ini juga direncanakan sebagai pusat pengembangan, dengan keunggulan life science.
ITB Jatinangor juga dibangun atas dasar keselarasan program pengembangan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam hal pangan, kesehatan, energi, industri, water resources, transportasi, dan lingkungan. Latar belakangnya adalah pengembangan pendidikan tinggi Indonesia yang merupakan bagian dari rencana pembangunan Pemerintah Republik Indonesia dan pengembangan daerah Jawa Barat yang dituangkan dalam Rencana Strategis Pemerintah Daerah Jawa Barat.
Sejarah ITB Kampus Jatinangor
ITB Kampus Jatinangor dikembangkan di lahan aset Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yakni eks-lahan Universitas Winayamukti. Lahannya membentang dari utara ke selatan serta berhadapan dengan Jalan Raya Bandung-Sumedang.
Pengembangan ITB Kampus Jatinangor dilaksanakan dalam beberapa proses, antara lain:
-27 Januari 2010 : Penandatangan perjanjian kerjasama nomor 073/02/otdksm dan No. 022/K01/DN/2010 antara ITB dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat tentang peningkatan kualitas sumber daya manusia.
-21 April 2010 : Penerbitan keputusan Rektor Institut Teknologi Bandung nomor 147/SK/K01/2010, tentang pembentukan Direktorat Pengembangan ITB di bawah koordinasi Wakil Rektor bidang Keuangan, Perencanaan dan Pengembangan.
-31 Desember 2010 : Penandatangan perjanjian kerjasama Nomor: 073/02/otdaksm/2010 antara ITB dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang berisi tentang pengelolaan lahan pendidikan yang terletak di Jatinangor dan di Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.
-31 Desember 2010 : Adendum pertama perjanjian No. 065/K01/KM/2010.
-18 Januari 2013 : Adendum kedua perjanjian kedua No. 073/01/PBD dan 004/IJLA/KM/2013.
Baca juga: 4 Institut Terakreditasi Unggul BAN-PT, Ada Incaran Kamu?
-29 Agustus 2016 : Perjanjian Hibah antara Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengenai Hibah Barang Milik Daerah Berupa Tanah dan Bangunan yang terletak di Jalan Raya Jatinangor-Sumedang, Desa Sayang, Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang.
-14 Agustus 2017 : Diserahterimakan Barang Milik Negara Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi berupa bangunan kepada Institut Teknologi Bandung dengan Berita Acara No. 3449/A.A3/KU/2017.
Pengembangan fasilitas ITB Jatinangor tahun ke tahun semakin gencar dilaksanakan sampai kini. Terlebih lagi untuk mendukung atmosfer perkuliahan lebih dari 5.000 mahasiswa Tahap Persiapan Bersama (TPB) melalui surat edaran (SE) Rektor ITB Nomor: 119/ITI.A/KM/2023 tentang pelaksanaan kegiatan akademik TPB di ITB Kampus Jatinangor per tahun akademik 2023/2024.
Secara umum, program akademik yang direncanakan dikembangkan di ITB Kampus Jatinangor meliputi program Sarjana, penelitian Magister dan Doktoral, continuiting education, alih jenjang, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, dan penelitian di laboratorium lapangan.
Fakultas/Sekolah yang ada di ITB Kampus Jatinangor
1. Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH ITB)
-Program Sarjana Rekayasa Hayati-Program Sarjana Rekayasa Pertanian
-Program Sarjana Rekayasa Kehutanan
-Program Sarjana Teknologi Pasca Panen
2. Fakultas Teknologi Industri (FTI ITB)
-Program Sarjana Teknik Bioenergi dan Kemurgi-Program Sarjana Teknik Pangan
3. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL ITB)
-Program Sarjana Teknik dan Pengelolaan Sumberdaya Air-Program Pengelolaan Infrastruktur Air Bersih dan Sanitasi
4. Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM ITB)
-Program Sarjana Kewirausahaan5. Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTM ITB)
-Program Magister Metalurgi6. Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK ITB)
-Program Magister Arsitektur Lanskap7. Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI ITB)
-Program Studi Sistem Teknologi Informasi-Program Studi Teknik Informatika
8. Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD ITB)
-Program Studi Design Komunikasi Visual.Lihat Juga: ITB Sampaikan Duka Cita Atas Tewasnya Mahasiswa Fakultas Teknik Loncat dari Lantai 27 Apartemen
(nnz)